1

22.2K 630 1
                                    


Pagi hari yang cerah, hari yang bagus untuk memulai tahun pelajaran baru. Namun, masih ada seorang remaja yang masih terlelap di alam mimpinya. Cahaya matahari mulai menyelusup jendela kamarnya, hal itu membuat dirinya membuka matanya perlahan-lahan. Saat menengok jam di atas nakas, tenyata sudah menunjukkan pukul 06.30.

"Huwaaa, gue kesiangan," teriaknya dari dalam kamarnya, hal itu membuat seorang wanita paruh baya yang ada di dapur langsung naik ke atas kamarnya.

"Hera masih pagi kok teriak-teriak?"

"Bunda kenapa gak bangunin aku, kan aku jadi kesiangan. Hari ini kan hari terakhir aku masa MOS" teriaknya lagi sambil berlari ke dalam kamar mandi.

"Kamu itu, bunda udah bangunin kamu dari tadi tapi kamu gak bangun-bangun" omel bunda Hera. Setelah 20 menit digunakannya, Hera langsung turun dengan terburu-buru. Hera menyambar tas nya dan memakai sepatu, sarapan sekarang bukanlah hal penting baginya karna dia pasti sudah terlambat.

"Bun, aku berangkat, assalamualaikum" teriaknya dari luar.

"Waalaikumsalam, kamu gak sarapan dulu Ra?" Tanya bundanya, namun tak ada jawaban. Bundanya hanya dapat menggeleng kepala melihat tingkah anaknya.

***

Gadis bername tag Hera Aurora baru saja turun sampai di depan gerbang sekolahnya yaitu SMA Bintang, saat melihat gerbangnya sudah ditutup, pupus sudah harapannya. Hera hanya pasrah menunggu seniornya datang dan mendapatkan hukuman karna telah terlambat, salahnya sendiri tadi malam tidak menyalakan alarm.

Hera aurora gadis cantik, pintar, dan baik ini sekarang adalah murid baru di SMA Bintang. Hera gadis yang tidak menyukai hidup serba glamour, meski dari keluarga yang tercukupi namun tak membuatnya bersikap sombong. Tidak lama kemudian terdengar suara langkah kaki seseorang, Hera langsung berdiri ketika melihat seniornya yang tinggi, mempunyai alis tebal dan sorot mata yang tajam menggunakan baju almamater osis. Kok ganteng banget ya kakaknya, boleh di bawa pulang gak ya, pikiran Hera, Eh kok gue jadi mikir gitu sih. Tanpa disadari ternyata dari tadi Hera mengamatinya terus.

"Ekhem" deheman seseorang membuat kesadaran Hera kembali.

"Eh.. i iya kak" kok gue jadi salting sih, batin Hera merutuki kesalahannya.

"Kamu anak baru?" tanyanya, Hera kemudia mengangguk, "terus kenapa telat?" sambungnya. "Em... ta..tadi bangun kesiangan kak" jawab Hera masih dengan nada gugup.

"Sebagai hukumannya sekarang lo lari lapangan basket 15 kali" perintahnya. Hal itu membuat Hera kaget dan memelototkan matanya, "15 kali kak? Gak salah ya, aku kan cewek kok disuruh lari lapangan basket 15 kali? Dan juga bukannya aku sekarang harus ikut kegiatan MOS, ini kan hari terakhirnya nanti kalau dimarahi sama panitia nya gimana?" elak Hera agar terhindar dari hukuman.

"Gue ketua panitianya. Jadi kalau lo gak mau sekarang nanti juga bisa, tapi ditambah 5 putaran jadi 20 kali putaran" tandasnya, dan hal itu membuat Hera hanya bisa pasrah. Lalu Hera mulai berlari dengan diawasi oleh kakak kelasnya tadi di pinggir lapangan. Ganteng sih ganteng, tapi kok gak punya perasaan itu cowok, nyesel tadi gue muji-muji dia, batin Hera.

***

Hai ini cerita pertama aku, maaf kalo jelek, aku masih penulis amatiran.

Jangan lupa vote ya...

See you next part

KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang