4 cm : Bertemu Dengannya

16.1K 2.1K 650
                                    

Can I hug you?

—————

Sambil cengo, aku duduk membentuk bundar dengan meja di tengah. Banyak orang yang menang undian icip-icip masakan Tirta. Aku jadi bingung, makanya dari tadi cuma bisa melongo.

Jadi tadi, Bu Lidya memberi tahu soal undian itu. Undian hasil kocokan acara tersebut. Semua nama karyawan ada di sana-sampai ke manager dan supervisor pun sampai kena. Tapi sayangnya yang dapat cuma aku dan Yati. Serta dari kalangan daftar tamu penonton berjumlah delapan. Tambah dua orang, yaitu aku dan Yati, berarti jadi sepuluh.

Ditanya semangat atau nggak, pasti semangat. Tapi aku seolah jadi orang paling bodoh di meja ini. Yang lain pada nyengir, haha-hihi, belingsatan, akunya cuma duduk sambil mikir ucapan apa yang pantas untuk Tirta nanti. Sapaan kah? Aduh! Kalau sapaan, bisa-bisa dia ilfil dan memilih lari karena lihat keanehanku.

No. Jangan sampai.

Kuletakkan kepalaku di antara lekukan tangan. Masih berpikir. Bahkan Yati tak kupedulikan. Dia sibuk dengan aktivitas instagramnya karena sebenarnya kami memang sedang nunggu Tirta ke sini dengan timnya membawa makanan.

"Ajegileeee!" pekik Yati membuat semua orang di meja bundar langsung tergerak untuk memperhatikan Yati.

Aku berdecak. Masih pusing dengan ucapan nanti, Yati malah memberhentikan pikiranku.

"Apa sih?" bisikku mendekatinya.

Yati masih sport jantung mungkin. Dan ini bisa jadi gara-gara Radit. Dasar cowok tengil!

"Chef ganteng!" Yati menelusuri ponsel, lalu dengan cepat ia memberikannya padaku.

Wajahnya kaget bercampur biasa. Sedangkan aku merasa biasa saja sebelum mendapati seorang pria dengan kemeja, ada di layar ponsel flat Yati.

 Sedangkan aku merasa biasa saja sebelum mendapati seorang pria dengan kemeja, ada di layar ponsel flat Yati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Biasa aja ah, Yat."

Meski ganteng, sih. Serius.

Seolah bingung, Yati kembali melirik ponsel. "Aduh, bukan ini!"

Ia kembali menaik-turunkan jari. Seolah tak mau kehilangan satu foto pun.

"Nah! Ini!" Tunjuknya padaku seorang lelaki yang tengah tersenyum ke arah kamera.

Ayolah, Pelangi. Kamu juga bisa kok kalau cuma foto seperti itu! Hanya foto berdua seperti sepasang kekasih, semua orang juga bisa!

Aku menatap foto Tirta, juga Ara.

Aku menatap foto Tirta, juga Ara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rainbow PastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang