Tired, blue boy walks my way
Holding a girl's hand*
*
*
Suzy percaya cinta pada pandangan pertama itu ada.
Buktinya, sekarang, detik ini juga, ia merasakannya.
Lelaki putih pucat yang tidak lebih tinggi darinya, dengan surai pastel biru berjalan melewati dirinya.
Membuat Suzy berhenti berjalan hanya untuk terkagum akan paras wajahnya, imut sekaligus sangar.
Begitu mengagumi sampai tidak memperdulikan bahwa lelaki yang baru saja ia kagumi itu melintas sembari menggandeng tangan seorang gadis.
Sudah pasti sih pacarnya, mereka terlihat bahagia dengan senyuman menghiasi wajah masing-masing.
Namun, apa perduli Suzy?
....
"Eh, Rene. Kau kenal emm laki-laki putih pucat tidak? Tingginya sih melebihi ku sedikit."
Rene— atau Irene, teman Suzy yang di tanya tadi memutar kedua bola matanya malas.
"Laki-laki meskipun tidak banyak yang berkulit pucat, tapi di kampus kita itu lumayan banyak, lho. Jadi mana ku tahu."
Suzy mendengus, "Heh, ayolah bantu aku. Penasaran setengah mati, ini! Kau tahu tidak? Ini cinta pandangan pertama ku!" heboh Suzy sendiri. Membuat Irene rasanya ingin tak mengenalinya saja.
"Masa bodoh, kita ke kantin saja makan. Ku yakin kau pasti lapar, makanya bisa se bodoh itu." sadis Irene melengos pergi.
"Ku traktir donat seminggu penuh—"
"Ciri-ciri yang kau sebutkan tadi itu terlalu absurd, sebutkan lebih detail." dayu Irene, seketika langsung kembali menghampiri Suzy yang mendecih malas kepada teman atau sahabatnya ini.
.....
Suasana kantin memang ramai bak di pasar dadakan, sama ramainya seperti meja makan Suzy.
Meski hanya berpenghuni dua orang, namun keramaiannya mengalahkan mega konser Bigbang tahun lalu.
"Jadi benar itu dia!?" pekik Suzy heboh, melotot melihat sebuah foto di ponsel Irene. Untung saja kedua matanya tidak copot.
"Iya, bodoh. Kan kau lihat sendiri aku mencari infonya dari situs resmi kampus."
Suzy mengangguk puas masih memandangi foto tersebut.
Foto laki-laki berkulit putih pucat dengan iris blonde, menambah kesan sangar yang sangat Suzy sukai.
"Tapi kenapa rambutnya beda ya? Ku yakin, sih. Ini dia yang tadi pagi ku lihat. Hmm, jadi dia sunbae ku." ujar Suzy menganggukan kepalanya sendiri.
Irene berkomentar, "Karena foto mahasiswa kan dirubah enam bulan sekali. Mungkin laki-laki yang kau maksud itu baru mengganti warna rambutnya baru-baru ini."
"Ya sudah berarti benar dia. Oh, sunbae. Tunggu aku, oke."
Sekarang rasanya Irene ingin membuang langsung ponselnya, pasalnya Suzy menciumi ponsel itu tanpa henti.
Tbc.
Kindly play the video on multimedia, ok?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacify Her ✔
FanfictionYou don't love her Stop lying with those words 📍 Melanie Martinez - Pacify Her