Modus Wedus

377 10 0
                                    

Alen terbahak-bahak melihat laki-laki yang ada dihadapanya. Bagaimana tidak, dirinya melihat teman kantornya yang berpakaian layaknya seorang wanita, siapa lagi kalau bukan Rendy. Yang mengenakan gamis bewarna hitam dengan rompi polkadot dan jilbab syar'i Entah apa tujuannya seperti itu, yang jelas Alen sangat terhibur saat ini.

"Lo ngapain sih kayak gitu Ren" tanya Alen masih dengan tawanya

"Buat ngehibur Lo. Kata Pety sih lo lagi kesepian apalagi pas malam minggu gini" seketika tawa Alen menghilang berganti wajah masam

"Iss Lo tuh ya" Cubitan demi cubitan melayang keperut Rendy

"Len udah ah sakit tau" pekik Rendy

"Abisnya Lo kesini cuman mau ngeledek kan?. Orang sama-sama jomblo juga" gerutu Alen

"Iya-iya maaf, Disuruh duduk kek gitu" Ujar Rendy sambil mencubit pipi Alen gemas.

Bedanya jika Elo suka mengusap rambut alen tetapi Rendy suka Mencubit pipinya dengan gemas. Namun hal yang sama adalah Rendy memiliki perasaan kepada Alen, tapi lagi-lagi Alen tidak mengetahuinya. Menurut Rendy, jika waktunya sudah tepat dia akan mengungkapkannya.

"Hahah gue lupa, ya udah duduk dulu gih" Perintah Alen, kemudian Rendy duduk disofa beludru warna Hitam.

"Mau dibikinin minuman apa nih? Susu, coklat panas, teh, kopi atau jus?" Tanya Alen

"Susu aja deh"

"Teh aja ya?, adanya cuman teh anget" Rendy mendengus sambil memutar bola matanya jengah.

"Iya terserah udah cepetan sana gue haus" Usir Rendy

"Tapi coba deh Jilbabnya dibuka dulu Mas, geli lihatnya" Bisik Alen ketika hendak pergi. Seketika itu Rendy langsung membuka jilbabnya dan Alen tertawa terpingkal-pingkal , lalu menuju dapur membuatkan minum.

Saat itu juga Renita menuju Ruang tamu, melihat ada kegaduhan apa disana. Senyumnya muncul ketika melihat Rendy tengah duduk disofa.

"Rendy" panggil mama Alen, Rendy menoleh dan tersenyum kearah Renita

"Iya tante" jawabnya sopan

"Dari tadi?" Tanya mamanya dan duduk disamping Rendy

"Barusan tante" Ujar Rendy , sedangkan Renita manggut-manggut sambil memperhatikan penampilan Rendy yang sedikit berbeda. Mamanya Alen mengernyitkan dahi namun ditepisnya pikiran-pikiran aneh, barangkali baju yang dikenakan Rendy adalah Model sekarang atau orang-orang bilang kekinian.
Sedangkan Rendy menjadi kikuk diperhatikan tante Renita, ia tahu betul apa yang dilihat oleh tante Renita, apalagi jika bukan pakaian yang dikenakannya.

"Gimana kamu udah punya cewek belum?" Tanya Renita, Rendy tersenyum canggung

"Belum tante, masih mau nikmatin masa muda dulu"

"Umur kamu berapa sih?" Tanya Renita

"28 Tante"

"Wah udah pas tuh kalau nikah"

"Iya tant...."

"Gimana mau nikah sama cewek aja takut" Tiba-tiba Alen datang dan Menyela Pembicaraan kedua insan manusia tersebut

"Alen" tegur mamanya , Lagi-lagi Alen hanya nyengir kuda dan kemudian meletakan teh hangat beserta biskuit

"Diminum Ren" titah Alen

"Iya" jawabnya singkat

"Ya udah tante kedalam dulu ya, diminum tehnya loh Ren"

"Iya tante" Kemudian Renita pergi dari hadapan mereka dan melanjutkan acara menonton Filmnya.

"Lo mah suka gitu, ngejelek-jelekin temenya sendiri" gerutu Rendy tak suka

"Hehe, Gitu aja ngambek sih Mas" goda Alen sambil menoel-noel dagu Rendy

"Ih toel-toel ntar naksir loh" Ujar Rendy, dan menepis tangan Alen lalu digenggamnya

"Dari pada modus ya kan?" Sindir Alen, refleks Rendy melepaskan genggaman tanganya

"Gue gak modus" jelas Rendy

"Halah modus wedus gitu"

Rendy mengernyitkan dahi. "Modus wedus?"

"Iya, Lo modusnya bau kambing" Alen terbahak-bahak mendengarkan penuturannya Rendy hanya geleng-geleng kepala melihat dan mendengar tawa alen yang menggelegar. Dirinya bersyukur kedatangannya membuat Alen tidak kesepian dan menjadi bahagia

"Tehnya nanti dingin loh Ren" ujar Alen

"Oh iya" Rendy lalu meminum teh yang disuguhkan Alen dan ditemani dengan biskuit

"Mau keluar malam mingguan gak?" Ajak Rendy setelah meletakan gelas diatas meja

"Nggak Ah kasian Mama dirumah sendirian, lagian lo juga dateng gak bawa martabak atau apa kek gitu. Eh ini malah minta Minum" sindir Alen, Rendy menggaruk tengkuknya sambil meringis

"Ya maaf, besok-besok kalau kesini gue bawain deh Martabak sama penjualnya sekalian"

"Emang besok-besok gue izinin Lo kerumah gue?" Tanya Alen, Rendy mengangkat bahu

"Yang gue tau sih lo bakalan kangen sama Modus wedus gue" Ujar Rendy percaya diri

"Yeee!! Ikut-ikut" seru Alen

"Suka-suka gue dong. Gue mau suka sama lo juga gak masalah kan"

"Masalah dong"

"Apa masalahnya?" Tanya Rendy, Mungkin setahu Alen ini hanya guyonan tapi sungguh Rendy menganggapnya serius, jika malam ini bisa mengungkapkan perasaanya mungkin rendy akan melakukannya.

"Masalahnya gue belum mau pacaran"

"Gue nunggu lo sampai mau"

"Gak usah" Sergah Alen

"Kenapa?"

"Gue nyari perjaka" Lantang Alen

Mulut rendy menganga, ekspresinya datar sedatar jalanan Aspal. Tak diduganya Alen bertutur sedemikian rupa, hingga membuat jantungnya hampir keluar dari rongganya.
Jika Alen berpikir seperti itu sama saja dirinya dianggap sudah tidak perjaka lagi oleh Alen. Rendy benar-benar pusing dibuatnya, apa Rendy harus membuktikan jika dirinya perjaka? Atau mengatakan jika dirinya belum pernah menjamahi perempuan manapun. Namun itu semua percuma, Logikanya tidak ada yang tahu laki-laki masih perjaka atau tidak sekalipun dengan alat-akat canggih

Ps: ceritanya gak genah!! Dan bikinya juga iseng-iseng

Jangan lupa tinggalkan jejak! Disini vote koment

Kayaknya Perjaka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang