Lima.

594 125 1
                                    

"Sebelum lo ngomong, gue yang mau nanya dulu. Lo ngapain disini bang?"

Setelah ditarik Mino keluar untuk berbicara, disinilah mereka sekarang, berada di cafe yang ada di lantai satu rumah sakit itu. Mino menghela nafasnya lalu menjawab pertanyaan Seongwoo.

"Gue yang bawa dia kesini."

Seongwoo mengepalkan tangannya dalam hatinya dia kecewa karena bukan dia yang pertama kali ada saat Jisoo celaka. Ia merasa gagal melindunginya.

"Lo ngapain sama Jisoo?" Seongwoo menanyakan lagi, dia menatap tajam ke arah Mino, meminta penjelasan.

Mino menjawab pertanyaan Seongwoo dengan santai, "Gue minta tolong sama Jisoo buat anterin ke cafe depan kampus. Mobil gue dibawa Zico. Jisoo keserempet depan cafe abis nganterin gue. Udah kan? Sekarang gue yang gantian ngomong ke lo."

Seongwoo tetap menatap tajam ke arah Mino, hatinya benar-benar terasa kacau. Dia diam setelah mendengarkan jawaban Mino, ingin berkata lebih banyak tapi Mino memotong karena ingin mengatakan sesuatu padanya.

"Lo lagi masalah sama Jisoo? Gue tau banget Jisoo yang lagi badmood kayak apa. Dia badmood gara-gara lo kan?"

Seongwoo terdiam sejenak lalu menjelaskan, "Jisoo salah paham sama gue. Dia ngira gue makan bareng berdua sama Doyeon padahal nggak, ada Daniel disitu. Gue tadinya gangerti dia marah kenapa."

"Gue minta tolong banget sama lo, jagain Jisoo. Jangan buat dia sedih, Ong. Lo tau kan dia orang nya gimana, sok-sokan kuat didepan tapi dia sering nangis diem-diem."

Seongwoo nggak ngerti kenapa Mino masih aja care tentang Jisoo. Masih ada rasa kah?

"Tanpa lo minta gue bakalan selalu jagain dia, Bang. Lagian ngapain sih lo masih aja kayak gini ke cewek gue?" Seongwoo posesif. Iya, pacarnya adalah salah satu anak eksis dan most wanted banget di kampusnya. Dia nggak bakalan ngebiarin Jisoo digangguin sama cowok manapun, apalagi mantannya kayak Mino gini.

"Ya karena Jisoo mantan gue dan gue masih sayang sama dia."

Seongwoo terdiam lagi, dia berfikir untuk apa sih Mino mengakui kalau dia masih sayang dengan Jisoo?

"Sebagai adek. Santai aja bro. Gue gabakal rebut dia dari lo. Gue tau dia udah bahagia banget daripada waktu sama gue. Gue bakalan selalu care soal dia. Awas aja lo sampe bikin Jisoo nangis."

"Elah, udah tugas gue jagain Jisoo. Udah kan nih ngomongnya? Gue mau balik ke kamar Jisoo. Duluan yo."

Seongwoo melangkah pergi setelah menyelesaikan pembicaraannya dengan Mino. Dia sangat merasa bersalah karena telah membuat Jisoo salah paham. Dia tidak ingin kehilangan Jisoo-nya. Sesampainya di kamar Jisoo, ada Jennie disana yang menemani dan Jisoo sudah sadar. Begitu melihat keberadaan Seongwoo, Jisoo memalingkan mukanya. Jennie yang mengerti segera bangkit dan berjalan keluar.

"Selesein dulu masalah lo sama dia. Kalo sampe Jisoo kenapa-napa lagi, abis lo."

"Aduh iye, nyai. Serem amat sih." Seongwoo tertawa ringan setelah mendengar ancaman dari Jennie kemudian melangkah mendekati Jisoo.

"Jis."

Hening.

"Hey, aku disini nih. Gamau liat ke aku?"

Jisoo masih saja memalingkan mukanya menghindari tatapan Seongwoo.

