Apakah ini cinta?

154 8 0
                                    

"Bapak kayaknya seneng banget buat saya ngefly" Tutur Alen

"Nggak, kamu aja yang ke-PDan. Saya tadi ngomong kesambet karena kamu itu, karena kamu yang kayak setan. Wajah kamu horor"

Lebih horor dia kaleee!

Alen mendengus, selalu seperti itu pasti ahkirnya dia yang kena semburan dan ejekan. Nestapa anak tiri sepertinya. Dan ibu tirinya adalah Ilham-peduli setan dengan jenis kelaminnya.

"Daripada bapak yang kerjaanya nyindir orang"

"Saya gak nyindir, tapi yang saya katakan adalah kenyataan. Saya nggak suka basa-basi kalau saya ngomong A ya A bukan B" Jelasnya

"Emang muka saya kelihatan horor banget ya pak?"

"Banget, kamu sepertinya jarang perawatan" Tutur Ilham.

Sebenarnya Ilham berbohong, Anggap saja Ilham sedang Lari dari kenyataan. Padahal dilihatnya Alen yang cantik dengan wajah yang putih mulus dan bibir merah mudanya yang membuat Ilham menelan ludahnya sendiri.

"Seperti itulah, Biaya hidup dijakarta mahal Pak"

"Kok kamu malah curhat?, lanjutin kerjaan kamu!!" Perintah Ilham, Alen menggaruk tengkuknya yang tak gatal, lalu dengan suasana canggung Alen kembali bekerja.

......

"Gimana kena sembur lagi Lo sama pak Ilham?" Tanya Elo yang duduk disebelah Alen

"Tiap hari mah itu" tutur Alen sesekali menyesap Jusnya

"Kita lapor aja sama Pak Axel selaku diriktur" Saran Rendy

"Kayak Anak TK aja suka ngelapor" timpal Pety, Elo, Alen dan Pety tertawa terbahak-bahak sedangkan Rendy menekuk wajahnya.

"Kemarin nih ya, ada orang yang ngomong mau ngajakin gue belanja" Sindir Alen, sedangkan yang disindir pura-pura tidak mendengar

"Siapa Len?" Tanya Rendy, alen menunjuk pety menggunakan dagunya

"Cehh, lagi banyak duit nih romanya" Tutur Rendy semangat

"Iya dong punya suami, yang jomblo mah melarat" Sindir Pety dan membangga-banggakan dirinya , ketiga manusia tersebut tersenyum kecut.

"Udah-udah ribut aja, makanannya diabisin dulu tuh" Tegur Alen kemudian mereka memakan makanan dengan keadaan diam.

"Alen ya?" Tegur seseorang , Alen dan ketiga temanya menoleh kearah Suara

"Iya, Mas siapa ya?" Tanya Alen, Wajah pria yang berada didepanya seperti familiar bagi Alen, tapi siapa? Ah, pikiranya hanya dapat memikir jangka pendek.

"Terra" Tutur Terra menjelaskan

"Ah, iya Mas Terra. Err Terra" Ralat Alen, Terra tersenyum . Sedangkan temanya terus memperhatikan Pria yang begitu akrab dengan Alen.

"Mau gabung Ter?" Tanya Alen

"Boleh-boleh" Terra langsung bergabung bersama mereka dan berbincang-bincang mengenai hal-hal yang ringan.

"Saya baru tau kalau kalian salah satu Karyawan di ColturneLes" tutur Terra

"Justru kita yang heran, serius gue juga baru tahu kalo Lo pemilik kedai kopi disebrang sana" Ujar Pety Takjub , Terra tersenyum manis.

"Setahu gue, kopinya juga enak dan cabangnya banyak ya?" Tanya Elo, lagi-lagi Terra tersenyum tidak ingin terlalu sombong mengakui semuanya

"Eh Guys, gue kekantor dulu ya" Ujar Alen hendak pamit

"Eh? Kok cepet banget sih?" Tanya Rendy

"Banyak yang perlu gue kerjain Ren" Jelas Alen dan melirik sekilas kearah Terra yang sedang memperhatikanya, membuat Alen salah tingkah.

"Ya udah deh gue juga balik" Elo ikut berdiri

"Ter kita balik dulu ya, gak papakan Kita tinggal?" Tanya Pety

Terre tersenyum dan ikut berdiri " iya gak papa" jelasnya lugas. Pety, Rendy dan Elo berjalan terlebih dahulu.

"Alen" panggil Terra, Alen menoleh

"Iya"

"Boleh mina nomor hape kamu?" Tanya Terra, Alen nampak berpikir sebentar

"Iya boleh" Jelasnya sambil tersenyum

Mungkin ini awal  dari segalanya len.

"Terimakasih" Ujar Terra setelah mendapatkan Nomor hape Alen, Dia mengangguk dan pamit kembali kekantor diangguki Oleh Terra.

Entah mengapa saat Terra menatapnya ada perasaan yang tidak mampu dijelaskan. Jantungnya berdegub kencang dan hatinya mendesir ada sesuatu getaran-getaran seperti enam tahun yang lalu. Apakah ini cinta?

Kayaknya Perjaka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang