Fanfiction Write Me His Story
oleh @sriafra
Wynter said that he was born on a very harsh, cold winter.
Menurut definisi Longman Dictionary of Contemporary English, harsh termasuk adjective yang berarti conditions are difficult to live in and very uncomfortable. Severe, cruel or unkind.
Yeah, memang begitulah Wynter.
Ibu melarangku pacaran, tapi beliau tidak bilang kalau menuliskan nama cowok di buku harian tidak diperbolehkan. Ibu juga tak perlu tahu kalau Wynter adalah refleksi cowok yang ingin kupacari jika beliau memberiku izin untuk itu. Hanya jika Wynter juga suka padaku, tentu saja.
Memerhatikan. Hanya itu yang bisa kulakukan untuk kemudian segala bentuk perhatian itu aku tuliskan di buku harian. Secret Admirer, itu subjek yang tepat untukku saat ini. Haha ... Wynter pasti muntah kalau membaca buku harianku yang berisi namanya dalam tiap kalimat.
Seperti definisi Longman tadi, dia benar-benar sulit membuatmu hidup bersamanya. Terlalu dingin dan tidak nyaman. But for me, he is definitely a cool fire. Bukan 'cowok ganteng', karena aku tahu pasti Wynter benci dengan frasa itu. Sebut dia pangeran tampan, maka dia akan menganggapmu cewek dangkal kebanyakan.
***
Ingat saja, semua acara TV dan film yang ceweknya menemukan cowok impian pada usia 16 tahun itu cuma bohongan. Palsu.
Aku terpaku pada sebait paragraf yang barusan kubaca. Seperti nasihat Ibu padaku. Intinya, jangan pacaran dulu.
Aku menutup novel yang sedang kubaca lalu membungkuk mencari buku harian di laci meja belajar. Saat membuka setiap halamannya, aku menyusurkan jariku di antara barisan kata yang kutuliskan. Nama Wynter Mahardika yang tertulis di sana berfungsi ganda sebagai sinonim dari 'cinta'.
Sekali lagi, aku tahu Wynter tak akan terkesan dengan buku harian yang kutuliskan. Is it useless. Lalu untuk apa kau masih terus menulis? Karena, kenapa tidak? Menyukai Wynter rasanya menyenangkan. Dalam buku harian, aku bisa memiliki Wynter sendirian. Aku tak perlu bersaing dengan siswi separuh sekolah untuk mendapatkannya.
Saat ini Wynter sedang dekat dengan siswi SMP Dharmawangsa bernama Hyacintha Sheridani. Dia juniorku di SMP dulu. Berambut pendek dan cantik, hanya itu definisi yang kutahu tentangnya. Oh, dia juga punya senyum manis. Karena ini Wynter, aku menyangka kalau Hyacintha pasti amat menarik. Jika tidak, mana mungkin Wynter bersedia bolak-balik ke kelasnya saat istirahat?
Apakah aku cemburu? Ya. Tidak. Entahlah. Ingat saja kalau usia Hyacintha adalah 14 tahun. Dia terlalu muda untuk menyebut Wynter sebagai cowok impian di masa depan. Kalaupun mereka betul pacaran seperti rumor yang sedang beredar, aku yakin Wynter tak akan terburu-buru menyebut Hyacintha sebagai cinta sejatinya.
***
Bagaimana awalnya aku bisa menyukai Wynter?
Baik sekali kau mau menanyakan itu.
Aku satu kelas dengannya di kelas Matematika. Dari 30 siswa, hanya ada 7 cewek dan aku salah satunya. Dia, meski terlihat ogah-ogahan, tetapi selalu berhasil mengerjakan setiap tugas dari Hanada Sensei. Tentu saja aku bukan suka karena hal itu. Aku menyukai Wynter saat sadar kalau dia mirip Logan Lerman di Percy Jackson seri The Lighting Thief. Bukan Logan Lerman sekarang yang sudah brewokan.
Ngomong-ngomong, aku punya satu album berisi ratusan foto Logan Lerman di laptopku.
Bagaimana caranya agar Wynter tahu kalau aku suka padanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfictions
Fiksi PenggemarKetika pembaca setia WMHS, yang menyebut dirinya Wynterian, dan para agen PELIK menulis cerita tentang Wynter dan Rayn .... Sebagai emak mereka, aku terpesona dan terharu. Dan kecanduan. Lagi. Mana lagi? Kirim ya. Terima kasih.