Chapter 9

77 7 0
                                    

Keesokan harinya, jam delapan kurang sedikit, aku sudah berada di depan gerbang sekolah. Sekolah tampak sepi, padahal biasanya pada hari Minggu masih ada beberapa klub yang mengadakan kegiatan. Tapi enatah kenapa hari ini tidak tampak seorang pun.

Aku melirik arlojiku, masih jam delapan. Aku menoleh ke ujung jalan, tidak ada siapa-siapa. Aku lalu menyandarkan punggung ke gerbang sekolah yang tertutup, sambil memeluk buku catatan.

Saat melihat buku catatan, aku jadi teringat peristiwa lima hari yang lalu. Saat itu aku sedang mencatat status para pemain inti dari pinggir lapangan. Mereka sedang melakukan latihan tim merah biru. Kyuhyun oppa berada di tim merah, sedangkan Yesung oppa berada di tim biru. Walau hanya latihan, mereka tampak serius. Semua pemain berusaha mengeluarkan permainan terbaiknya.

Tapi entah kenapa, hari itu penampilan Yesung oppa tidak seperti biasanya. Banyak tembakan yang tidak terarah atau terlalu pelan, jadi mudah sekali dibaca Kyuhyun oppa. Hal ini membuat Kyuhyun oppa jengkel.

"Hyung, kau melempar seperti harabeoji! Mungkin sudah saatnya kau pensiun!" serunya dari bawah ring.

"Ne, lihat saja rambutnya sudah mulai rontok!" tambah Baekhyun, pemain dari tim merah.

Yesung oppa mendatangi Baekhyun dan mencengkram kerah rompinya.

"Ini bukan rontok! Aku memang memotongnya pendek, untuk membantu pergerakkanku! Jangan kurang ajar pada senior!" ancamnya.

Baekhyun hanya tertawa lebar, diikuti seluruh anggota tim baik merah maupun biru. Memang baru-baru ini, Yesung oppa memotong rambutnya sangat pendek. Terus terang saja, potongannya itu tidak terlalu pantas dengan wajahnya. Tak heran kalau sebagian anggota tim suka menggoda.

"Kyuhyun, kau jangan meremehkan! Lebih baik kita bertanding 1 lawan 1. Bila kau bisa menghlangiku untuk memasukkan bola, aku akan mentraktirmu sepuasnya," katanya sombong.

"Coba saja!" Kyuhyun oppa balik menantang.

Akhirnya mereka melakukan pertandingan 1 lawan 1 yang hasilnya sudah bisa diperkirakan. Semua tembakan Yesung oppa bisa ditepis Kyuhyun oppa.

Wajah Yesung oppa tampak tidak percaya.

"Konsentrasimu memang payah, hyung! Kalau begini kita tidak bisa lolos di kejuaraan nasional," tegur Kyuhyun oppa.

Yesung oppa terdiam sebentar, lalu memasang wajah kesal. "Ne... ne... arraso. Memang ada sesuatu yang mengganggu pikiranku. Lain kali aku akan berusaha tidak membawa masalahku ke lapangan."

Yesung oppa menghela napas panjang. "masalah taruhan tadi sebaiknya kita lupakan saja. Aku kan tidak dalam kondisi prima," lanjutnya, mencari alasan.

"Terserah kau saja hyung," jawab Kyuhyun oppa.

"Jamkaman! Kyuhyun mungkin melepaskanmu, tapi kami tidak," sahut beberapa orang tim inti. Mereka kini mengepung Yesung oppa.

"Yak, mau apa kalian! Itu tadi taruhanku dengan Kyuhyun, kalian jangan ikut campur!"

"Tangkap dia! Malam ini Yesung harus mentraktir kita ramyeon sampai puas."

Yesung oppa pun segera diseret tanpa perlawanan yang berarti.

"Kyuhyun-ah, kau ikut tidak?"

"Ne, geurom," balas Kyuhyun oppa sambil tersenyum lebar.

Aku tersenyum mengingat kejadian itu. Tim basket SMA Kyunghee memang sangat meriah. Ada saja kejadian seru saat latihan.

Kulirik kembali arlojiku. Sudah pukul delapan lewat sepuluh menit. Masih belum tampak seorang pun di ujung jalan. Aku kembali menyandarkan diri ke gerbang sekolah.

Just For You [Complete] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang