(29)

728 94 27
                                    

Hari terus berlalu dan sekarang udah sabtu aja. Minggu ini terasa berlalu begitu lama bagi chen. Bagaimana tidak ? Semuanya terasa begitu melelahkan di sekitarnya.

Kembali hadirnya jimin di kesehariannya secara tiba-tiba tidak lagi membuat chen merasa senyaman dulu saat bersamanya. Chen tahu segalanya bisa berubah dengan seiring berjalannya waktu. Tapi, entah bagaimana ia tidak bisa mengungkapnya secara terang-terangan kepada cewek itu.

Selain ketidak nyamanan akan jimin, akhir-akhir ini chen juga merasa kosong. Ada sesuatu yang terasa hilang di sekelilingnya. Ada seseorang yang sekarang walaupun ia tidak yakin tapi, sepertinya ia merindukannya.

Yunmi. Ya, chen kehilangan sosok ceria itu. Sejak kejadian di kelasnya senin lalu cewek itu hilang bagai di telan bumi.

Chen tidak bisa menemukan yunmi dimana-mana. Tapi chen tahu cewek itu tetap masuk sekolah, hanya saja ia seperti sengaja menghindar. Setiap kali chen mencari dan menyusulnya ke kelasnya, setiap kali itu juga ia tidak menemukannya. Yang ada justru ia kembali merasa terlilit oleh jimin.

Seperti hari ini lagi-lagi chen tidak bisa menemukan sosok yunmi di kelasnya. Dan nana yang sedang duduk di kursinyapun tengah memasang wajah yang mengisyaratkan chen untuk tidak bertanya padanya bahkan untuk mendekat sekalipun.

Chen menghela nafasnya dalam. Sekarang bia bisa merasa benar-benar menjadi seorang pengecut.

"Kak chen!" Panggil seseorang dari luar kelas. Chen sudah begitu mengenal suara itu dan tepat setelah suara itu merambat di kedua telinganya sentuhan tangan cewek itupun menyusulnya.

Chen sempat melihat ekspresi mengejek nana di depannya. Ekspresi seolah ia benar-benar muak melihat pemandangan di depannya. Namun, lagi-lagi chen tidak bisa menolaknya.

"Kak chen mau ngajak aku makan siang bareng ?"

"Kok kakak tau sih aku lagi laper"

"Yuk kak, nanti kantin keburu penuh" cecar jimin menguasai. Cewek itu kemudian menarik chen yang sekarang kek kerbau di colok idungnya. Nuruttttttt aja.

Sekali lagi sembari berbalik chen menatap nana yang balas melihatnya tajam. Chen seolah meisyaratkan tatapan pedih meminta pertolongan dan nana sudah terlalu buta akan hal yang tersirat itu.

"Ishhhhhh dasar tukang pamer" gerutu nana kesal.

"Ngapain pake jemput-jemput ke sini segala kalau cuma mau makan bareng di kantin. Gak bisa ketemuan di kantin langsung aja apa ?"

"Untung yunmi lagi di perpus. Gila ya kak chen bener-bener gak punya perasaan"

"Akhhhh- gerah tiba-tiba, pengen gue-" nana gak ngelanjutin perkataannya gara-gara hp di sakunya bergetar.

"Ini lagi satu! Masih aja gak sadar diri. Gak tau apa salahnya dimana. Sama aja sama sahabatnya" marah nana saat melihat nama baekhyun tertera di layar ponselnya.

Nana mematikan hp nya kesal. "Mending nyusulin yunmi aja. Ntar keburu di susulin ke sini lagi" suara nana sebelum ia segera melaju pergi.

~

Langit telah menjingga saat chen tiba di kamarnya setelah sebelumnya mengantarkan jimin pulang ke rumahnya.

Chen merebahkan punggung lelahnya di atas tempat tidur tanpa berganti pakaian sebelumnya. Ia berkali-kali menghela nafas beratnya.

Terlalu bingun dan terlalu bimbang. Bagaimana ia harus mengatasi situasi seperti ini ?. Chen mengeluarkan hp di sakunya. Membuka aplikasi chat dan membuka history obrolannya dengan yunmi.

Ya, yunmi sama sekali tidak membalas pesannya sejak senin lalu. Jangankan di balas di baca juga tidak.

Lama terdiam menatap history obrolan itu, chen berpindak ke aplikasi lain. Menyentuh ikon camera itu lalu berselancar di berandanya.

Kakak Kelas || Baek-ChenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang