15

104 16 0
                                    

Sean's side

Tok tok~

Ada yang mengetuk pintu kamar Sean. Teman-temannya lagi pada tidur, kebetulan dia masih melek makanya dia yang buka pintu.

Dia penasaran siapa yang mengetuk kamarnya malam-malam gini. Dia sangat kaget melihat siapa yang mengetuk pintu.

"Ngapain ngetuk-ngetuk gitu? Udah malam", tanya Sean males.

"Ada yang mau gue tunjukin ke lo, tapi ga disini", jawabnya sambil narik tangan Sean.

"Mau kemana sih Jem?", tanya Sean. Iya, yang narik dia itu Jams.

"Rahasia pokoknya", jawab Jams kemudian mengedipkan matanya ke arah Sean.

Sean pura-pura pasang ekspresi pengen muntah melihatnya. Padahal sebenarnya hati dia udah dugeun-dugeun gitu. Wkwk

"Nah, sampai", ucap Jams.

Ternyata Jams mengajaknya ke tempat dimana bintang-bintang sangat banyak kalo dilihat dari sana. Sean terkagum-kagum melihatnya.

"Indah", ucap spontan dari Sean.

"Berarti lo masih sama kayak yang dulu. Sama sama suka bintang. Gue senang lo ga berubah", ucap Jams kemudian menggenggam tangan Sean.

Iya, Sean dari kecil memang suka bintang. Katanya bintang itu sumber kebahagiaan tersendiri baginya.

"Iya, gue masih suka", ucap Sean tersenyum sambil menengadah melihat bintang.

"Lo suka ga tempatnya?", tanya Jams.

"Suka", jawab Sean singkat. Karna masih terkagum melihat pemandangan disana.

"Sama gue suka ga?", tanya Jams tiba-tiba, sebenarnya iseng doang.

"Suka", jawab Sean masih belum sadar akan pertanyaan dari Jams.

Jams ketawa mendengar jawaban Sean. Sean bingung. Dia mencoba berpikir apa yang telah dia katakan sebelumnya.

"Yakk, Jams!", teriak Sean membuat tawa Jams pecah.

"Cie suka nih ye sama aku", goda Jams.

"Apaan sih aku-akuan? Jijay gue", ucap Sean sok-sok an jijik.

"Gue juga suka sama lo", ucap Jams serius.

Sean membulatkan matanya. Dia kaget. Dia mencoba memahami perkataan dari Jams. Kemudian dia terdiam menunduk.

'Aduh, meleleh hati adeq bang' Batin Sean.

"Sean? Tatap mata gue!", ucap Jams lalu menangkup wajah Sean agar Sean menatap matanya.

"Gue serius sama lo. Gue suka sama lo dari dulu. Bahkan sejak kita kecil, gue udah sayang sama lo. Selama ini gue udah nahan perasaan gue sama lo karna gue masih ingat sama anak cewek di masa lalu gue. Gue ga mau lo sakit karna gue ga bisa lupain dia. Tapi sekarang gue udah yakinkan perasaan gue buat lo karna lo orangnya, masa lalu gue sekaligus masa depan gue. Gue ngajak lo kesini buat nagih janji lo dulu sama gue sebelum kita berpisah. Lo masih ingat kan?", tanya Jams.

Sean cuma ngangguk. Matanya berkaca-kaca, sepertinya dia lagi nahan air matanya supaya tidak turun.

"Oseana Martin? Maukah kamu menjadi pendaping hidup James Williant ini?", tanya Jams serius.

"Iya, aku mau", ucap Sean kemudian memeluk Jams.

Jams tersenyum kemudian memeluk Sean balik. Sean tak sanggup membendung air matanya lagi, Sean menangis dalam pelukan Jams.

Tiba-tiba saja ada suara kembang api dari belakang mereka. Sean kaget karena semua teman-temannya ada disana.

"Cieee yang udah jadian", teriak Darla.

"Jangan lupa traktirannya", teriak Rey.

"Selamat ya?", ucap Gerry tulus.

"Lo ga cemburu gitu Ger?", tanya Titian.

"Buat apa gue cemburu kalau cewek yang gue suka ada di samping gue?", ucap Gerry mengedipkan matanya ke Titian.

Titian sangat malu. Pipinya merah semerah tomat.

Semuanya bersorak menertawakan Titian yang tampak salting.

"Udahlah, tembak sekarang aja Ger Titiannya sebelum diambil Rey haha", ucap Jams.

"Kok gue sih Jams? Gue mah sama neng Darla aja udah cukup. Ga mau yang lain lagi", ucap Rey sambil senyum ke Darla.

"Apaan sih yang? Malu tau", ucap Darla malu-malu monyet.

Semuanya kaget mendengar ucapan Darla. Apa katanya tadi? 'Yang'? 'Sayang' katanya? What?

"Kalian udah jadian?", tanya Sean shock.

"Heh, lo hutang cerita sama kita!", ucap Ferra tajam ke Darla.

"Hehe, iya kita berdua udah jadian sebelum kita kesini tadi. Sorry baru cerita", ucap Darla masih malu-malu.

"Yahhh, gue doang dong yang jomblo di Trio Komplex?", tanya Gerry ga selow.

"Makanya, tembak tu Titian sekarang. Daripada lo jones sendirian kan? Lagian Titian lagi free tuh", ucap Sean menunjuk Titian.

Titian yang ditunjuk jadi semakin salting dibuatnya.

"Heh, jangan ada yang pacaran disini sebelum gue masuk", ancam Ferra karna dia ga mau liat orang pacaran di depannya. Iri kali ya? Kan pacarnya lagi di luar negeri menuntut ilmu.

"BRYAAAANT KAPAN BALIKNYA SIH? HUWAAA", teriak Ferra ketika balik ke arah rumah.

Iya, nama pacarnya itu Bryant, seorang siswa pertukaran pelajar dari Indonesia yang sekarang lagi menuntut ilmu di LA. Mereka pacaran sudah lama, sejak mereka baru masuk SMA.

Semuanya ketawa melihat tingkah Ferra. Dibalik sikap Ferra yang tegas, ternyata ada sisi lembutnya juga.

Merekapun langsung menyusul Ferra karna udara di luar sangat dingin, ga baik untuk kesehatan kata Gerry.

Ternyata Gerry juga sudah mulai menampakkan sisi aslinya yang sangat perhatian. Banyak yang terjadi sejak mereka berteman dekat. Mereka mulai berubah perlahan-lahan.

"Yuk masuk?", ajak Jams sambil menggenggam tangan Sean.

Sean cuma mengangguk mengiyakan. Mereka berjalan berdua di belakang yang lainnya.
Paling depan ada Rey-Darla, di belakangnya ada Gerry-Titian, paling belakangnya lagi ada Jams-Sean.

TBC

Sebentar lagi mau END nih :"
Makasih ya yang udah baca cerita ini sampai chapter ini. Jangan lupa vote dan comment ceritanya yaa? Tunggu cerita selanjutnya, okeh? ((':

THE FIRSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang