To

7.4K 1K 182
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

You Belong To Me
.
.
.
.
.

"Kau meninggalkan Woo Hyun sendirian?"

Seong Woo baru saja menutup pintu dan langsung menoleh ke dalam karena mendengar pertanyaan bernada kesal itu.

"Woo Hyun sudah tidur dan ada baby sitter yang menjaganya." Ucap Seong Woo sambil menaruh laptopnya dan beberapa map yang ia bawa.

Beruntung Seong Woo tidur selama di pesawat jadi kini saat Daniel menyuruhnya meeting ia tidak merasa lelah. Padahal ini sudah menunjuk pukul 12 dan pertemuan dengan para investor jam 10 pagi besok, tapi mereka harus mengevaluasi ulang presentasi yang sudah dibuat Seong Woo.

"Kita bisa bicara santai. Ini bukan jam kantor."

Daniel sedikit acuh mengatakannya. Seong Woo tak percaya akhirnya ia bisa bersama Daniel diluar jam kerja. Seong Woo menunggu saat-saat ini, ia mengulas senyumnya yang selalu ia tahan selama ini.

Namun itu bukan pertanda baik bagi Daniel yang meliriknya sekilas lalu membuang pandangannya ke arah jendela. Debaran jantungnya tak pernah bisa tertahan, dulu dan sekarang tidak ada yang berubah pada dirinya setiap memandang wajah Seong Woo.

"Jangan menatapku seperti itu. Kau perlu tahu melupakanmu bukan hal yang mudah." Ucap Daniel.

"Kau sudah melupakanku?"

"Tidak."

Daniel menyerah. Pertanda dia akan semakin gila saat ia sudah membuka sesi ini. Dimana kini matanya membalas tatapan yang sudah ia rindukan.

"Tidak akan pernah bisa."

~ ~ ~ ~ ~


Bruk!

Ciuman mereka tidak pernah berhenti dari 30 menit yang lalu. Bahkan kini mereka saling bergelut di ranjang hotel itu. Mereka meninggalkan laptop yang masih menyala dan beberapa berkas-berkas yang sudah keluar dari map.

Rindu memang berat dan itu yang kini mereka rasakan. Bahwa terlepas dari hasrat bercinta mereka, namun hati mereka pula yang tidak akan pernah bisa berpaling. Perpisahan sebaik apapun, tak berguna jika rasa rindu sudah melebihi rasa cinta yang ingin mereka hapus.

Daniel melepas ciumannya dan Seong Woo mengambil nafas sebanyak mungkin sambil mendongak. Senyumnya terulas begitu sempurna ketika matanya menatap wajah Daniel yang berada di atasnya.

"Kenapa kau tidak bilang ini sejak awal?" Tanya Daniel sambil menempelkan kening mereka.

Seong Woo hanya terdiam. Ia sudah menyadari kalau seluruhnya adalah kesalahannya dan keadaan seperti ini semua karena pilihannya yang salah. Termaksud Woo Hyun yang juga menjadi korban disini.

"Kau sudah mengetahuinya?" Tanya Seong Woo dan Daniel mengangguk pasti.

"Ya. Dan aku marah padamu."

Seong Woo menunduk berharap air matanya tak menetes tapi malah mudah sekali menetes. Namun Daniel malah mengecup kedua kelopak mata Seong Woo. Seong Woo kembali mendongak dan menatap Daniel lagi.

"Kau harus mendapat hukuman." Bisik Daniel membuat getaran yang dulu pernah ia rasakan kini terasa lagi dan ia menyukainya.

"Biar aku jelaskan dulu Daniel." Seong Woo menahan Daniel yang hendak menciumnya lagi.

"Aku sudah tahu semua. Aku bisa lebih marah jika kau mengatakannya lagi."

"Tapi kau harus mendengarnya..."

You Belong To Me (ONGNIEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang