Chapter 7

61 7 0
                                    


Malam ini aku berharap, andai saja jalan menuju rumahku lebih jauh... pasti aku bias lebih lama berjalan dengan Kyuhyun oppa. Dasar orang lagi jatuh cinta, batinku Manahan senyum. Berulang kali kulirik namja yang kini berjalan di sampingku.

"Oppa tidak perlu mengantarkan aku pulang, kataku pelan.

"Tidak apa-apa, kok. Sekarang sudah jam tujuh, tidak baik membiarkan kau pulang sendiri. Lagi pula aku harus menjelaskan pada kedua orang tuamu. Hmm, bisa-bisa mereka tidak mengizinkan kau menjadi manajer," jawabnya sambil tersenyum.

Aku mengangguk. Padahal dalam hati aku senang sekali. Bisa berjalan berdua dengan Kyuhyun oppa? Oh, mimpi pun rasanya tidak berani.

Ah, indahnya hari ini... walaupun harus dimulai dengan mencuci segunung seragam, tapi semua berakhir menyenangkan. Ya, pesta penyambutan manajer baru itu memang seru. Sebentar saja, aku sudah merasa sangat akrab dengan anggota tim basket lainnya. Apalagi Kyuhyun oppa baik sekali. Pokoknya benar-benar menyenangkan. Bahkan kejengkelanku pada Yesung oppa juga hilang.

"Mian, Ri-a. Kami terpaksa menyuruhmu mencuci seragam karena menyiapkan pesta membutuhkan waktu," kata Yesung oppa sambil mengacak-ngacak rambutku. Kelihatannya dialah coordinator pesta itu. Jadi, ia yang merencanakan semuanya.

"Ri-a... apa yang kaupikirkan? Masih marah ya, harus mencuci seragam?" pertanyaan Kyuhyun oppa membuyarkan lamunanku.

Aku menggeleng kuat-kuat.

"Aniyo, oppa. Aku sedang memikirkan hal lain," jawabku cepat.

"Sedang memikirkan namja?"

Ah, seandainya iatahu bahwa selama ini aku hanya memikirkannya. Tapi... tapi kalau ia tahu malah gawat. Aku berusaha tersenyum, untuk menyembunyikan perasaan.

"Aniyo, oppa. Aku hanya memikirkan tugasku sebagai manajer. Yah, maklum manajer baru. Belum tahu benar akan tugas," jawabku setengah berbohong, karena sebenarnya bukan itu yang sedang kupikirkan.

"Sudahlah, jangan terlalu khawatir. Aku dan Yesung hyung akan membantumu. Memangnya ada hal-hal baru yang harus kaupelajari. Tapi itu bukan hal-hal yang berat, kok. Kau juga tidak perlu khawatir harus mencuci pakaian lagi. Itu hanya idenya Yesung hyung untuk mengalihkan perhatianmu. Sekalian untuk menguji mentalmu. Hmmm, ternyata kau lulus ujian. Kau mau juga bekerja keras. Tapi... lain kali kami pasti tidak akan menyuruhmu melakukan hal seberat itu."

Kata-katanya terdengar serius dan menenangkan hatiku yang penuh gejolak. Aku jadi terhibur karenanya.

Tanpa terasa kami terus bercakap-cakap. Entah kenapa, hari itu aku merasa sedikit tenang berhadapan dengannya. Aku mengajukan banyak pertanyaan, yang semuanya ia jawab dengan sabar. Tentu saja pertanyaan seputar basket. Aku masih belum berani menanyakan hal-hal yang pribadi.

Kyuhyun oppa benar-benar baik. Setiap kali menjawab, ia juga selalu tersenyum. Benar-benar tidak tahan.

Tanpa terasa kami sudah sampai di depan pagar rumahku.

"Oppa, gomawo sudah mengantarku," kataku sambil membukuk dalam-dalam.

Sebelum ia sempat menjawab, Appa dan Eomma sudah menghambur keluar dari pintu depan.

"Yuri! Dari mana saja kau? Sudah hamper jam tujuh, kami khawatir sekali. Biasanya kau memberitahu kami kalau ada kegiatan," kata Eomma dengan cepat, sambil menggoncang-goncang badanku.

"Kau seharusnya menelpon! Membuat kami khawatir saja!" tegur Appa.

Aku tidak bisa menjawab karena Eomma terus menggoncang-goncangkan pundakku dengan keras.

"Joesonghamnida, Ajhussi, Ajhumma. Saya lah yang menyebabkan Yuri pulang terlambat," sahut Kyuhyun oppa tiba-tiba, sambil menundukkan badan.

Appa dan Eomma kini menoleh pada namja itu. Sepertinya mereka baru sadar ada Kyuhyun oppa di dekatku.

"Sekali lagi saya minta maaf, tapi Yuri adalah manajer klub kami yang baru. Hari ini klub kami mengadakan pesta penyambutan untuk Yuri," sambung Kyuhyun oppa.

Eomma melirik ke arahku.

Sebelum Eomma bertanya, Appa sudah terlebih dulu berkata, "Kau Kyuhyun? Kapten basket SMA Kyunghee? Penampilanmu di kejuaraan nasional benar-benar luar biasa. Kau benar-benar pemain muda kebanggaan kota ini."

Appa dan Oppa adalah penggemar berat basket. Tentu saja sekolah kami yang menjadi juara nasional juga tidak luput dari perhatian mereka.

Appa menyenggol Eomma.

"Ini calon pemain hebat di masa depan. Dan sekarang Yuri malah menjadi manajer klubnya. Hebat sekali."

Eomma melirik sekilas ke arahku.

"Wah, semoga anak kami tidak merepotkan klub kalian," kata Eomma.

"Eomma..." aku berusaha menyela.
Kyuhyun oppa tersenyum sambil menggeleng.

"Tapi baru menjadi manajer, sudah merepotkan nak Kyuhyun untuk mengantarkan pulang," sambung Eomma.

Kyuhyun oppa tersenyum sambil melirik ke arahku. Wajahku rasanya sudah semerah kepiting rebus.

"Sebetulnya tidak usah repot-repot. Ini juga belum terlampau malam. Yuri mestinya bisa pulang sendiri. Maaf terpaksa merepotkan."

"Eomma..."

Eomma tega. Mempermalukan aku di depan Kyuhyun oppa.

Namja itu tersenyum semakin lebar.

"Ayo, nak Kyuhyun, masuk sulu," kata Appa mempersilahkan.

Ternyata dicuekin itu benar-benar tidak enak. Aku menghela napas dan menyusul mereka masuk ke dalam rumah.

To Be Continue

Just For You [Complete] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang