8

8.6K 355 7
                                    


Happy reading 💞

Typo bertebaran🍃

Teetttt

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, namun Hera masih melamun memikirkan tentang Andra yang ada di UKS saat ia bangun tadi. Chika, Kinar, Rana dan Rena menghampiri Hera, namun hal itu tidak juga membuat Hera sadar.

"WOY, RA!!" teriak Chika tepat di telinga Hera karena gemas dari tadi tidak direspon.

"Eh anjir kuping gue," ucap Hera sambil mengusap-usap telinganya yang berdengung karena teriakan Chika.

"Peace, deh Ra. Salah sendiri dari tadi melamun aja sih, dipanggil-panggil ngak sadar juga," jawab Chika nyengir sambil membentuk huruf 'V' di tangannya.

"Emang ngelamunin apa sih Ra, kok kayaknya sampe serius banget?" tanya Rana penasaran.

"Eh, emm... gak ngelamunin apa-apa kok," jawab Hera gugup takut ketahuan jika sedang memikirkan Andra yang ada di UKS saat ia bangun.

"Gak usah bohong Ra," ucap Rena memicingkan matanya merasa curiga dengan Hera.

Aduh mati gue, kalau mereka tahu gimana, rutuk Hera.

"Iya Ra, ga usah bohong cerita sama kita, tenang aja kita kan sahabat lo jadi gak bakal kok nyebarin hal yang privasi buat lo ke orang lain," kata Kinar bijak.

"Eh tumben bu Kinar bijak kayak Mario Kinar, udah ganti profesi ya buk," ucap Chika.

"Elah diem aja lo, ga usah ganti-ganti nama gue, ngrusak suasana aja lo," jawab Kinar dengan malas.

"Udah-udah back to the topic, gimana Ra?" tanya Rena.

"Emm, ta... tadi kenapa ada kak Andra di UKS waktu gue bangun?" ucap Hera gugup.

"What the hell, kak Andra di sini Ra? Ngapain coba, ya ampun beruntung banget sih lo, tahu gitu mending tadi gue aja deh yang kena bola, trus pingsan dan di gendong kak Andra sampe ke UKS," cerocos Rana.

Hera kaget tentunya karena baru tahu jika yang menggendongnya ke UKS adalah kak Andra. "Kok kak Andra gendong gue?" tanya Hera ke teman-temannya.

"Ya soalnya tadi yang ngelempar bola kan kak Andra jadi otomatis dia yang gendong lo ke sini," jawab Kinar.

"Gila, kak Andra bener-bener gentleman, mau dong Ra ada di posisi lo, jadi cewek pertama yang di gendong kak Andra di sekolah ini," ucap Chika dengan mata yang berbinar.

"Ha??! Cewek pertama maksudnya?" tanya Hera bingung.

"Gini lo Ra, di sini kan kak Andra terkenal dengan ice prince , dia bener-bener dingin sama yang namanya cewek, tapi ke temannya yang laki-laki juga sama sih. Dan baru terhitung hari ini lo jadi yang pertama kali di gendong yang artinya kak Andra udah punya rasa kasihan buat cewek," jelas Rena dengan satu kali tarikan napas.

"Udah-udah mending sekarang kita pulang, gue udah dijemput soalnya," ajak Rana.

"Kalo lo udah dijemput otomatis gue juga dong," sambar Rena.

"Sama aja juga," balas Rana dengan nada malas.

"Gak bisa gitu dong, kan harus nya bilangnya itu 'gue sama Rena udah dijemput' gitu bukannya malah bilang...." ucapan Rena terhenti karena mulutnya diberi permen oleh Rana.

"Bisa diem gak? Gak usah banyak bacot," jelas Rana dengan mata yang tajam, Rena yang ditatap sepeti itu langsung diam dan menikmati permen.

"Yuk Ra, gue bantu," ajak Chika.

Hera dan yang lainnya segera keluar dari ruang UKS, di koridor hanya tinggal beberapa anak-anak saja karena sebagian besar sudah pulang semua. Tinggal beberapa anak-anak yang mengikuti beberapa ekskul yang masih ada di sekolah. Sampai di gerbang, ternyata mereka sudah dijemput semua, kecuali Hera dan Kinar karena mereka naik angkutan umum.

