Ice Cream Cake

1.6K 195 15
                                    

Ice Cream Cake

[Two Scoops of Park's spin-off]

BTS fanfiction

Characters belongs to God, BTS belongs to Bighit

Minyoon

Twin!Jimin x Yoongi

.

.

.

Ice Cream Cake

[Twinny side]

.

.

.

Siang itu mereka punya janji. Janji untuk bertemu dengan pemilik apartemen yang kamarnya akan mereka sewa, sekaligus untuk melihat langsung bagaimana rupa tempat yang akan mereka tinggali nantinya. Sebelumnya mereka sudah berkomunikasi dengan sang pemilik lewat chat dan telepon soal nego biaya sewa dan kebutuhan lainnya, dan siang itu mereka sepakat untuk bertemu.

J sudah tak sabar untuk segera pergi. Dia berdiri di depan pintu sambil menunggu kakak kembarnya mengenakan sepatu. Heol, lama sekali. Memang pagi tadi dia mengeluh susah menelan dan kepalanya pusing, badannya juga sedikit panas. Gejala flu. J sempat menyuruhnya untuk tak ikut, tapi dia tidak mendengarkan. Padahal dia sendiri yang ingin begitu, tapi apa yang dia lakukan sekarang seperti tak sejalan. Mengikat tali sepatu saja lama.

"Ish, aku tak tahan melihatmu kepayahan begitu, sini aku yang talikan saja!"

J yang kesal akhirnya berjongkok di depan Jimin dan merebut tali yang tadinya dipegang lelaki berambut pink itu. Dia yang mengikat simpulnya sekarang. Jimin hanya menopang dagu melihat adiknya begitu serius.

"Yah!"

Sang adik protes ketika bibirnya tiba-tiba saja dicapit oleh tangan kakaknya. Jimin yang iseng hanya tersenyum miring. Habis, seriusnya J itu terlihat begitu menggelikan. Bagaimana bisa lelaki berumur duapuluh satu tahun itu memberengut seperti bebek?

"Sudah." J mengangkat kepala ketika kedua sepatu Jimin sudah selesai ia ikat talinya. Jimin menatapnya dalam diam. Diam saja dengan tampang datarnya. J memicing. "Kau tidak mau bilang sesuatu padaku, hyung?"

"Bilang apa?"

"Terimakasih, misalnya."

"Oh, sama-sama."

"Aish, si mochi ini!" J yang geram melepas earring capnya dan mengangkatnya seolah akan memukul sang kakak—tapi itu hanya lagaknya saja. Jimin hanya tertawa sarkastis, kekeh pelan yang betul-betul membuat kadar menyebalkannya bertambah berkali lipat.

"Kau yang nyetir. Pakai mobilku. Jangan pakai motormu." Jimin melempar kunci mobilnya pada J. Lelaki yang sudah berdiri itu menangkapnya dengan mudah.

"Siapa juga yang mau pakai motorku? Aku tidak mau pergi bersamamu dengan motor itu. Boncengannya hanya untuk orang cantik."

"Ya, ya, terserah. Bawel." Jimin bangun dengan malas. Lalu dia mengenakan masker putihnya sebelum benar-benar keluar dari rumah.

"Bu! Kami pergi ya!" teriak J pada ibu mereka yang entah ada di mana. Rumah itu terlalu luas hingga mungkin ibu mereka tak mendengar. Tapi tanpa peduli dengan itu, keduanya pun pergi.

.

.

.

Ice Cream Cake

.

.

.

Di perjalanan, Jimin semakin tak terlihat baik. Dia makin kuyu, duduknya pun setengah berbaring di kursi. J sesekali melirik lewat kaca spion, bagaimana kakaknya yang menyebalkan itu malah membuatnya kasihan. Mereka memang tak pernah akur, tapi tetap saja, yang namanya saudara, apalagi yang berbagi rahim yang sama, punya rasa tak kasat mata yang saling terikat. Kalau Jimin sakit, J juga ikut merasa tak nyaman.

On The Table {Minyoon ff Series]Where stories live. Discover now