5. Heksa Receh

51 6 1
                                    

Sorry I had accidentally touched your hand. But girl, thanks, I'm glad.

"Lunaaa!"

Seseorang dari belakang memanggil Luna yang berjalan bersama Anes dengan suara teriakan yang memecah keributan di kantin waktu istirahat pertama ini.

"Sori." Ia mengatupkan kedua tangannya, dan meminta maaf kepada orang-orang yang masih sempat meliriknya karena merasa terganggu.

Luna dan Anes sebenarnya tadi sudah berbalik, namun karena tak mau buat jalanan kantin yang sempit jadi semakin sesak, jadinya mereka berdua menduduki tempat duduk yang kosong dulu. Sebelum direbut orang.

"Parah lo berdua ngacangin gue mulu." Ia duduk di bangku panjang menghadap ke arah Luna dan Anes.

"Abisnya lo heboh banget Kay," kata Anes jutek. Kemudian tangannya melambai di udara memanggil seseorang.

"Mba!"

Tiba-tiba Kayla menggebrak meja, menyadarkan Luna yang sedari duduk tadi, memandang ke depan dengan tatapan kosong.

"Apa-an sih, ini bukan meja nenek lo," sewot Anes duluan.

"Sibuk." Kayla berdecih.

Luna pun angkat bicara. "Kenapa sih Kay?"

Tangan Kayla menggenggam tangan Luna di atas meja, seperti ingin meminta penjelasan atau menjelaskan sesuatu. "Coba jelasin ke gue gimana ceritanya lo bisa di rumah Jere kemarin."

Luna memutar bola matanya, malas karena ini bukanlah sesuatu yang wajib dihebohkan. Kecuali kalau Kayla bertanya, "Gimana sih caranya ngerjain tugas Fisika ini?" Pasti dengan senang hati Luna menjawabnya.

"Pesen apa Dek?" Mba-mba penjual makanan nomor 7 di kantin ini datang memenuhi panggilan Anes.

"Kita pesen dulu ya Kay, gue udah laper," kata Luna menepuk perutnya, membuat bibir Kayla mengerucut.

"Saya soto mie pake nasi ya Mba, sama es teh manis," pesan Anes.

"Saya juga," sambung Luna. "Lo Kay?"

Kayla mengambil daftar menu yang dibawa si mba, lalu membacanya.

"Mmm, gue sama aja deh." Setelah membaca satu menit, akhirnya pilihannya sama juga.

"Ck, buat lama aja sih lo Kay," ketus Anes.

"Ye, suka gue dong. Makasih Mba." Kayla menjulurkan lidahnya ke Anes, lalu setelah itu ia membalikkan daftar menunya.

"Soto mie pake nasi tiga, es teh manisnya tiga. Ditunggu ya Dek." Mba tadi membacakan pesanannya, lalu kembali ke konternya.

Setelah mba tadi berlalu, Kayla kembali mengintimidasi Luna. "Luna, jawab dong. Kita kan temen sih," pinta Kayla dengan wajah sok imut.

Luna akhirnya luluh, dan menceritakan semuanya secara jujur, rinci dan terbuka kepada Kayla sekaligus kepada Anes yang di kelas tadi ceritanya belum selesai.

"Ya ampun temen gue ini kasihan banget sih," respon Kayla setelah mendengar cerita dari Luna.

"Oh ya, btw pas lo jatoh itu nggak ada yang luka atau memar gitu kan Lun?" tanya Anes—yang duduk di samping Luna, sambil mengecek tangan, punggung serta kaki Luna.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INTERMINABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang