Tujuh.

567 110 6
                                    

Jisoo memandangi langit malam ini di balkon kamarnya, beristirahat ditemani angin malam yang cukup sejuk. Jennie segera pulang dijemput oleh Hanbin setelah mengantarkan Jisoo. Pikiran Jisoo semakin ke arah yang tidak jelas, terutama pikirannya soal Mino.

Jisoo terlalu larut dalam pikirannya sehingga tak tahu ada seseorang yang masuk ke kamarnya, melingkarkan tangannya ke pinggang Jisoo dan membuat Jisoo sedikit tersentak kaget.

"Ngelamunin apasih, Princess? Sampe nggak tau aku masuk?" Seongwoo memeluk Jisoo dari belakang setelah menyadari gadisnya sedang melamun dan tidak menyadari keberadaannya.

Jisoo memalingkan mukanya untuk menatap Seongwoo kemudian tersenyum, "Nggak kok, cuman seneng aja liat langitnya. Bagus banget malem ini."

Mereka berada dalam posisi itu untuk beberapa saat, menikmati keindahan malam itu bersama. Seongwoo merasa sangat nyaman berada didekat Jisoo, gadis itu di pelukannya membuat seolah bebannya hilang dan senyum gadis itu pula menenangkan pikirannya.

"Ayo masuk. Kamu nggak kedinginan? Aku bawa ayam gapapa ya? Martabak yang biasa kita beli rame banget tadi." Seongwoo menggandeng tangan Jisoo dan mengajaknya masuk. Jisoo terlihat senang karena Seongwoo membawakannya ayam. Jisoo kemudian mendudukan dirinya di sofa yang ada di kamarnya menunggu Seongwoo menyiapkan ayam yang telah dibawanya.

Jisoo memakan ayam dengan lahap dan Seongwoo memperhatikannya. Seongwoo berpikir kapan terakhir ia memperhatikan Jisoo seperti ini, ia terlalu sibuk akhir-akhir ini. Seongwoo mengusap rambut Jisoo kemudian mencium pipi Jisoo cepat dan membuat Jisoo terkejut.

"Ong ih, kan aku lagi makan." Jisoo terlihat protes setelah Seongwoo mencuri satu ciuman di pipinya.

"Gemes soalnya kamu makan kayak anak kecil." Seongwoo tertawa kemudian mengacak rambut Jisoo. Jisoo menatap Seongwoo dan menyadari betapa ia merindukan tawa itu.

"Jis, maafin aku ya kadang aku ngerasa nggak guna banget soalnya nggak ada waktu buat kamu. Aku sibuk terus bahkan waktu kamu sakit gini aku nggak bisa nganter kamu. I miss you so much, Princess." Seongwoo tiba-tiba mengungkapkan rasa bersalahnya dan justru membuat Jisoo juga merasa bersalah. Jisoo merasa tidak seharusnya tadi ia memikirkan Mino bahkan memikirkan beberapa moment saat ia masih bersama Mino.

"Kok kamu ngomong gitu sih? Jangan gitu dong. Kamu sibuk gini kan juga buat kampus yang." Jisoo meraih tissue basah di dekatnya dan membersihkan tangannya kemudian menggenggam tangannya.

"Aku nggak ngerti bakalan sibuk lagi atau nggak abis acara ini selesai. Diusahain ada waktu buat kamu kok tapi." Jisoo kemudian tersenyum mendengarnya, walaupun ini sedikit membuatnya sedih namun dia tidak seharusnya melarang Seongwoo untuk sibuk terus. It's for his future tho.

"Iya iya, anyway aku belum cerita ini ya. Kemarin aku ditawarin magang di salah satu stasiun TV buat liburan." Seongwoo melihat betapa excited  kekasihnya saat menceritakan ini, ia tahu Jisoo ingin bekerja di stasiun TV karena baginya itu menyenangkan ditambah lagi Jisoo sering menjadi MC untuk acara-acara fakultas nya.

"Oh ya? Bagus dong. Kamu ambil aja siapa tahu abis wisuda kamu bisa langsung kerja disana." Jisoo terlihat sangat senang, senyumnya sangat manis dengan bibirnya yang berbentuk hati itu. Seongwoo sejenak merasa terpesona dengan senyum Jisoo kali ini, berkali-kali ia melihat senyum itu tapi ia tak pernah bosan.

 "Eh iya! Buat besok acara fakultas aku tuh MC-nya bertiga kan tapi tiba-tiba Kak Irene gak bisa dateng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh iya! Buat besok acara fakultas aku tuh MC-nya bertiga kan tapi tiba-tiba Kak Irene gak bisa dateng. Kamu mau gak gantiin dia?" Seongwoo tiba-tiba teringat masalah yang sempat diurusnya tadi, Seongwoo memang yang awalnya mengusulkan mengundang Irene untuk jadi MC acara mereka makanya dia juga yang harus bertanggung jawab mencari penggantinya.

"Hah?! Kok tiba-tiba gini sih? Acara nya kan udah tinggal berapa hari lagi Ong, kalo aku nggak bisa gimana?" Jisoo panik, sebenarnya dia mau-mau saja tapi mengingat acara yang sebentar lagi dia jadi sedikit tidak percaya diri.

"Gapapa Jis, kamu pasti bisa kok. Lagian partner kamu besok Bang Jinyoung sama Taehyung tuh temen kamu. Udah biasa juga kan nge-MC bareng Bang Jinyoung?"

"I-iya sih, tapi tetep aja aku takut." Jisoo menunduk dan mengerucutkan bibirnya. Seongwoo yang gemas melihatnya kemudian mengusap rambut Jisoo pelan dan membuat Jisoo mendongakkan kepalanya menatap Seongwoo dengan cemas.

"Bantuin aku ya yang? Nanti aku beliin dua box ayam deh plus martabak plus cium dari aku." Seongwoo mengedipkan sebelah matanya kemudian tertawa.

Jisoo melemparkan bantal ke arah Seongwoo karena geli melihat tingkah kekasihnya itu, "ONG APAAN SIH GELI TAU GAK

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisoo melemparkan bantal ke arah Seongwoo karena geli melihat tingkah kekasihnya itu, "ONG APAAN SIH GELI TAU GAK."

"KOK AKU MALAH DILEMPAR BANTAL SIH?! AWAS NIH AKU BALES YA." Seongwoo mengambil kembali bantalnya untuk dilemparkan kembali namun Jisoo sudah bangun dan segera menghindar sehingga mereka kini berperang bantal berlarian di kamar Jisoo. Seongwoo melemparkan bantalnya bersamaan dengan pintu kamar Jisoo yang terbuka, bukannya mengenai Jisoo tapi justru malah terdengar umpatan dari seseorang











"Dek, ab— WOY SETAN SIAPA NIH YANG NGELEMPAR KE ARAH GUE."

***

Lama banget nggak update huhuhu maaf ya kemarin agak gak ada ide dan sibuk mau ujian. Comment dong ceritanya gimana, kayaknya makin bosenin ya? T___T Comment kalian bikin aku semangat nulis huhuhu.

Oiya, disini lagi hujan terus. Stay healthy ya everyone!💓

Joie de vivre. ( osw x kjs )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang