Jennie sangat frustasi dan lelah dengan kedua ortunya. Lelah dg kehidupan yg begitu pahit ini
Jennie berlari meninggalkan Rumah sakit itu
Jennie menangis, ia berlari sekuat mungkin. Ia tak tau harus kemana ia akan pergi.
Sesekali jennie terjatuh karena tersandung batu batu yang ada dijalan
Awan begitu mengerti apa yg dirasakan jennie. Ya hujan turun membasahi sekujur tubuh jennie. Luka yang lumayan banyak mengeluarkan darah terasa perih buat jennie tapi tak seperih yg ia rasakan saat ini.
Perlahan jennie mengeluarkan air matanya
Semakin deras dan deras air mata itu mengalir
Jennie berhenti berjalan dan menatap jalanan yang telah basah karena hujan
"Pa. Papa....hiks.....hiks.... Kenapa...hiks.. s...ih j...ahat... S....a...ma jennie....hiks....hiks. jennie benci papa. Jennie benci papa. Papa gak tau apa yang dialami mama. Mama sakit hati pah. Seenaknya aja papa ciuman sama wanita jalang
Jennie berhenti berkata, ia hapus airmata dan ingus nya. Dan mengingat masa dimana papa nya bermesraan dengan wanita yang sekarang menjadi ibu tiri jennie
Flash back
Saat itu jennie sedang dalam perjalanan pulang sekolah dan bertemu sang kekasih waktu ia berhenti di halte menunggu papanya menjemputnya. Yoongi menghampiri jennie
"Belum pulang?." Tanya yoongi dingin
Jennie hanya menjawabnya dengan gelengan
"Mau ku antar?." Tanyanya lagi
Dan lagi lagi jennie hanya menggeleng
"Kou kenapa sih kok murung terus?." Tanya yoongi
"Tak apa." Jawab jennie singkat
"Aku punya salah?."
"Kamu gak salah, yang salah itu aku. Kenapa aku harus dilahirkan dengan kehidupan yang sangat mengerikan ini."
"Ssstt jangan bicara seperti itu aku ada di sampingmu. Jadi kalau kou kesal dengan siapapun, lampiaskan kemarahanmu padaku. Kou mau pukul aku, memarahi ku terserah asal itu bisa membuatmu lega kim jennie. Aku mencintaimu." Jelas yoongi
"Apa papa ku menyayangi ku yoongi-ya?." Tanya jennie dengan muka sedih dan mata yang telah berkaca kaca
"Tentu saja, semua orang tua pasti sayang anaknya bukan."
Jennie mengangguk
"Papa mu tak kunjung datang, bagaimana jika kou pulang denganku, atau kita pergi ke mall dulu bermain dan bersenang senang disana, hmm?." Tanya yoongi dan dijawab anggukan oleh jennie
"Sudah jangan bersedih, tersenyumlah." Ucap yoongi
Jennie pun tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang tersusun rapi"Baiklah kajja." Ucap yoongi sembari menggandeng tangan mulus jennie agar masuk kedalam mobilnya
Skip
#mall
"Yoongi-ya kajja." Ucap jennie bersemangat dan menarik tangan yoongi sampai masuk kedalam mall
"Ne chagiya." Ucap yoongi lembut sembari mengacak acak rambut jennie
"Aish kou apa apaan sih, jangan membuat aku baper deh."
Yoongi hanya tertawa melihat tingkah lucu sang kekasih
Tanpa sengaja mata jennie menemukan sesuatu yang sangat mengganjal
"Jen." Panggil yoongi namun tak mendapat respon oleh jennie ia pun mengikuti arah mat jennie
Jennie terkejut melihat adegan itu
Ya dia melihat sang papa sedang bermesraan dengan wanita lain, yang tak asing baginya. Wanita itu adalah sekretaris sang papa dikantor
Amarah jennie memuncak
Jennie menghampiri mereka sebelum yoongi meraih tangannya
Yoongi menggeleng
Namun jennie tak menghiraukan gelengan yoongi dan meneruskan perjalannya menuju ketempat itu
Jennie memanggil nama sang ayah dengan nada bergetar menandakan ia menahan tangis yang rasanya ingin keluar
"Pa...pa." panggil jennie sang papa menoleh melihat sang anak tengah menatapnya marah
"Jen....jennie-ya, sed....sedang...a....pa.....kou...kemari." tanya sang papa gugup
"HARUSNYA JENNIE YANG TANYA KENAPA PAPA KESINI, DENGAN WANITA ITU PA." Ucap jennie dengan menekan kata ITU. Amarah jennie meledak
Tbc
Anyeong guys, maaf publisnya lama. Soalnya uas, ini aja masih uas. Trus lanjut lagi januari ya. Soalnya banyak kegiatan buat acara Natal mohon dimaklumi. Dan makasih karena udah vote cerita aku. Aku seeneng banget. Makasih guys bye bye:*
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know
FanfictionJennie gadis bar bar yang harus melawan kerasnya dalam hidup ini, dan juga kedatangan cerita masalalu yang tidak jennie ingat. Akankah orang masalalu itu dapat mengubah hidupnya? . . . . . WARNING BAHASA TIDAK BAKU, KASAR