"Kita duluan ya, bye" ucap Rana sambil melambaikan tangannya ke arah Hera dan Kinar.

"Iya," ucap Hera dan Kinar bersamaan. Setelah itu mereka berjalan ke halte yang tidak jauh dari sekolah mereka. Sambil menunggu mereka mengobrolkan banyak hal. Hingga sebuah angkutan berhenti dan mereka naik bersama. Angkutan itu berhenti di depan sebuah minimatket dan Hera segera beranjak turun.

"Duluan ya Nar," ucap Hera sambil berlalu.

Karena haus, Hera memutuskan untuk mampir ke minimarket untuk membeli minum. Langkahnya terhenti di samping motor ninja berwana hijau, tatapan matanya entah mengartikan apa. Gak mungkin ini motornya, mungkin orang lain dengan motor yang sama, batin Hera melawan pikirannya. Hera masuk ke minimarket dan menuju ke rak berisi snack dan minuman.

Mengambil salah satu minuman, kemudian beranjak pergi namun lagi-lagi langkahnya berhenti saat melihat seorang laki-laki yang menggunakan jaket dan celana panjang berada tepat di depannya. Matanya mulai terasa panas saat melihat laki-laki tersebut. Sadar jika sedang diamati, orang tersebut menghadapkan dirinya ke Hera.

"Rara..." ucapnya lirih dengan perasaan terkejut.

Hera tak langsung menjawab, ia hanya diam mematung dan berusaha agar air matanya tidak terjatuh di depan orang tersebut. Laki-laki di depannya mencoba memaksakan senyumnya meskipun ekspresi terkejut masih tercetak jelas di wajahnya. Keheningan menyapa mereka, tak ada yang mencoba memecahkan keadaan tersebut hingga suara laki-laki tersebut yang memecahkannya.

"Gimana kabar kamu Ra, udah lama gak ketemu," ucapnya canggung.

"Kakak mau jawaban yang jujur atau bohong?" jawab Hera dengan nada suara yang bergetar, dan yang ditanya hanya diam mematung.

"Kalau jawaban bohong aku baik-baik aja, bahkan lebih baik setelah gak ada kakak," ucap Hera masih dengan nada suara yang bergetar, "kalau jawaban jujur, aku gak baik-baik aja kak semenjak kakak ninggalin aku," sambungnya dengan menundukkan kepala.

Laki-laki tersebut hanya diam, di balik tatapannya ada rasa penyesalan yang mendalam setelah meninggalkan gadisnya. Tunggu, masih pantas kah dibilang gadisnya setelah apa yang ia lakukan terhadap Hera.

"Gimana keadaan kakak, mungkin lebih baik setelah gak ada aku ya," ucap Hera dengan nada sinis, karena amarah yang selama ini ia pendam sudah ingin ia luapkan.

"Ra, maaf," ucap laki-laki tersebut lirih dan menundukkan kepalanya. Ia merasa tak pantas masih bisa berhadapan dengan orang yang selama ini ia sayang namun malah ia sakiti.

"Tenang aja kak udah aku maafin sebelum kakak minta maaf," jelas Hera yang membuat laki-laki di depannya tersenyum, "tapi Hera minta kakak jangan nemuin Hera lagi, hari ini adalah pertemuan terakhir kita," sambungnya lagi, hal itu membuat laki-laki tersebut mematung terdiam.

"Hera pamit ya kak," ucap Hera sambil berlalu menuju ke kasir untuk membayar kemudian segera keluar dari minimarket. Beberapa orang menatap Hera karena ia terlihat habis menangis setelah keluar dari minimarket.

Laki-laki tersebut masih terdiam mematung, mencoba mencerna ucapan Hera dan pertemuan singkat mereka. Yang dulu terlihat dekat, seiring berjalannya mereka seperti orang asing.

"Meskipun kamu minta aku menjauh, aku gak bakal pernah mau. Aku mau ambil milik aku yang dulu pernah aku lepas lagi. Aku gak akan biarin kamu pergi, karena kamu hanya milik aku," ucap laki-laki tersebut dengan penekanan di setiap kata, kemudian berlalu pergi menggunakan motor ninja hijau yang terparkir di depan minimarket.

***

Haloooooo....

Aku balek lagi😁

Maaf banyak typo, moga suka sama cerita aku yang abal-abal😅

See you next part😌✋

KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang