Empat.

618 136 6
                                    

Tok tok.

Jisoo yang hendak menyalakan mobilnya merasakan kaca mobilnya diketuk lalu mengecek siapa yang mengetuknya. Jisoo mematung setelah mengetahuinya,

iya itu Mino.

Mino mengetuk lagi kaca mobilnya setelah melihat Jisoo yang hanya mematung. Jisoo tersadar kemudian segera menurunkan kaca mobilnya, "Gimana kak?"

"Jis, gue bareng sampe cafe depan kampus boleh gak?"

Jisoo mengerutkan keningnya, "Mobil lo kemana kak emang?"

"Mobil gue dibawa Zico tadi terus gue keburu mau ketemu temen penting di cafe tapi Zico ga balik-balik juga."

Jisoo bingung dengan permintaan Mino yang tiba-tiba, mood nya sedang tidak bagus pula. Jisoo berusaha mengontrol moodnya dengan mengiyakan Mino, toh juga cuman sampai cafe depan kampus.

"Ohh, yaudah sih bareng aja gapapa. Cuman sampe cafe depan kan?"

"Iya Jis, sampe situ aja. Kalo lo mau nemenin gue juga gapapa hahaha." Mino tertawa kecil namun segera berhenti setelah melihat muka Jisoo yang tidak berubah. Dia tau mantan pacarnya itu sedang badmood. Mino masih hafal sekali, karena Jisoo orang yang receh.

Mino segera masuk ke mobil Jisoo dan sejenak memperhatikannya.

"Jis, badmood ya? Ikhlas ga nih nganter kakak?" Mino bertanya dengan hati-hati.

"Yaelah kak, deket doang ya daripada jalan panas. Gue mau balik lewat juga."

"Lo lagi badmood kan? Mau gue yang nyetir aja?"

"Gapapa kok, gue aja."

Jisoo sedikit terkejut dengan pertanyaan Mino. Jisoo kembali mengingat saat dulu dia masih bersama Mino, mantan nya itu masih bersikap sama. Tidak ada yang berubah darinya, hanya Jisoo yang menjauh.

Jisoo menjalankan mobilnya untuk mengantarkan Mino. Pikirannya benar-benar kacau sekarang. Dia membutuhkan sesuatu yang membuat mood nya kembali.

Jisoo memutuskan untuk mampir ke cafe itu sebentar membeli beberapa cemilan dan akan kerumah Jennie.

"Makasih ya, Jis. Lo mau turun juga?" Mino bertanya setelah Jisoo melepas seatbelt nya seperti akan ikut turun.

"Iya, gue mau beli makanan dulu mau kerumah Jennie." Mino hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

Cafe itu ada di pinggir jalanan dekat kampus Jisoo tanpa parkiran mobil yang luas. Kebetulan siang itu cukup ramai sehingga Jisoo harus memarkirkan mobilnya di pinggir jalanan. Sebelum keluar Jisoo sempat mengetikkan pesan untuk Jennie.

Jisoo
Heh dirumah gak lo?

Jisoo segera keluar dari mobilnya setelah menekan tombol send. Jisoo berjalan menuju cafe dengan pandangan menatap handphone nya, namun tiba-tiba dia mendengar teriakan,

"JIS AWAS!"

Mino berteriak kepadanya tapi terlambat, Jisoo terserempet motor yang melaju kencang. Mino segera berlari menghampiri Jisoo dan memastikan keadaannya.

"Astaga, Jisoo! Jis bangun!" Mino melihat lengan Jisoo yang berdarah dan Jisoo tergeletak pingsan. Ia menggendong Jisoo masuk kembali ke mobilnya dan membawanya ke rumah sakit terdekat disana.

"Gila ya lo tuh Jis selalu aja kebiasaan jalan sambil mainan hp. Astaga untung gue masih ada sama lo." Mino khawatir dan berbicara sendirian karena Jisoo pingsan.

Sesampainya dirumah sakit, dia segera menghubungi Jennie karena tadi Jisoo mengatakan akan kerumah Jennie, "Jen!"

"Oy kak, ngapain nelfon gue?" Jennie menjawab telfon dari Mino dengan heran

"Sini lo cepetan ke RS Harapan, tadi Jisoo keserempet motor."

"HAH? KOK BISA SIH ASTAGA PADAHAL BARU AJA MAU GUE BALES CHAT NYA."

"Yaudah sini buruan!" Mino menutup telfon nya kemudian memastikan keadaan Jisoo yang sedang ditangani dokter.

***

14.40 PM
Ong menghela nafasnya, Jisoo nya kini marah padanya tapi Jisoo salah paham. Dia ingat semalam ia makan bersama Doyeon tapi dia tidak sendiri karena sebenarnya ada Daniel bersamanya. Setelah menelfonnya tadi dan Jisoo hanya menjawab ketus dia segera mengetikkan pesan

Ong
Jis, maafin ya :(
Jangan marah dong, nanti aku ceritain deh.
Nanti malem aku kerumah bawain martabak.

Ong kemudian memutuskan untuk berkumpul bersama anggota panitia lainnya untuk rapat mengenai kesiapan acara.

Ong membuat handphone nya dalam mode silent karena dirinya harus fokus dalam mengikuti rapat persiapan. Acara sudah semakin dekat dan acara ini harus sukses.

16.05 PM

Jennie
Missed Call (5)
LINE
Jennie (6)

Ong mengerutkan keningnha setelah melihat notification nya, kenapa Jennie menelfonnya? Ia segera membuka LINE dari Jennie dan akan menelfonnya kembali.

Jennie
Pak, dimana lo?
Lo dimana sih angkat telfon gue anying
PAK INI GAWAT DUH
GILA NI ORANG KEMANA DAH
Buru lo sini ke RS Harapan
Jisoo kecelakaan

Ong terkejut setelah membaca pesan dari Jennie dan segera menghubungi Jennie sambil bergegas menuju ke rumah sakit.

"Anjir, sekarang malah Jennie ditelfon nggak aktif."

***

Sesampainya di RS Harapan, Ong segera menuju IGD dan menemukan Jennie disana, namun dia tidak sendirian. Ada Mino disana.

"JEN! Gimana Jisoo?"

Jennie menghela nafasnya lega setelah melihat Ong datang, "Jisoo pingsan tadi dia shock. Lecet-lecet di tangannya."

Ong ingin meminta penjelasan mengapa ada Mino disini tapi dia harus melihat Jisoo-nya dulu. Dia merasakan sakit setelah melihat gadisnya terbaring lemah dengan beberapa luka di tubuhnya.

"Ya Tuhanku. Jis kamu tuh kenapa ga hati-hati sih?" Ong memperhatikan Jisoo, membelai rambutnya dan tangan kirinya menggenggam erat tangan Jisoo. Dia khawatir, sangat khawatir. Ong takut sesuatu yang parah akan terjadi pada Jisoo.

"Jis bangun dong, aku disini nih."
Ong terus menggenggam erat tangan Jisoo berharap gadisnya segera membuka matanya. Tiba-tiba seseorang menepuk bahunya.





"Gue mau ngomong sama lo."

***

HALOO MAAF YA SEMAKIN ANEH CERITANYA :(
Comment dong menurut kalian aneh nggak ceritanya terus harus ku lanjut atau nggak? :')
Terimakasih yaa yang sudah mau baca!❤️

Joie de vivre. ( osw x kjs )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang