Hari ini hari yang sangat membosankan bagi Fara.
Di dalam kelas dengan pelajaran 3 jam kosong rasanya sangat membosankan.
Teman – temannya di kelas banyak yang sibuk dengan pekerjaan mereka masing – masing. 3 jam ini pelajaran terakhir Fara yang seharusnya diisi oleh pelajaran Fisika.
Bagi para kaum laki – laki mereka terpecah menjadi beberapa kelompok.
Kelompok pertama berkumpul di pojok kiri kelas menonton video – video yang senonoh.
Di kelompok kedua berkumpul di pojok kanan untuk bermain tahu gejrot.
Dan di kelompok lainnya ada yang tidur, lari – larian, main bola pakai kertas, joget – joget setel musik, main hp, main gitar, jahilin teman dan masih banyak lagi.
Sedangkan untuk para kaum perempuan mereka juga terpecah menjadi beberapa kelompok.
Ada yang main salon – salonan, curhat, main hp, selfie – selfie, bikin Vlog atau video gak berfaedah, bikin boomerang, nyanyi – nyanyi lagu yang galau layaknya paduan suara, ketawa – ketawa, gibahin orang, tidur, ada yang makan, jahilin teman, main gitar, ke toilet berjamaah, ada pula yang gabut.
Seperti Fara ia termaksud katagori Gabut. Walaupun di kelas AC menyala, Wi-fi pun menyala namun tetap saja kosong suasana hati Fara.
Sifa dan Caca termaksud dalam katagori pergi ke toilet berjamaah. Padahal disana kerjaannya pipis, cuci muka, beresin rambut dan seragam, dandan dan yang utama gibahin orang.
Awalnya Fara diajak namun ia menolak, ia fikir di kelas akan lebih seru ternyata yah begitu.
Sedangkan Adara ia sedang tidur di pojokkan Fara pun tidak tega untuk membangunkannya oleh sebab itu Fara tidak mempunyai teman di kelas.
Fara memutuskan untuk keluar kelas saja. Ia bertengger di balkon depan kelasnya, pandangannya jatuh kearah lapangan yang dipenuhi kelas 12 IPA-1 sedang pelajaran Olahraga.
Materi mereka kali ini bermain bola basket.
Seukiran senyum mengembang di bibirnya saat melihat cowok berseragam olahraga yang sedang mendribbel bola basket dan memasukkannya ke dalam ring dengan sempurna, menciptakan tepukan meriah dari teman – temannya.
Tiba – tiba cowok yang dari tadi di pandangi oleh Fara mendongakkan kepalanya tepat kearah Fara, hingga mata mereka saling bertemu.
Dan cowok yang bernama Gilang itulah yang memutuskan kontak mata mereka.
Fara dengan cepat membalikkan tubuhnya dengan perasaan bahagia ia menuju kelasnya dihiasi senyuman manisnya yang terus saja mengembang.
"Lo kenapa senyum – senyum kayak begitu Far? Kesambet setan apaan lo Far?" tanya salah satu teman Fara. Namanya Ode namun sering di panggil Tompel.
Fara menoleh kearah temannya itu.
"Tanyakan saja pada rumput yang bergoyang!"
jawab Fara asal lalu menuju kursinya dan menempelkan earphone di kedua telinga menyetel lagu favoritenya sambil menenggelamkan kepalanya di bawah lipatan kedua tangannya di atas meja.
'Yallah mimpi apaan sih gue? Pagi – pagi udah kontakkan mata aja sama si Makhluk Ess itu' batin Fara.
***
Sepertinya sebentar lagi langit akan menangis. Langit pun mulai menggelap. Awan mulai berkumpul kesatu sisi dan menggumpal berubah warna menjadi hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVINDRA
Fiksi RemajaAku tidak tahu harus memulai darimana. Intinya, tuhan tau seberapa keras seseorang berjuang pasti akan dapat hasil yang memuaskan. Tapi, mengapa aku tidak meraih keberhasilan itu? Don't coppy my story, please!!! p.s : ada beberapa part diprivate ac...