Sepuluh.

564 96 25
                                    

"Jis beneran Ayah kamu bilang gitu?" Seongwoo panik. Ia tidak pernah sepanik ini menemui ayah dari pacar-pacarnya dulu. Namun kali ini berbeda, Jisoo special dan Ayahnya juga berbeda dari ayah-ayah yang lain.

"Iyaaa, Ong. Ngapain sih panik gitu? Biasa aja dong ketemu Ayah?" Jisoo sadar sebenarnya kalau memang Ayah nya ini galak dan beberapa laki-laki yang mendekatinya dulu mundur setelah tau siapa ayah Jisoo.

Hubungan Seongwoo dan Jisoo memang sudah lama. Sibuknya ayah Jisoo juga hampir setiap hari dalam setahun dan wajar jika ia jarang sekali bertemu. Jisoo dan Jinwoo lah yang sering berkunjung ke tempat ayah dan bunda nya.

Seongwoo memegang pundak Jisoo dengan tatapannya yang penuh kekhawatiran, "Jisoo. Ini ayah kamu, calon mertua aku. Wajar dong aku panik ayah kamu bilang mau ketemu aku?!"

"Kan kamu udah pernah ketemu ayah sebelumnya? Respon ayah soal kamu juga bagus-bagus aja. Tenang aja, sayang." Jisoo tersenyum kemudian ia memegang tangan Seongwoo yang masih berada di pundaknya, mencoba menenangkan pacarnya itu.

"Serius? Aaaahh, tapi tetep aja aku grogi banget yang! Gimana kalo nanti aku salah ngomong?"

"Seongwoo, ini belom lamaran. Udah sekarang mending kamu pulang terus ganti baju, dandan yang ganteng bajunya gausah formal-formal ya tapi!"

"Jam berapa nanti aku jemput?" Seongwoo mulai tenang dan mulai memikirkan apa yang harus dikenakannya nanti.

"Kita kan mau makan siang ya berarti kamu datengnya jam 11 an aja deh, ayah juga kayaknya masih harus ngurus sesuatu."

Seongwoo kemudian menganggukkan kepalanya seraya mengatakan "Sip!"

"Yaudah kalo gitu aku pulang ya? Kamu jangan cantik-cantik nanti banyak yang naksir!" Seongwoo mengecup pelan kening Jisoo dan melangkah keluar dari kamar Jisoo.

***

"HAAAAH BISA GILA GUE" Seongwoo mengacak rambutnya frustasi di kamarnya. Ia benar-benar bingung akan menggunakan apa karena ia harus tampil perfect didepan ayah Jisoo.

Pintu kamar Seongwoo terbuka dan terlihat seorang wanita disana, terkejut melihat kamar Seongwoo yang berubah menjadi kapal pecah karena baju berserakan.

"KAKAK! KENAPA BAJUNYA DIBAWAH GINI SEMUA?"

Seongwoo hanya membalas dengan senyuman kecil kemudian mengambil beberapa baju yang berserakan di lantai, "Hehehe. Abisnya bingung mau pake apa, Mi."

"Mau kemana sih kak? Kok sampe bingung gitu?" Kahi kemudian masuk ke kamar.

"Mau makan bareng keluarganya Jisoo, Mi. Ada ayahnya juga kan aku panik. Mami bantuin dong pilih baju buat kakak." Kahi tertawa. Kemudian mengambil beberapa baju yang menurutnya cocok. Siapa yang sangka Seongwoo ini anak yang manja sama maminya?

"Ampun deh. Ternyata anak mami ini mau ketemu calon mertua? Coba deh kak pake yang ini atau yang ini. Gausah terlalu grogi dong." Seongwoo melihat baju yang telah dipilihkan maminya dan pilihannya jatuh pada sebuah baju lengan panjang polos berwarna hitam. Sesimpel itu memang pilihan Ong Seongwoo tapi ributnya minta ampun.

"Aduh, Kak. Mami kasih tau ya, gausah dibikin pusing nanti bikin stress. Santai aja kalo kamu kaku gitu malah bikin kesan aneh. Sana cepetan ganti terus berangkat, biar mami yang beresin."

"Makasih, Mi! Sayang deh!" Wajah Seongwoo berubah menjadi cerah kemudian segera mengecup pipi mami nya dan berlari cepat menuju kamar mandi untuk mengganti bajunya.

***

Jinwoo, Jisoo, dan Seongwoo sudah sampai duluan di restoran yang tidak jauh dari rumah Jisoo. Terlihat Seongwoo yang hanya diam karena sejujur-jujurnya dia masih merasa takut dan grogi. Jisoo geli melihat pacarnya itu kemudian mengambil handphone nya dan memotret Seongwoo diam-diam.

Joie de vivre. ( osw x kjs )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang