-7-

151 12 6
                                    

Menarik. 

Buat kisah kita semenarik mungkin, tidak perduli dengan apa kata orang, yang terpenting kita tetap bersama. -Sahabat

.

.

Usai melaksanakan sholat zuhur berjamaah, Arjun cs dengan segera kembali ke kelas—pasalnya pelajaran selanjutnya akan segera dimulai. Hanya ada satu mata pelajaran lagi hari ini, yaitu Mulok: Kain Batik Besurek.

Kelas sepi. Tidak ada tim perusuh di kelas, yang ada hanyalah makhluk-makhluk pendiam seperti Imelda, Irena, Putri, dan Tiara. Sedangkan di sudut kelas, Dhoni dan Rey bernyanyi ria dengan diiringi petikan senar gitar dari tangan Rey.

Faisal menyipit, merasa aneh dengan keadaan kelas saat ini. Kemanakah makhluk galaksid yang lainnya?

"Yang lainnya pada kemana?" Yophan bersuara, mendahului Faisal yang tadinya juga ingin bertanya. Lain halnya dengan Arjun dan Hafiz, mereka berdua duduk di bangku mereka. Hafiz yang sibuk dengan ponselnya dan Arjun yang sibuk dengan cerminnya.

"Lapangan bawah." Jawab Imelda singkat, tanpa menoleh.

Faisal mengernyitkan keningnya, jarang sekali teman sekelasnya mendadak kompak menuju ke lapangan bawah, jika bukan ada sesuatu yang penting. "Ngapain?" Tanya Faisal, berharap menemukan jawaban atas kejanggalan ini.

"Tim volly lagi pada latihan, mau siap-siap buat turnamen besok." Kali ini Tiara yang bersuara, menjawab atas pertanyaan Faisal tadi.

"Tim volly?" Dengan tiba-tiba Dhoni menyahut. Dhoni yang tadinya diam-diam mendengarkan pembicaraan teman-temannya kini telah menatap Tiara dengan serius, memastikan sesuatu.

Tidak ada jawaban. Tiara hanya mengangguk pelan.

"Astaga dragon, gue lupa sesuatu!" Dhoni mengumpat pelan lantas mengusap mukanya dengan frustasi. "Buruan ke lapangan bawah!" Sambung Dhoni lagi sambil menatap Rey, kemudian menarik paksa Rey.

"Apa-apaan, sih?" Dengan cepat Rey melepaskan tangan Dhoni yang menariknya paksa, hingga mau tak mau membuat Dhoni menghela nafas panjang. "Lo kenapa?" Tanya Rey seraya menautkan kedua alisnya.

"Tim volly lagi latihan buat turnamen besok." Ucap Dhoni menjelaskan, Rey hanya mengangguk seolah-olah paham. Padahal Dhoni tahu betul bahwa Rey sedang tidak paham dengan arah pembicaraan sekarang.

"Tim volly, Rey!" Ucap Dhoni sekali lagi, dan lagi-lagi ditanggapi anggukan dengan Rey. "Wei anjir, tim volly!" Dhoni sekali lagi berucap dengan sakartis, hingga membuat Arjun yang tadinya ingin berlabuh ke dunia mimpi sekarang malah menatap Dhoni dan Rey dengan sebelah alis terangkat.

"Lah, emangnya kenapa sama tim volly?" Dengan polosnya Rey bertanya.

Helaan nafas terdengar, Dhoni mengacak-acak rambutnya frustasi. Jika ada Aisyah dan Triana disini, sudah dipastikan mereka akan terdiam membeku melihat pesona Dhoni, karena bagi mereka berdua tingkat kegantengan Dhoni akan bertambah jika lelaki itu tersenyum, bermain gitar, dan mengacak rambutnya.

"TIM VOLLY! DAN ITU BERARTI KITA, OGEB!" Dhoni berteriak, menatap frustasi Rey yang perlahan sudah mulai tersadar. Dan dengan cepat, tanpa aba-aba dari siapapun, Rey terburu-buru berlari meninggalkan Dhoni.

"CEPETAN WOI!" Teriak Rey yang lebih tepatnya ia berteriak untuk Dhoni.

"Lah, kok dia ninggalin gue?" Kali ini Dhoni yang terdiam polos menatap kepergian Rey.

...

Sepeninggal Dhoni dan Rey tadi, Faisal dan Yophan mengagalkan rencana tidur siang Arjun dan Hafiz. Mereka berdua sepakat mengajak Arjun dan Hafiz ke lapangan bawah—untuk sekedar bergabung di antara keramaian yang diciptakan oleh tim volly.

GalaksidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang