Julie's POV
"Kau yakin tidak mau di jemput?" Tanya Ash sambil memperhatikanku melahap sarapanku. Aku hanya menatapnya bingung.
"Aku tidak akan lama" Aku bangun dari dudukku dan membersihkan bekas makanku dan membawanya ke wastafel. Ash yang duduk disebrangku masih memperhatikanku, ugh, kadang aku benci jika harus di tatap olehnya.
"Hmm, baiklah." Ia mengangguk sambil menyeruput kopinya.
"Tapi besok kau harus menjemputku, okay?" Aku memutar tubuhku sambil menaikkan alisku menatapnya.
"Tentu saja, no need to ask" Aku mengeringkan tanganku dengan kain dan berjalan kearah Ash dan mencium pipinya. "Aku pergi!"
Saat berada dipintu depan rumah, aku menghirup udara segar pagi ini. Kurasa hari ini akan cerah, pikirku. Aku menuruni anak tangga diteras rumahku dan menyapa Mr.Hemmings yang sedang memasukkan surat kedalam kotak surat rumahku.
"Selamat pagi Mr. Hemmings, surat lagi, eh?" Aku tersenyum seraya berjalan ke arahnya.
"Selamat pagi, Julie. Ah ya, sepertinya aku bisa memberikan surat ini langsung padamu" Ia terkekeh lalu mengambil surat yang berada didalam kotak suratku dan memberikannya padaku.
"Terima kasih Mr.Hemmings, aku akan memberikan surat ini kepada Ashton. Semoga harimu menyenangkan!" Aku berseru sambil tersenyum lebar dan kembali masuk kedalam rumah. Kudengar dari belakang Mr.Hemmings sudah menyalakan mobilnya dan menjauhi halaman rumahku.
"Ash ada surat" Aku langsung memberikan kepada Ashton yang ternyata sudah berada diruang tamu bersiap-siap untuk berangkat kekantor.
"Oh terima kasih, kau bisa saja membacanya langsung tanpa harus memberitauku dulu" Ia membuka amplop dari surat itu.
"Ah aku tidak punya waktu untuk itu" Aku langsung meninggalkan rumah dan berjalan ke bus stop. Cukup jauh bagiku untuk sampai di pemberhentian bus, tapi karena udara pagi ini cukup segar kurasa bisa kuanggap sebagai olahraga.
Diperjalanan aku melihat Calum yang sedang mengeluarkan sepedanya dari halaman rumahnya. Well, rumahku dan rumah Calum memang tidak begitu jauh, hanya berbeda beberapa blok.
"Hey, librarian girl." Sapanya sambil terkekeh. Aku cemberut lalu tersenyum.
"Kurasa itu sebuah pujian?" Ia tertawa sambil menggaruk tengkuknya yang kurasa tidak gatal?
"Aku memang memujimu" Aku menyelipkan rambutku kebelakang telingaku. "Terima kasih Mr.Hood"
"Ah ya, Hamlet" Ia menjatuhkan sepedanya dan masuk ke dalam rumahnya tapi aku menahan tangannya.
"Tidak perlu, Cal. Kau bisa menyimpannya" Ia memutar tubuhnya.
"Benarkah? Ma..maksudku, bukankah itu novel favoritmu?" Ia menaikan satu alisnya.
"Memang, tapi jika kau menyukai alur ceritanya, kau bisa menyimpannya. Aku tidak keberatan" Aku mengedikkan bahu lalu tersenyum. "Lagi pula aku baru saja akan ke toko buku untuk membeli novel, lagi" Kataku menekankan kata lagi.
"Kalau begitu, aku akan menyarankanmu untuk membaca Othello!"
"Aku sudah membacanya"
"Bagaimana dengan Titus Andronicus?"
"Aku bahkan sudah memberikan buku itu kepada tetanggaku 3 tahun lalu" Ya ampun, lihatlah wajah seorang Calum Hood yang mulai kikuk karena kehabisan ide.
"Hmmm kalau begitu kau harus membaca As You Like It!"
"Noted. Aku belum membacanya haha, mungkin aku akan mencari buku itu saat sampai diperpustakaan kota" Aku tersenyum. "See you, Cal"
KAMU SEDANG MEMBACA
Helpless .lrh
Fanfiction"I'm sick! I'm helpless and you cant save me, Julie. No one can" -Luke Hemmings