Teman Baru (2)

171 6 0
                                    

“Gue Grey.”

Ucap gue sekenanya.

“Oiya, kalau yang disamping gue ini namanya Intan.”

“Gak nanya sumpah.”

Upps, gue langsung nutup mulut. Duh mulut gue ini gak sopan banget sih.

“Biar lo tau aja Grey. Dan kalau lo butuh bantuan, lo bisa tanya ke gue.”

“Oke Ani. Tapi kan ada Dani.”

“Ani ? Lo bisa panggil gue Rani. Dan Dani, dia kalo jelasin suka separo-separo.”

“Gak ah, gue suka panggil Ani.”

Gue paling suka ngubah nama orang. Jadi jangan heran.

“Yasudahlah senyaman lo saja.”

“Oke. Jadi, gue harus ngerjain apa ?”

“Umm, tugas lo ada di Intan. Lo bagi tugas sama dia.”

“Ita, tugas gue apaan ?”

“Ita ? Siapa ?”

“Elo lah siapa lagi.”

“Suka-suka lo dah. Dan ini berkas-berkas yang harus lo kerjain. Selamat mengerjakan.”

“Ya.”

Gue langsung duduk ditempat duduk gue dan langsung menyalakan komputer yang sudah tersedia dimeja gue. Eits, sebelum gue ngerjain ni berkas, gue ngedekor tempat gue dengan meletakkan foto gue dengan tiga cewek dan satu cowok (temen smk gue) yang sudah dibingkai dengan cantik. Duh kangen mereka. Gue juga meletakkan buku-buku kecil buat catatan nanti, pulpen, pensil, tipe-ex, penggaris, duhh pokoknya paket lengkap deh seperti seperangkat alat sekolah dibayar kredit, duh kok gak nyambung gini.
Kenapa gue mau-maunya bawa alat-alat itu ? karena setiap hari mau jalan atau makan, gue selalu bawa semua itu, kalo-kalo aja diperlukan bukan.

“Singkat amat dia kalo ngomong.”

“Hush, dia nanti bisa denger.”

Dua perempuan yang ada didepan tempat gue lagi ngomongin gue.

“Tau lo. Gue masih punya telinga dan Alhamdulillah masih berfungsi dengan normal.”

Mereka berdua langsung terdiam dan kembali berkutat dengan komputer masing-masing setelah mendengar ucapan gue barusan.

“Ada yang bisa gue bantu ?”

Dani mendekati gue dan menatap gue dengan lekat.

“Gak, makasih. Dan jangan lo tatap gue seperti itu.”

“Tau lo Dan, ganggu orang kerja aja.”

Ucap Ani.

“Gue gak perlu dibela.”

Duh, nada gue tambah jutek aja sih.

“Lo kenapa sih ? kok lo jutek banget kalo ngomong. Lo gak suka sama kita ?”

Ucap Ita. Dani langsung memberi tatapan horror ke Ita.

“Entah.”

Segampang itu gue ngomong dan gue langsung berkutat dengan komputer dan kertas-kertas yang diberikan Ita tadi.

“Lo kenapa ngomong kayak gitu sih ke dia ? sopan dikit dong. Dia kan masih baru.”

Ucap Dani ke Ita.

“Dia juga, kenapa jutek gitu.”

Ucap Ita tak mau disalahkan.

“Kalo kalian mau adu mulut, mending diluar. Yang lain pada gak konsen gara-gara kalian.”

1. Teman Masa KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang