-3-

221 37 31
                                    

Jangan pernah takut mencoba, jika kamu gagal, mereka juga akan tetap bersamamu untuk saling menguatkan - Sahabat


.

.


Tidak terlalu deras, hanya beberapa rintikkan yang mengenai rambutnya. Faisal menepi, duduk santai di dekat parkiran motor sekolah, mengamati beberapa dari murid SMA 11 yang perlahan meninggalkan sekolah.

"Belum pulang, Sal?"

Faisal menoleh, sebuah pertanyaan yang diyakini ditujukan untuknya itu membuat dirinya mencari-cari siapakah gerangan yang bertanya, dan rupanya ia adalah Dita. Faisal hanya menjawab dengan gelengan, kemudian ia memperhatikan Dita yang belum juga beranjak dari parkiran sekolah.

"Nungguin siapa?" Pertanyaan kedua dari Dita.

Diedarkannya pandangannya untuk melihat sekeliling sekolah, kemudian Faisal menoleh lagi menatap Dita untuk menjawab pertanyaannya tadi. "Yophan."

Dita hanya mengangguk-angguk kecil, tak tertarik lagi dia bertanya, dan kemudian Dita pun langsung meninggalkan area parkiran tadi. Meninggalkan Faisal begitu saja, tanpa pamit.

Sekali lagi Faisal menatap ke sekelilingnya, hujan yang tadinya hanya berupa beberapa rintikkan kini telah berupa, hujan semakin deras. Faisal merapatkan jaketnya, dinginnya tak seberapa, tapi dingin dicampuradukkan dengan kesendirian itu lain ceritanya.

Beberapa golongan pelajar seperti Faisal tadi ada yang menepi, mencari tempat berteduh, dan sisanya malah nekat menerobos derasnya hujan. Melihat mereka yang menerobos hujan itu, Faisal malah kepikiran Dita, ia membayangkan Dita yang kebasahan karena meninggalkannya begitu saja.

Satu rombongan berlari menerobos hujan, Faisal mengenal rombongan tersebut, anak kelas XII IPS 1, terbukti dari adanya Faris---teman main futsalnya Faisal. Mereka berlari, tertawa-tawa, mengabaikan fakta bahwa mereka sudah bukan anak kecil lagi, dan sudah tak pantas main hujan-hujanan.

Di belakang rombongan tersebut, seorang perempuan berlari mengejar rombongannya yang telah meninggalkannya. Ia berlari, sesekali berteriak kencang di tengah derasnya hujan, dan sesekali pula memasang muka kesal---mungkin karena ditinggalkan oleh rombongan.

Faisal tersenyum, perempuan itu menarik, dan tentu saja ia baru pertama kali ini melihatnya. Rambut hitam panjangnya itu terikat kuda, sudah basah pula dengan hujan. Perempuan itu sudah bergabung dengan rombongannya, lantas tersenyum.

"Novia, kelas XII IPS 1, anak paduan suara, dulu sewaktu kelas XI ada di kelas XI IPS 4, pernah jadi tetangga kelasnya Hafiz waktu kelas XI dan tetangga kelasnya Arjun waktu kelas X."

Dengan cepat Faisal menoleh, mendapati Yophan yang memamerkan deretan giginya, dan menaik-turunkan alisnya. "Kemampuan lo nge-stalk meningkat juga." Ucap Faisal seraya berdiri dari duduknya. "Udah selesai pendekatannya?"

Yophan hanya menggeleng, lantas merangkul pundak Faisal. "Belum. Ceweknya unik, beda dari cewek yang dulu-dulu pernah gue deketin, kali ini kayaknya gue beneran tertarik deh sama dia."

"Playboy kelas kakap!" Timpal Faisal seraya memukul pelan kepala Yophan.

...

Sesampai di rumah, Arjun dengan segera menuju ke kamarnya lantas membaringkan tubuh lelahnya di atas kasurnya. Ia lelah dan terlalu lelah pula ia untuk mengeluh, hukuman hari ini sudah cukup untuk membuat kakinya terasa ingin lepas, sikunya memerah, dan keringatnya mengucur deras.

GalaksidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang