Sepenggal cerita pt.2

622 55 31
                                    

Berakhirlah dua orang lawan jenis ini di sebuah warung makan dekat tempat mereka bertemu tadi.

Keduanya diam.

Iqbaal memperhatikan gadis di depannya sejak 20 menit yang lalu, waktu mereka mulai duduk di tempat ini. Ia tampaknya tidak berniat untuk mengalihkan pandangannya ke objek lain yang lebih menarik. Karena baginya, objek yang sangat dan paling menarik hanyalah gadis di depannya ini.

Sementara itu, (namakamu), yang sadar bahwa dirinya ditatap sejak tadi oleh Iqbaal, memilih untuk menundukkan kepalanya.

Ia malu.

Dan ia juga bingung harus melakukan apa.

Hati terkecilnya berteriak agar (namakamu) balik menatap lelaki yang sudah menyakitinya ini, namun seluruh syarafnya tidak mau bekerja.

Aku terlalu lemah, pikirnya.

"Maafin aku."
"Maafin aku."
"Maafin aku yang udah nyia-nyiain kamu."

Iqbaal masih menatap gadis di depannya ini namun tidak ada tanda-tanda pergerakan gadis itu akan merespon permohonan maafnya.

Iqbaal menarik napas berat, perlahan ia memberanikan diri untuk meraih kedua telapak tangan gadis itu yang berada di atas meja.

Hal itu membuat gadis di depannya terkejut dan reflek mengangkat wajahnya.

Iqbaal tersenyum saat melihat kedua bola mata milik (namakamu) membulat lucu dan bibir kecil itu membuka lantaran terkejut.

Tetapi senyum itu tidak bertahan lama setelah dengan cepat (namakamu) menarik kedua tangannya dan gadis itu kembali menunduk.

"Neng, maafin Aa. Aa tau, Aa salah. Aa jahat sama Eneng, Aa udah nyakitin Eneng. Maafin Aa, Aa emang cowok brengsek."
"Dan sekarang dengan tidak tau malunya, Aa malah minta maaf ke Eneng. Harusnya Aa nggak perlu minta maaf, karena Aa nggak pantes dapet maaf dar—"

"Aku maafin." (Namakamu) memotong perkataan Iqbaal dengan cepat.

"Nggak Neng, nggak bisa semudah itu. Neng tau ka—"

"Aku maafin. Aku nggak mau nyimpan dendam. Aku juga nggak mau cuma gara-gara ini tali silaturahmi kita jadi putus. Aku nggak suka pertengkaran."

Setelah berucap panjang lebar dengan tarikan napas itu, (namakamu) kembali menunduk dan memejamkan matanya.

Tidak lama setelah itu, ia merasakan sebuah  tangan melingkar indah di lehernya. Kemudian terdengar bisikan yang mampu membuat (namakamu) merinding.

"Makasih."

"Ya."

"Makasih."

"Yaa."

"Aku sayang kamu."

"Yaa."

"Aku cinta kamu."

"Yaa."

"Kamu jadi pacara Aa ya, Neng?"

"Yaa."
"Eh?"

(Namakamu) salah merespon perkataan Iqbaal. Ia tadi hanya menjawab sekenanya saja karena ia hanya fokus pada rasa hangat  dari pelukan di lehernya.

"Tad—"

"Makasih udah mau nerima aku. Aku janji bakal bikin kamu bahagia, sampe kita menikah dan sampai kita jadi nenek kakek. Bahkan sampe maut memisahkan kita. Love you, Enengku."

"Tap—"

"Aku sama Vanessa udah putus. Asal kau tau ya, aku pacaran sama dia karena aku udah frustrasi sama keadaan kita. Maafin aku ya yang mudah menyerah gitu aja. Tapi sekarang aku nggak bakal putus asa lagi."

Iqbaal tersenyum menatap kedua manik mata indah milik (namakamu) yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya.

Entah setan apa yang merasuki mereka, keduanya malah saling mendekatkan wajah mereka dan menutup mata.

"Hatchimm!"

"Maaf, aku flu."

Iqbaal tertawa pelan dan mengusap lembut surai milik (namakamu).

"Makanya jangan main hujan. Tau sendiri tubuh kamu lemah sama hujan malah mainan hujan."
"Yuk makan. Makanannya sampai udah dingin banget tuh."
"Setelah makan kita pulang dan istirahat."

(Namakamu) hanya merespon dengan anggukan kepala dan segera memakan makanannya yang sudah dingin.

Bersambung~

Pendek ya? Hehehe maaf ya, sengaja.
Btw, suka yang kek drama drama gini atau bentuk chat?
Komen ya😉

[Completed] CJR & Elovii Salah Gaul With (namakamu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang