Chapter 5

100 7 0
                                    

Hari ini terasa berjalan cepat sekali. Tapi parahnya, tidak ada satu pun pelajaran yang masuk ke dalam otakku. Pasti karena hari yang melelahkan kemarin, dan ditambah hukuman membawa ember, tenagaku jadi terkuras habis. Aku mengantuk di sepanjang pelajaran. Untunglah, tidak ada guru yang menegur.

Aku masih setengah sadar ketika Sung Rin menepuk pundakku dan mengatakan sesuatu. Sepertinya... aku harus menemuinya di ruang ganti tim basket. Yah, pokoknya kalimat semacam itu.

Mwo!!!

Menemuinya di ruang ganti tim basket!? Itu, kan daerahnya Kyuhyun oppa. Saat aku memikirkannya, rasa kantukku tiba-tiba lenyap, tak berbekas lagi.

"Bagaimana ini? Sung Rin mau apa, sih?" gumamku pelan.

Aku menyandarkan punggung ke kursi menatap ruang kelas yang sudah kosong. Sekolah memang belum sepi. Masih ada beberapa kegiatan ekstrakurikuler, yang melibatkan cukup banyak siswa. Namun, tidak seorang pun yang berada di kelas ini, selain aku. Ah, sebaiknya kupikirkan masalah Sung Rin ini sambil berjalan keluar.

Aku memasukkan buku dan alat tulis ke dalam tas, lalu melangkah pelan menuju pintu kelas. Sebelum keluar, aku sempat melongok ke luar pintu untuk melihat keadaan di luar. Lorong sekolah sudah sepi. Entah kenapa, hari ini rasanya semua orang terburu-buru meninggalkan kelas. Aku juga ingin segera pulang, tapi tentu saja tidak bisa, karena aku masih punya janji.

Sambil berjalan tanpa semangat, kulirik jendela. Anak-anak dari klub basket sedang berlatih. Mereka kelihatan bersemangat sekali. Kalau tidak salah dengar, sebentar lagi ada kejuaraan nasional. Tapi sebenarnya aku tidak terlalu peduli, karena aku hanya peduli pada Kyuhyun oppa.

Pikiranku kembali melayang pada Sung Rin. Aku menunduk sambil berpikir keras, penasaran dengan rencananya. Tanpa terasa, kini aku berjalan tanpa memperhatikan keadaan di depanku.

Buuk!

"Auuw! Hati-hati, dong! Eh... Ri-a?" seru sebuah suara yang cukup akrab di telingaku.

Aku mendongak. Kulihat wajah Sunny dan Yoona. Gara-gara berjalan sambil menunduk, aku bertabrakan dengan kedua gadis itu.

"Mian... aku... tidak sengaja," kataku terbata-bata.

Namun, mereka tampaknya tidak marah.

"YuRi. Kenapa belum pulang?" tanya Yoona ramah.

"Aku... tadi ketiduran di kelas. Kalian kenapa belum pulang?" sahutku balas bertanya.

Sunny memegang kedua pipiku dan menepukannya keras-keras. "Kayaknya kamu masih belum sadar benar. Coba jawab Ri-a, ini hari apa?"

"Hari kamis."

"Coba ingat apa yang kira-kira harus kami lakukan pada hari kamis?" tanya Sunny lagi, melepaskan tangannya dari pipiku.

Aku berusaha keras mengingat-ingat. Aduuh, kenapa hari ini otakku sulit sekali diajak bekerja sama?

"Oh, ya, kalian piket di klub memasak," sahutku akhirnya.

"Ya, betul sekali," jawab Yoona.

Sunny dan Yoona juga anggota klub memasak. Sebenarnya kami sudah kenal sejak SMP, karena kebetulan kami berada di SMP yang sama. Tapi sejak SMA, kami tidak pernah sekelas lagi. Hubungan kami cukup baik, walaupun tidak sedekat hubunganku dengan Sung Rin. Kadang-kadang aku dan Sung Rin sering bergabung dan mengobrol bersama mereka.

"Bagaimana, Ri-a? Ada kemajuan?" tanya Sunny tiba-tiba.

Aku menatap mereka dengan heran.

"Kemajuan apa?" tanyaku kebingungan.

Just For You [Complete] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang