Gadis berambut panjang, yang sebagian dari rambutnya dikucir, sedang menyeruput es latte yang dibelinya di warung kopi pinggiran kota Barcelona ini.
Udara dingin musim gugur, tak menghalanginya untuk bisa menikmati es latte favoritnya. Lagipula, tidak ada ketetapan di dunia ini yang mengharuskan apabila cuacanya dingin harus minum yang hangat-hangat, begitu pun sebaliknya.
Namun, teman jalan gadis yang mengenakan sweater berlipat-lipat dan jaket berbulu ini menegurnya. "Move on dong dari latte-nya Lun," kata Katrin merampas minuman yang diteguk Luna.
Luna merengut melihat latte yang tadi masih di tangannya sudah berpindah ke tangan cewek blasteran Spanyol-Indo ini. "Kat, please don't disturb me," mohon Luna menampilkan wajah kucingnya yang memelas.
Katrin tersenyum heran melihat teman seperjuangannya ini. "Gue ganggu apa emangnya?"
Luna merampas minuman es latte itu lagi dari Katrin. "Lo ganggu gue menikmati my favorite thing in the world."
Katrin menempelkan telapak tangannya tepat di jidat milik Luna.
"Lo nggak sakit kan? Sejak kapan lo sok puitis kaya gini?" tanyanya.
"Sejak—"
Kalimat Luna terpotong oleh perkataan seseorang di belakang Luna dan Katrin.
"Sejak saya menghilang tanpa kabar kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERMINABLE
Teen Fiction"Saya sudah lelah menunggu. Tapi kenapa saat kata menyerah itu sudah tergenggam, ingatan tentang kamu malah datang mengganggu?" Aluna Clementine, si gadis polos yang terbukti belum pernah tersentuh oleh kata cinta yang diberikan oleh sang pangeran k...