"Jisoo. Maaf. Aku nggak peka banget kamu marah kenapa. Tapi kalo kamu marah gara-gara aku makan sama Doyeon, disitu ada Daniel juga. Serius deh, nggak cuman berdua aja aku dama Doyeon."

"Beneran ada Daniel disitu?" Jisoo kemudian berbalik menatap Seongwoo.

"Iya, sayangku."

"Cih. Apaan sih sayang-sayang."

"Lah kamu ngapain sama bang Mino? Kok dia malah yang pertama ada disini sih."

"Kepo deh." Jisoo masih tetap cuek menanggapi Seongwoo meskipun sebenarnya dia sudah sedikit tidak marah. Iya sedikit. Karena sebenarnya dia kangen dengan Ong yang semakin sibuk dengan acaranya.

"Tuan puteri kok jutek banget sih? Jangan gitu dong. Nanti aku bawain martabak deh ya yang banyak. Oke?" Seongwoo terus berbicara dengan Jisoo supaya Jisoo tidak lagi marah padanya.

"Nggak bisa disogok pake martabak."

"Jis. Kalo kamu masih nggak percaya soal malem itu kamu nanya aja ke Daniel dia ada disana sama aku atau nggak. Aku nggak bohong."

Jisoo terdiam. Dalam keheningan yang ada diantara mereka tiba-tiba suara setengah berteriak terdengar memasuki ruangan Jisoo. Suasana serius yang ada kini berubah.

"ADEEEK! LO GAPAPA KAN?" Jinwoo masuk ke kamar Jisoo dengan keadaan yang terengah-engah. Dengan cepat menuju rumah sakit setelah Mino menelfon mengatakan adiknya kecelakaan.

"Abang apaansih! Gausah teriak-teriak juga dong. Gue gapapa kali."

"Ah elah, bang. Gue lagi ngomong serius juga sama Jisoo."

Jinwoo tersenyum kikuk lalu menatap adiknya dan memastikan bahwa Jisoo baik baik saja.

"Iye iye maaf. Yaudah gue tunggu diluar deh sama Mino yak. Kalo butuh apa-apa gue didepan ya, dek."

"Loh, kak Mino disini? Kok ga keliatan sih daritadi?"

"Jis, aku disini nih ngapain kamu nyari bang Mino?" Seongwoo menatap Jisoo dengan tatapan kecewa, dia disini berusaha agar Jisoo tidak lagi marah tapi dia justru mencari Mino.

"Kamu kenapa ga bilang kak Mino disini? Dia yang bawa aku kesini kan? Aku belom bilang makasih."

"Ya ampun. Aku tuh mau ngomong sama kamu dulu. Aku gamau kamu salah paham sama yang kemaren." Seongwoo meraih tangan Jisoo dan menggenggam nya erat. Ia menatap Jisoo dalam. Jisoo diam dan melihat ke arah Seongwoo yang tengah menatapnya. Jisoo selalu suka mata itu, saat mata Seongwoo bertemu dengan milik nya.

Menatap matanya membuat pertahanan Jisoo melemah. Jisoo bisa melihat betapa tulus Seongwoo padanya, bahw apa yang ia katakan tidak bohong soal kejadian malam itu. Ia menundukkan kepalanya dan menghela nafas berat. Jisoo sejenak merasa bersalah karena dirinya telah salah paham dan begitu sulit mempercayai apa yang dikatakan Seongwoo padanya.

"Ong."

"Yes, princess?" Seongwoo masih terus menatap Jisoo dan kini senyum tipis terukir dari bibirnya. Jisoo mengangkat kepalanya dan terlihat jelas di wajahnya bahwa ia ingin menangis.


"Maaf."

***

Haloooo! Terimakasih ya yang udah vote dan comment di ceritaku ini ; - ; Ngebosenin nggak sih ceritanya? Aku berusaha update di tengah tengah UAS yang bikin pusing huhu. Semoga suka yaaa sama part ini!💓

Joie de vivre. ( osw x kjs )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang