14

7.5K 357 15
                                    


Please jangan jadi silent riders👌

Happy reading💞

Typo bertebaran🍃


Rintik-rintik hujan menemani keheningan yang terjadi di mobil tersebut, di dalamnya hanya ada Rendi dan Hera. Rendi yang bingung mencari topik untuk dibahas sedangkan Hera yang sedikit gugup dengan Rendi, karena dia adalah kakak kelasnya. Dan tak dipungkiri terbesit sedikit rasa takut masalah kembali datang, lagi.

"Ehm, Ra..." ucap Rendi.

"Iya, kenapa kak?" tanya Hera.

"Lo masih inget sama.... janji lo gak?" tanya Rendi gugup.

"Janji yang mana, ya kak?" heran Hera merasa tak pernah membuat janji dengan Rendi.

"Oh, ehmm
... yaudah kalau gak inget," balas Rendi dengan menyembunyikan nada kecewanya.

"Eh, sorry kak, gue bener-bener gak inget, bisa di jelas in aja gak biar gue juga gak merasa bersalah," ujar Hera.

"Yang waktu itu, katanya minggu lo mau... jalan sama gue, jadi gak?" ucap Rendi ragu. Sementara Hera yang baru ingat merasa bersalah karena sepertinya minggu itu ia akan pergi jalan-jalan bersama teman-temannya.

"Kalau gak bisa juga gak papa kok Ra," seru Rendi menangkap raut wajah Hera.

"Ehm, bukan gitu kak. Sebelumnya gue minta maaf karena lupa, gue usaha in bisa kok, minggu besok kan?" balas Hera.

"Beneran?" seru Rendi dengan raut wajah seperti menang lotre, dan hanya dibalas Hera dengan anggukan.

"Oke, besok gue jemput ya jam 9 pagi," ucap Rendi.

"Siap kak," balas Hera.

Tak lama mobil tesebut sampai di depan gerbang rumah Hera, tak lupa Hera mengucapkan terima kasih seraya masuk ke dalam rumahnya.

"Assalamualaikum," ucap Hera memasuki rumahnya menuju ke arah dapur karena sudah pasti bundanya ada di sana.

"Waalaikumsalam," balas bunda Hera dari arah dapur. "Kok baru pulang sayang," tanya bunda.

"Iya bun, tadi bang Bara gak bisa jemput yaudah Hera nunggu lama, trus ada kakak kelas Hera yang mau anterin Hera, kalau gak ada mungkin Hera masih ada di halte nunggu kendaraan umum datang," gerutu Hera.

"Loh, kenapa abang gak bisa jemput?" heran bunda.

"Katanya nganterin kak Rina ke Bandung ada acara keluarga," ucap Hera, bundanya hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Ehm, bun," panggil Hera gugup.

"Iya kenapa Ra," balas bunda.

"Emang kalau udah punya orang yang kita sayang itu, orang itu harus jadi prioritas ya?" tanya Hera.

"Yah, tergantung sama orang yang menyayanginya, kalau dia sayang banget ya mungkin dia akan memprioritaskan orang tersebut," jawab bunda.

"Termasuk mengabaikan.... adiknya sendiri ya?" tanya Hera dengan raut wajah kecewa. Bunda yang baru menyadari kemana arah pembicaraan tersebut segera menghampiri Hera yang berada di meja makan dan merangkul bahunya.

"Abang gak mengabaikan kamu kok, mungkin acara keluarga itu penting jadi abang nganterin kak Rina dulu," ujar bunda.

"Iya, Hera ngerti kok bun," ucap Hera disertai senyuman. "Hera ke kamar dulu ya bun, mau ganti baju," sambungnya seraya beranjak menuju ke kamarnya yang ada di lantai 2.

Hera segera mengganti bajunya dengan baju rumahan dan merebahkan diri ke queen-sizenya. Hera merasa kecewa dengan abangnya, karena menurutnya ia selalu diakhirkan jika menyangkut Rina, pacar kakaknya. Ia merasa tidak berarti, namun semua pemikiran negatif itu langsung ditepisnya ketika mengingat nasihat bundanya.

KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang