Ada hari dimana aku ingin menyerah, merasa kalah dan tak mau lagi melangkah.
Itu salah satu dari keegoisanku.
Aku selalu memikirkan hal-hal buruk yang akan terjadi tanpa mau berjuang terlebih dahulu.
Aku terlalu takut untuk melangkah keluar.
Aku takut pada sorotan mata yang selalu menganggapku remeh. Aku tak pernah menjadikan itu sebagai kekuatan yang aku punya.
Aku ini lemah.
Tak mau bangkit dan memilih bersembunyi di balik bayang-bayang harapan. Menanti penyelamat dari nasib baik yang tak pernah kutahu kapan ia datang.
Namun setelah kamu datang,
Aku sedikit mengintip sedikit celah masa depan.
Aku mulai berani melangkahkan kakiku keluar walau sejengkal.
Dan itu adalah awalku.
Kamu yang selalu ada membuatku semakin percaya diri.
Segala kata-kata penyemangatmu membuatku sadar diri.
Juga kata-kata sarkasmu yang malah tak membuatku berkecil hati.
Kamu bilang, Impian itu harus diperjuangkan. Bukan hanya disimpan dalam gumpalan harap yang tak berkepastian.
Jangan hanya dinanti namun harus di jalani, di perjuangkan.
Harus ada bukti nyata bahwa kamu pernah berjuang.
Bahwa kamu sungguh-sungguh menginginkan mimpi itu.
Dan melalui caramu mengejar mimpimu menjadi kekuatan tersendiri untukku.
Bahwa aku harus sepertimu,
bahwa aku tak boleh kalah darimu.