Chapter 4

80 6 0
                                    

Ada kalanya dalam suatu putaran waktu

Nasib baik meninggalkanmu

Mulailah tarik napasmu

Suatu yang buruk

Mungkin datang menghampirimu

Uhh!

Tanganku pegal sekali. Memegang ember berisi air di tangan kanan dan kiri memang bukan beban ringan. Capek sekali.

Sudah hampir sepuluh menit aku berdiri di luar. Perasaanku benar-benar campur-aduk... capek, malu, kesal... semuanya berputar-putar dalam benakku.

Saat Lee songsenim membisikkan kata Just For You di telingaku, darahku seakan berhenti mengalir. Wajahku pasti pucat pasi saat itu.

Dari mana Lee songsenim tahu? Mungkinkah ia melihatku saat aku memperhatikan sweter di etalase?

Hmm, jangan-jangan sepeda motor yang kulihat tadi milik Lee songsenim. Iya... mungkin saja. Tapi mana berani aku menanyakannya. Masih kuingat kala ia memegang bahuku dan menghadapkanku di depan para siswa.

"Dengar semuanya! Kalian tahu hadiah apa yang akan diberikan pada anak paling baik hati di kelas ini?" tanya Lee songsenim, sepuluh menit yang lalu.

Terdengar suara cekikikan di dalam kelas. Tiba-tiba ada yang mengacungkan tangan. "Bagaimana kalau dua ember berisi air?"

Lee songsenim mengangguk.

"YuRi-ssi. Kau tahu kan apa yang harus kau lakukan?" Ia menoleh padaku sambil tersenyum.

Aku merasa kesal sekali. Namun, yang paling menjengkelkan adalah anak yang mengacungkan tangan! Siapa lagi kalau bukan Park Sung Rin. Ia juga tertawa paling keras ketika semua anak menertawaiku. Dasar Sung Rin sialaaan! Huh... benar-benar sahabat yang baik!

Ember di tangan kananku mulai terasa berat. Rasanya ingin segera meletakkannya di lantai, tapi kalau ketahuan Lee songsenim bisa tambah gawat.

"Ayo, YuRi! Hwating!" kataku memberi semangat pada diri sendiri.

Yah, setidaknya aku sudah mendapatkan sweter buat Kyuhyun oppa. Sweter yang akan kuberikan saat aku menyatakan perasaanku. Tinggal cari waktu yang tepat. Dengan semua keberanian yang kukumpulkan selama setahun ini, akan aku bilang bahwa aku menyukainya... yah, setidaknya Kyuhyun oppa tahu perasaanku.

Tiba-tiba ember di tanganku terasa berat lagi. Kenapa sih di saat begini aku masih memikirkan Kyuhyun oppa? Oh, semoga hari ini tidak lebih buruk lagi.

Sambil menunduk memegang ember, aku berusaha berhenti memikirkannya. Padahal sejujurnya... dengan memikirkan Kyuhyun oppa, rasa capeknya jadi tidak terasa. YuRi, kau benar-benar payah.

Tiba-tiba kudengar suara orang bercakap-cakap, mendekat ke arahku. Hmm... kayaknya itu suara namja yang sedang kupikirkan. Aku menoleh.

Ah, benar! Kulihat Kyuhyun oppa sedang berjalan ke arahku. Ia sedang bercakap-cakap dengan Yesung oppa. Yesung oppa adalah sahabat akrab Kyuhyun oppa. Sebenarnya Yesung oppa juga keren, tapi tentu saja aku lebih menyukai Kyuhyun oppa. Pokoknya ia tetap lebih keren, lebih baik dan...

YuRi! Gimana, nih? Tegurku pada diri sendiri. Di saat gawat begini kau masih juga memikirkannya.

Aku menundukkan kepala dalam-dalam, berharap mereka tidak memperhatikan. Memalukan sekali kalau bertemu pada saat seperti ini. Tuhan, tolonglah! Semoga Kyuhyun oppa tidak memperhatikan aku saat lewat nanti.

Kedua namja itu berjalan semakin dekat. Terus jalan... terus jalan... jangan berhenti, aku berharap sepenih hati.

Tiba-tiba langkah mereka berhenti di depanku. Oh, jantungku rasanya berhenti berdetak.

"Eh, Kyu-a, lihat! Ada gadis manis membawa ember di lorong sekolah," kata Yesung oppa dengan nada menggoda.

Aku menunduk semakin dalam, berharap Kyuhyun oppa tidak melihat wajahku. Malu...

Tiba-tiba Kyuhyun oppa berjongkok di hadapanku, menatap mataku.

Tanpa sadar, aku mendongak.

Namun, namja itu tidak mau kalah. Ia berdiri, kini menunduk dan menatapku. Maklum, ia memang jauh lebih tinggi.

Aku menoleh ke kanan, lalu ke kiri. Tapi setiap kali aku membuang muka, Kyuhyun oppa selalu mengikuti gerakanku. Oh, mukaku rasanya panas sekali, pasti wajahku memerah lagi.

"Wah, rupanya ia malu. Tapi wajahnya kalau malu manis, ya. Apa kau mengenalnya, Kyu-a?"

"Ne, Sung Rin pernah cerita," jawab Kyuhyun oppa.

Mwo?! Sung Rin!!! Aduh, semoga ia tidak mengatakan hal-hal yang memalukan tentang diriku.

Kyuhyun oppa memegang pundakku, lalu tersenyum. Maniiis sekali.

"Ayo, Song YuRi! Hwating!"

Kyuhyun oppa tahu namaku? Senang sekali rasanya, tapi... aku benar-benar tidak ingin perkenalan pertama kami berlangsung seperti ini. Memalukan sekali, kan?

Ah, seandainya aku bisa menghilang.


To Be Continue

Just For You [Complete] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang