Segampang itukah kau mengucap maaf? Dan segampang itukah kau memintaku untuk tetap bertahan? Ini hati, bukan boneka barbie!- milanikey johana pricel
Tet.... Tet.... Tet... Bel pulang berbunyi, suluruh siswa bersorak gembira mendengar suara indah tersebut. Milan hanya berjalan santai keluar kelas.
"udahhh jangan melow gitu muka you?! Nanti sampek rumah mewek aja kayak bayi gak nyusu! Hahaha" ucap yossan.
"san.. Udah deh gak usah rese bentarrrrr aja?! " kata milan malas.
" iye iye.. Gue pergi dulu, firman udah nunggu gue! Bye" pamit yossan.
Milan hanya tersenyum dan melambaikan tangannya. Ia menunggu Tika di teras kelas, karna yang di tunggu tak kunjung datang. Akhirnya milan memilih untuk pergi ke parkiran duluan.
Saat hendak memasuki parkiran, ia berhenti dan tertegun menatap dua pasangan yanng tertawa ria, seakan tanpa beban.
Dilan merangkul anna dengan mesra dan anna mengelus pipi temben dilan.
Milan tersenyum miris melihat kejadian itu, "seharusnya lo gak usah dateng ke hidup gue kak! " gumam milan.
"lihat apa mil? "tanya tika tiba tiba.
" astagfir.. Kaget gue tik! "
Tika pun mengikuti arah pandang milan. Ia menatap ke arah dilan dengan mulut menganga.
" hah? I-itu? Kak.. "
" ya.. Itu dia orangnya! "kata milan dengan wajah memelas.
" ya allah.. Sorry mil! " Tika pun merasa bersalah.
" udah.. Ayok pulang! Capek gue! " ajak milan.
Milan melewati dilan dan anna dengan tampang sok cuek. Padahal di hati sesek.
Melangkah dengan santai sambil memaksa untuk biasa saja itu rasanya susah banget. Dilan menatap milan yang baru saja melewatinya, ia tak tau jika milan telah di labrak dengan pacar betet nya itu.
Tika memberikan helm dan milan naik ke atas motor tika. Milan hanya diam, biasanya milan paling bertingkah gila saat berada di perjalanan.
Mendadak mulutnya tertutup rapat tak bisa di buka. Sakit hati? Iya. Remuk? Banget. Tapi itu ia tahan agar tidak pecah di tengah jalan.
Sesampainya di rumah, milan langsung menuju kamar. Tak berniat untuk makan terlebih dahulu, ia ingin segera menangis di dalam kamar dan meluapkan emosinya.
Benar. Ia menangis sesenggukan di atas kasur, milan hanya bisa menangis sekarang. Ia tau jika hadirnya salah, ia salah mengenal dilan. Dan ia salah telah membukakan pintu pertamanya untuk seorang Dilan Putra arlanka.
"brengsek! kenapa sih lo hancurin hati gur?! Apa salah gue?! hiksss" ucap milan di sela sela tangisan nya.
tiba tiba ponselnya berdering..
Dilan_ark: sorry mil udah buat lo ketakutan! sekarang lo udah tau semuanya. Gue tau dari yossan! dan gue minta maaf karna gak bisa jujur dari awal.. sorry udah bohongin lo!
Tangis milan menjadi se jadi jadinya, membaca pesan tersebut membuat hatinya sesak. Seakan menandakan kalo milan hanya pelampiasan sesaat.
Dan bodohnya. Milan telah terjatuh kedalam lubah tersebut dan susah untuk bangkit berdiri."kenapa sih kak? kenapa? aku punya hati kak!" ucap milan dalam hati.
Milan_key: kenapa harus bohong? km yg buat aku jatuh hati dan ini? ini faktanya?
milan tersenyum penuh luka, menatap ponselnya. Ia tak menyangka berani mengirim pesan itu. Bodoh!. umpatnya.
Dilan_ark: maaf mil. Gue minta maaf?!
Milan_key: ya.
"hah? Mudah banget gue maafin nih bocah?hikss.. bego banget lo mil!" gerutu milan.
Dilan_ark: jangan pergi mil?! kita emang gak pacaran. Tapi lo ttp ada di hati gue.
Milan_key: tetep jadi yang kedua ya?hahaha.. gue terlalu bodoh kak.
Kesekian kalinya milan menangis, ia tak tahan dengan semua ini. Ingin pergi namun hati ingin tetap bertahan.
Dilan_ark: sorry. tapi gue mohon lo tetep stay di sini! dihati gue.
Milan_key: segampang itulah kau mengucap maaf? dan segampang itukah kau memintaku untuk tetap bertahan? ini hati, bukan boneka berbie!
Milan kesal. Ingin marah tapi pada siapa? ini takdir. Ia tidak bisa menghindarinya.
Dilan_ark: plis. Gue sayang lo mil.
Milan_key: read*
Tak ada balasan apapun dari milan, ia tak tau harus berkata apa. pergi atau bertahan? Entahlah milan tak ingin memikirkan hatinya.
Saat ini ia pasrah dengan takdir dan jika dilan dipertemukan untuknya, ia berharap masalah ini segera berakhir dan ia tak ingin menangis untuk kesekian kalinya.
Cukup tau ia merasakan goresan luka yang di buat oleh dilan. Luka kecil yang begitu sakit. Walau tak berdarah namun tak tahan menahan goresan tersebut.
"haruskah aku bertahan? hati ku memilih bertahan, walau aku tau akhirnya akan seperti apa" kata milan memaksakan seutas senyum.
Jangan pernah datang jika ingin singgah lama.. Gue tetep percaya kalo semua ini takdir!! Lo hanya sesuatu yang mengajarkan arti kehilangan, walau pada akhirnya ku tersenyum miris meratapi nasip jika aku benar benar gagal untuk melupakan!
-curhat penulis✌
hehe.. drama banget ini partnya.. lebay nya buanget..
vote💞
salam penulis amatir💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love With Seniors [Lengkap]
Ficção Adolescentenggak usah bohong buat deketin gue, kalo sebenernya lo udah punya pacar, jangan kasih harapan lebih ke gue. Gue cuma adik kelas yang nggak tau apa apa soal cinta dan lo buat gue jatuh cinta.Gue suka sama lo saat pertama ikut MOS. "Jangan datang kalo...