pria ngeselin

159 9 0
                                    

Masello:
Alen sayang,Mas jemput gak nih?

Masrendy:
Gue jemput lo yak?

Terrasi:
Saya boleh anterin kamu kerja?

Bos-sok:
Cepet datang kekantor! Ada hal yang perlu dirapatin.

Alen mendengus kesal, melihat pesan masuk didalam ponselnya. Bingung, harus dengan cara apa dia menolak tawaran dari teman-temanya itu.

Masello:
Alen sayang

Masrendy:
Lo masih molor?

Terrasi:
Alen kamu marah sama saya?

Jengah, Alen memasukan ponselnya ditas selempanganya. Lalu berjalan dengan kesal menuju keruang tamu

"Ma, Alen berangkat ya. Nanti bilangin sama mas Satya Alen nggak bisa nemenin mbak Della"

"Iya hati-hati" Ujar mamanya, sebelum pergi Alen mencium Punggung tangan mamanya dan menuju garasi.

....

"Tumben kantor masih sepi" gumam Alen yang melihat ruangannya hanya ada dirinya.

Biasanya, Ello, Rendy,Pety dan Juga Zeska sudah berkutat didepan monitor. Alen melirik sekilas jam dipergelangan tanganya, Menepuk jidatnya merutuki keteledorannya. Dirinya baru ingat pesan dari Ilham tadi oagi menyuruh dirinya datang lebih awal karena ada rapat penting.

Dengan langkah cepat Alen berjalan menuju keruang rapat.
Alen menghela nafas, saat sudah berada didepan pintu ruangan tersebut. Dan dengan hati-hati membuka pintu tersebut

Pintu terbuka, semua orang yang berada di dalam menoleh kearah Alen. Alen tersenyum canggung dan masuk kedalam lalu duduk disamping Pety.

"Baiklah, saya rasa rapat kali ini cukup kita akan lanjutkan esok lusa" Ujar Ilham mengahkiri rapat tersebut. Alen menganga pasalnya dirinya baru saja mendaratkan bokongnya dan tiba-tiba rapatnya berahkir begitu saja.

Semua karyawan-karyawan berjalan keluar namun tidak dengan Alen yang masih duduk termenjng dengan pandangan kosong. Dalam hatinya dia merutuki dirinya sendiri.

"Saya sudah bilangkan tolong berangkat lebih awal" Alen menoleh kearah suara, dilihatnya Ilham yang tengah duduk disampingnya memperhatikannya begitu intens

"Saya hanya terlambat 30 menit pak" Timpal Alen

"Tetap saja, kamu terlambat" jawab Ilham dingin

"Iya, maaf pak atas keteledoran saya" Alen menunduk merasa bersalah. Ini semua gara-gara dirinya menghindari sarapan oagi dirumahnya dan mengharuskan dirinya sarapan diluar dan menyebabkan dirinya harus terjebak macet.

"Kalau cara kerja kamu seperti itu terus saya tidak tahu lagi Alen" Alen menoleh kearah Ilham pandangan mereka bertemu

"Saya akan berusaha pak, Lagipula itu hanya sekali saya janji tidak akan mengulanginya lagi" Ilhan tersenyum meremehkan

"Kamu bilang sekali?, satu bulan yang lalu kamu sengaja terlambat datang kekantor karena enak tiduran pas waktu hujan kan?" Sindir Ilham

"Kamu pikir ini perusahaan milik Nenek moyang kamu" Gerutu Ilham, Alen terdiam entah mengapa kata-kata Ilham sangat menohok sekali.

"Maaf pak" Ujar Alen lirih, tidak sadar Air matanya menetes

"Kamu nangis?" Tanya Ilham simpati, Alen menggeleng , Ilham menarik pundak Alen dan memeluknya , Alen menegang namun dirinya terisak didalam pelukan Ilham

"Saya memarahi kamu supaya kamu itu menjadi pribadi yang displin" Ujar Ilham masih memeluk Alen , Alen terdiam isakannya sudah terhenti dan detik berikutnya ia melepaskan diri dari pelukan Ilham

"Iya saya mengerti pak" tutur Alen dan berdiri dari posisi duduknya

"Mau kemana?" Tanya Ilham yang melihat Alen bangkit

"Saya mau keruangan saya pak" Jawab Alen sopan

"Kamu ikut saya" Ujar Ilham menarik tangan Alen. Alen terdiam tidak banyak bicara, dirinya tidak ingin terkena marah lagi.

"Pak kita mau kemana?" Tanya Alen, yang terus berjalan mengikuti Ilham karena tangannya yang digenggam Oleh ilham.

Ilham bergeming dan terus berjalan

...

"Pak apa kita hanya ingin menghabiskan waktu di rooftop saja?" Tanya Alen

Alen benar-benar kesal dengan managernya. Alen pikir dirinya akan diajak bertemu klien ataupun yang menyangkut pekerjaan. Tapi itu hanya tinggal pikiran Alen saja, nyatanya Dirinya hanya berdiam diri diatas gedung dengan Ilham yang terus memandang kosong kearah depan

"Terus kamu maunya kemana?"

"Saya ingin bekerja pak, banyak yang harus saya kerjakan" Ujar Alen menggeram

Ilham menoleh, menatap Alen yang berada disebelahnya . Dan kembali menatap kearah depan

"Pak" panggil Alen yang merasa di biarkan begitu saja

"Hmmm"

"Saya boleh kembali?"

"Tidak"

"Kok gitu sih pak?" Tanya Alen bingung

"Karena saya menginginkan kamu disisi saya"

Jeng jing jengggggg... yang suka sama cerita ini mana tanganya.

Kayaknya Perjaka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang