Nyari perjaka itu Susah!

502 11 0
                                    

Matahari begitu teriknya hari ini, seakan benar-benar berada diatas kepala dengan jarak satu jengkal saja. Ramai kendaraan berlalu-lalang dijalanan ibu kota, tak jarang menyebabkan kecelakaan. Disini, di trotoar jalanan yang bercampur dengan polusi.  Alen tengah mengibas-ngibaskan tanganya untuk mengurangi kegerahan. Dan sesekali meminum Air mineral yang dibelinya dipinggir jalan tadi.

Entah sudah berapa jauh Alen berjalan kaki dan sudah berapa lama dirinya menunggu kedatangan Elo untuk menjemputnya. Saat itu, ketika Alen dengan Keegoisannya meninggalkan Ilham tanpa permisi dan Emosi, Alen tersadar bahwa dirinya tidak tahu akan pulang dengan siapa. Apalagi uang yang dibawanya hanya cukup untuk membeli Nasi goreng di warung makan yang ada di dekat kantor. Dengan terpaksa dirinya menghubungi Elo untuk menjemputnya.

Sesekali matanya melihat-luhat kearah samping dan kiri jalan. Apapun itu Alen sangat membenci Mangernya itu, ingin sekali dirinya mencakar-cakar lalu memukulinya hingga tak berbentuk, namun hal itu tentu saja tidak mungkin. Mengingat dirinya yang hanya seorang karyawan, bisa-bisa Alen tidak bisa menyambung hidupnya lagi.

Senyum Alen mengembang, Mobil milik Elo sudah menghampirinya. Dan kaca mobil terbuka menampilkan wajah Elo yang tersenyum kearah Alen.

"Buruan masuk" perintah Elo, kemudian Alen masuk kedalam mobil.

"Kok Lo bisa kayak gelandangan gitu sih?" Tanya Elo

"Pak Ilham ngerjain gue" gerutu Alen, Elo tertawa renyah lalu mengusap kepala Alen karena gemas

"Udah-udah gak usah ngambek gitu dong, kan sekarang udah ada babang Elo yang jemput" Tutur Elo dengan senyum jumawanya, Alen tersenyum lalu mengangguk

Mereka sudah seperti adik dan kakak. Elo sangat sayang kepada Alen, tetapi bukan sebagai kakak kepada Adiknya melainkan Lebih dari itu. Namun Alen tidak mengerti rasa sayangnya dan Elo pasrah membiarkan waktu yang menentukannya.

"Mau makan nggak Lo?" Tanya Elo

"Nggak ah, duit gue ludes buat beli minuman"

"Gue yang bayarin deh" Alen langsung menoleh kearah Elo

"Seriusan?" Tanya Alen antusias, Elo mengangguk

"Makasih babang Elo" Elo tersenyum dan tanganya mengusap kepala Alen

....

"Ma Mbak Della jadi datang tadi?"

"Iya jadi, tadi Mbak Della sama mama pergi lihat baju pernikahanya" Aleng ngangguk-ngangguk

"Terus Mas Satya kemana?" Tanya Alen lagi

"Mas Satya malam mingguan dong sama mbak Della" Ujar mamanya membanggakan

"Oh" jawab Alen singkat

Hanya ada mereka berdua di ruang keluarga, menonton acara Tv sambil memakan Cemilan. Hal seperti inilah yang dirindukan Oleh Alen, Dia jadi teringat mendiang papanya yang selalu memberi keramaian dan kekocakan dikeluarganya. Namun, lagi-lagi hanya sebuah rindu berharap bagaimanapun untuk ayahnya kembali itu tidak mungkin yang ia hanya bisa hanya melantunkan doa untuk ayahnya yang berada didunia yang berbeda dengannya.

"Len" Alen tersentak, karena lengannya digoyang-goyangkan mamanya-Renita

"Ada apasih?" Tanya Renita yang melihat anak gadisnya melamun, Alen gelagapan

"E-en-nggak Ma, Mama mau Alen bikinin Teh?" Ujar Alen mencoba mengalihkan pembicaraan

"Nggak usah Len, mama udah minum tadi" dan benar saja dalam sekejap mamanya sudah beralih topik

"Len"

"Hmm"

"Gimana kerjaan kamu?" Tanya mamanya

"Seperti biasa"

"Terus Pety, Elo sama Rendy gimana kabarnya?"

"Ya gitu-gitu aja masih pada sarap semua ma" Ledek Alen

"Hussst kalau ngomong. Cicilan Mobil kamu itu tinggal berapa bulan sih Len?" Tanya mamanya

"Kenapa emangnya Ma?, mama mau bayarin yah?"

"Enak aja, kamu yang pake gitu loh kok mama yang bayar. Mama tuh cuman nanya aja, ya kalau bisa yo dilunasi secepatnya"

"Iya ma, Iya. Paling tinggal 5 bulanan lah"

"Masya Allah 5 bulan?" Pekik mamanya sambil memegang dadanya

"Iya. Bentar kok itu ma, rencana bulan ini Alen mau kasih 2 kali pembayaran sekaligus"

"Terus nanti kalau beli Alat make up minta mama gitu?"  Alen nyengir kuda

"Nggaklah Ma, Alen udah ngumpuli..."

Ting tong

Kalimat Alen terhenti saat bel rumah Alen berbunyi. Berlafi kecil, dirinya menuju pintu dan membuka knop pintu. Matanya hampir keluar dari rongganya melihat seseorang yang berada dihadapanya.

Kayaknya Perjaka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang