030

294 41 2
                                    

Di jalan mau balik ke rumah sakit Wonwoo ama Dino ngobrol-ngobrol, padahal tempat makannya ga jauh dari rumah sakit. Tapi mereka naik mobil.

"Bang?" Tanya Dino

Wonwoo noleh ke arah Dino, "Hm? Kenapa??"

"Lo gapapa sama kak Mina?"

"Emang gue kenapa sama dia?"

"Hngg, enggak. Gue kan tanya jawab aja sih."

"Gue nggak kenapa-napa sama Mina."

"Tapi menurut gue tuh ya, sifatnya kak Mina ke elo udah beda gitu."

"Mmmm, gue juga ngerasa gitu." Kata Wonwoo, matanya fokus ke jalan.

Mereka berdua udah masuk pelataran parkir rumah sakit

"Mau ngobrol dulu atau langsung masuk bang?"

"Disini dulu aja Din, gue pengen curhat." Wonwoo celingak-celinguk cari space parkir yang kosong.

"Eh itu bang disitu tuh kosong." Dino berujar sambil nunjuk tempat parkir yang kosong.

Yaudah abis itu Wonwoo langsung markirin mobilnya di tempat yang dimaksut Dino.

Mereka ga langsung turun, seperti yang dibilang Wonwoo tadi dia pengen curhat.

Bisa sih dibilang sinting soalnya dia curhat sama Dino. Tapi ya gimana ya, mak comblangnya Mina sama Wonwoo kan Dino. Jadi bisa dibilang perjalanan cintanya Wonwoo ga bakal mulus sama Mina kalau bukan karna Dino.

Eaa

Apaseh.

"Jadi gimana, kak?" Tanya Dino

"Gimana apanya dah?"

"Lo ama kak Mina?"

"Gatau da, gua pusing sama jalan pikirannya."

"Gimana-gimana? Lo cerita jangan setengah-setengah emang gua ki joko bodo bisa menerawang isi hati lo??"

"Mina yang sekarang beda sama yang dulu gue kenal."

"Beda? Maksutnya??"

"Ckkk, Mina yang dulu ga seperti ini."

"Tiap orang juga bisa berubah kali bang. Emang cuma ultraman doang yang berubah?"

"Terserah apa kata lo."

"Terus lo mau gimana? Lanjut, break, atau mau putus?"

"Nggak tau." Ujar Wonwoo.

Dino ngangkat alisnya.

"Gue nggak bisa ngasih kepastian."

[2] pretending Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang