𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 √5

187K 10K 155
                                    

𓆩♡𓆪

Chapter 5 | Devil Whisper

***

Savanna memijat-mijat pelipisnya yang tidak lah sakit namun karna ingin menghilangkan ucapan Sion beberapa menit yang lalu di taman. 

Savanna berjalan disepanjang koridor lantai satu dengan terus mendumel. Mukanya udah asem banget. Biasanya cewek-cewek yang bertemu atau habis bertemu dengan Sion bakalan senyam-senyum sendiri. Namun tidak dengan Savanna. 

Kan sudah Savanna katakan cowok brengsek dengan sejuta pesonanya akan datang secara tiba-tiba. Memerangkapmu. Mempermainkanmu. Baru setelah itu kamu dihancurkan. Seperti itulah siklusnya. Savanna tidak ingin mengulangi yang telah terjadi di masa lalu. 

Savanna tidak tau apa rencana Sion yang menghampirinya. Yang jelas itu adalah buruk. Sangat buruk. Sion membawa bencana baginya. Bencana gunung meletus. Pertama gempa dulu baru setelah itu gunung berapi yang meletus mengeluarkan lavanya.

Seperti itulah nantinya saat berurusan dengan Sion. Savanna yakin berita bahwa Sion mendekatinya sewaktu di kantin akan menyebar bagaikan virus mematikan. Virus mematikan bagi para kaum hawa. Karna idola mereka telah direbut oleh cewek biasa saja.

Padahal disini yang salah adalah Sion sendiri. Sion yang datang menghampirinya. Bukan dirinya. Tidak ada terbesit ide untuk genit-genitan sama the most wanted boy. Lagian Savanna udah terlanjur membenci Sion. Ogah kali Savanna deket-deket sama peringai buruk.

Lalu sekarang harus bagaiman. Dirinya yang tadi tidak nyata dimata orang. Sekarang menjadi nyata. Hal yang Savanna takuti akhirnya muncul. Seharusnya dirinya tidak kentara dalam menunjukkan kebenciannya pada Sion. Hingga Sion tertarik. Tapi mau gimana lagi dong. Ngeliat Sion itu bawaannya benci terus. Mengingatkannya akan masa lalunya yang kejam.

Sekarang wajah Savanna akan banyak dilihat orang. Akan banyak orang mencemoohnya. Akan lebih banyak orang yang akan mengusik kehidupannya. Dan akan lebih dan lebih banyak masalah yang akan datang silir berganti. Savanna akan merindukan kehidupannya yang damai, jaya, sejahtera, nyaman, dan tentram.

Dan Savanna akan menghadapi kehidupan yang baru, nyata, sesungguhnya, dan kejam. Savanna akan selamanya meninggalkan zona nyamannya. Dirinya bagaikan cerita Alice yang masuk kedalam dunia wonderland. Dunia yang ajaib, aneh, indah, misterius, penuh dengan sensasi yang menegangkan, dan banyaknya masalah.

Tidak terasa. Savanna berjalan sambil melamunkan kehidupannya yang baru nanti. Dirinya sudah sampai di samping kelasnya. Savanna menatap plang yang tertempel menggantung di atas pintu yang bertulisan. Kelas 12A. Yang akan menjadi dunia Wonderland-nya.

Dikelas barunya itulah. Ia akan satu ruangan dengan Sion. Satu udara dengan Sion. Savanna akan banyak melihat wajah Sion, mendengar suaranya, tawanya, dan tingkahnya. Entahlah , apakah Savanna akan kuat dan tidak menampilkan kelemahannya. Karna setiap melihat Sion. Bersamaan dengan munculnya memori menyedihkan.

Percintaannya memang menyedihkan. Dulu, ia sangat bodoh mencintai cowok yang ia kira baik ternyata brengsek. Namun, kini, Savanna bukan dulu yang bodoh, polos, dan mudah dipermainkan. Justru semenjak itu, Savanna belajar dari masa lalunya. Bahwa jangan asal memberikan sebuah hati pada orang dengan mulut manis.

Sebuah bel masuk berdering. Yang artinya istirahat telah usai. Dan bel yang berbunyi itu awal kematiaannya akan datang. Savanna dengan langkah kaki yang berat. Melangkahkan kakinya masuk kedalam kelasnya. Ia langsung duduk di mejanya yang berada di barisan kedua dari depan. Savanna menyembunyikan wajahnyah dilipatan tangan yang berada di atas mejanya.

SION ✓ [Rewrite]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang