Kenapa? Suka-suka Gue Lah!

1.2K 85 0
                                    

Cinta itu membuat orang semakin berbuat nekad. Tidak peduli ia berbuat apa asalkan cintanya bisa terbalas.
🌾

Kelakuan yang Ify lakukan itu sudah di luar batas. Rio sudah tidak bisa mentolerir lagi entah apapun nanti alasan yang diucapkan oleh Ify.

Dengan raut merah padam ia berjalan ke arah meja yang Ify dan teman-temannya tempati. Dengan sekali tarik, Ify susah berdiri dari tempat duduk yang Ify dudukin.

Setelah itu Rio menarik ah lebih tepatnya menyeret Ify entah untuk dibawa kemana. Tapi dalam batin Via dan yang lainnya. Pasti akan terjadi sesuatu dengan Ify. Tapi mereka tidak bisa membantu dengan apapun, kecuali hanya doa.

Kalau Rio sudah marah, yang mereka tahu Rio pasti akan melakukan hal-hal yang diluar nalar manusia. Tidak peduli itu siapa, apa hubungannya dengannya.

"Rio, ihh jangan ditarik-tarik gue bukan kambing," lirih Ify sambil terus memukul tangan Rio yang menggenggam erat tangan kirinya.

Tapi Rio tidak merespons apapun. Ia seolah-olah tidak mendengar apa yang Ify ucapkan. Entah mungkin setan telah merasukinya.

Tapi ia tidak bisa tinggal diam melihat Qeyla terus menjadi bahan pelampiasan Ify. Disini dia yang salah, dia yang terlalu gegabah dalam mengambil keputusannya. Menjadikan semua menjado korban keegoisannya.

"Mau lo apa sih Fy? Gue udah selalu diam kalau lo selalu jadiin Qeyla pelampiasan lo! Tapi sekarang gue nggak bisa tinggal diam," luapan amarah Rio langsung tersampaikan saat mereka sudah sampai di taman belakang sekolah.

"Lha terus apa hubungannya sama lo? Yang ngerasain nggak enak badannya juga Qeyla, kenapa lo yang repot? Lagian serah-serah gue mau ngerjain siapa?" balas Ify dengan nada menantang. Entah iblis dari mana yang membuat Ufy menjadi seberani itu.

"Karena Qeyla cewek gue, so simple. Nggak usah gangguin dia lagi."

Balasan Rio membuat Ify mematung seketika. Ia tidak memperdulikan Rio yang sudah pergi meninggalkannya disitu sendirian.

Yang ia benci adalah, ia kembali harus menerima kenyataan kalau Rio sudah ada yang memiliki. Mengingatkannya seolah-olah ia orang yang paling jahat yang ingin mengahancurkan hubungan seseorang.

Setetes air mata Ify mulai mengalir membasahi pipi polosnya. Dengan setengah sadar dan tidak ia mulai mendudukkan dirinya di rerumputan dan memeluk kedua kakinya.

Ia menenggelamkan wajahnya di situ dan mulai menangis dengan sepuasnya. Ia paling benci menerima fakta bahwa Rio tidak mencintainya. Karena otomatis setelah ucapan Rio tadi seolah-olah Rio ingin menunjukkan kepadanya bahwa ia sudah mendapatkan orang yang lebih baik darinya.

Ia tidak ingin kembali terpuruk. Cukup rasanya ia menangis seharian di kamar, dan akhirnya harus berakhir di rumah sakit.

Dengan segera Ify menghapus aur matanya kasar. Ia bangkit dan mulai menyusun strategi-strategi di otaknya. Ia tidak peduli apa yang akan Rio katakan kepadanya nanti.

Pokoknya sampai keinginannya belum tercapai ia akan terus mencoba menggapainya. Tidak peduli ancaman, cacian, bullyan, dan lainnya.

***

"Beneran lo nggak kapok dimarah-marahin Rio Fy? Gue aja yang cuma denger dari cerita lo aja ngeri?" tanya Via dengan serius.

Ify hanya mengangguk. Ini sudah kepalang-tanggung. Kalau berhenti tidak ada hasilnya. Hasilnya hanya malu yang ia dapatkan karena tingkah-tingkah absurd-nya.

(Not) Psycho Love [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang