17 tahun

410 28 12
                                    

“Happy birthday Kara, Happy Birthday Kara” terdengar suara nyanyian membuatku terbangun dari tidurku. Lalu ku buka mataku, ternyata itu adalah teman-temanku yang sedang merayakan ulang tahun ku. Mereka membawa kue dan balon-balon serta memakai topi ulang tahun. Aku melihatnya sungguh bahagia. Lalu kututup mataku dan berdoa untuk berterima kasih kepada Tuhan, karena berkatnya aku sudah berumur 17 tahun sekarang, kemudian ku tiup lilinnya.

Pagi ini aku Kara Vania sudah berusia 17 tahun “YES!” hari ini adalah hari teristimewa. Setelah memakai seragam sekolah aku bergegas menuju ruang makan bertemu dengan mama dan papa yang sudah menunggu di meja makan.

“selamat ulang tahun anak mama, makin rajin, jangan putus nyambung terus sama cowok ya!” ucap mama yang sedang mengoles selai stroberi di roti tawar dan berhenti lalu memelukku.

“terima kasih mamaku tersayang.”

“asikk, anak papa udah beranjak dewasa sini papa peluk, makin rajin ya, taat sama agama, selalu dijalan yang benar, papa sama mama selalu dukung kamu.”

“iya pa, makasi papa.”

Setelah saling berpelukkan. Aku menyantap makanan yang sudah di buat mama. Kemudian aku berangkat ke sekolah, aku membawa mobil sendiri, karena tidak ada yang bisa mengantar ku.

Ku telusuri jalanan di pagi hari ini. Tidak padat namun ramai. Aku sampai di sekolah. Ku parkirkan mobilku di tempat parkir, lalu aku masuk ke area sekolah. Hari ini mendung, langit akan menurunkan air yang biasa di sebut orang hujan.
Di pertengahan jalan menuju ke kelas aku terhenti  karena ada yang memegang pundakku lalu aku menoleh ke belakang.

“selamat ulang tahun.” Ucapnya. Ternyata itu Danar, teman terbaik yang pernah ada, kami udah kenal sejak awal masuk SMP. Dia selalu menemani aku saat aku sedih, saat aku senang, aku selalu mencarinya. Pokoknya terbaiklah.

Kami melanjutkan jalan menuju kelas. Aku dan Danar tidak satu kelas, dia berada di kelas 12 ips sedangkan aku 12 ipa.

“ini buat kamu.bukanya setelah hujan ini reda ya.” Ucapnya.

“okei, yaudah gue ke kelas ya, sampai jumpa nanti.” Jawabku.

Hujan sudah turun sejak Danar memberi surat padaku. Lalu aku masuk ke kelas dan bertemu dengan teman-temanku yang tadi memberiku kejutan di rumah. Aku menuju ke tempat duduk untuk menaruh tasku dan banyak yang memberiku ucapan selamat pada hari ini. Hujan turun semakin lebat. Aku pergi ke koridor depan kelas untuk melihat kondisi di luar.

Kenapa dan mengapa saat aku melihat hujan selalu tenang. Apalagi melihat pelangi sehabis hujan.

Tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri aku...

Pelangi Sehabis HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang