Heart of Hearts (w)

2.4K 345 41
                                    

Perlahan tapi pasti, kedua kelopak mata itu membuka. Mencoba membiaskan cahaya yang berlomba memasuki retina matanya, ia menyipitkan matanya tidak nyaman.

Dinding dinding tua kamar itu terasa familiar baginya. Begitu juga dengan barang dan mantel yang tergantung. Itu sama seperti miliknya.

"HOAH!"

Ia berteriak keras. Sangat keras, bahkan sampai terlonjak duduk saking terkejutnya. Tangannya memeriksa tubuhnya. Tak ada pedang ataupun apapun itu yang tertancap dalam tubuhnya.

"Aku hidup? Bagaimana bisa aku masih-

Ia segera turun dari ranjangnya dan berlari menuju cermin besar di lemari tua kamar hotelnya. Menatap pantulan dirinya yang memang ada dirinya. tidak berbeda.

"kau masih tampan Park Chanyeol" ucapnya pada pantulan dirinya sendiri. Seakan teringat sesuatu ia segera berlari membuka pintu kamarnya.

"LAY GEEEE!"

"DISINI!"

Chanyeol segera berlari menuju dapur. Menarik Lay kedalam pelukkannya dan tertawa gila. Yang bisa Lay lakukan adalah menyentuh kening Chanyeol. mengeceknya.

"Kau baik-baik saja Chanyeollie?"

"HYUNG AKU MASIH HIDUP?!! YEAH AKU HIDUP! AKU HIDUP! AKU HIDUP!"

"Kau tak akan mati hanya karna terpeleset Hyung"

"Hah?"

Chanyeol memasang wajah bodohnya kearah Sehun yang sedang mengaduk kopi pada sebuah cangkir keramik.

"Aku kepeleset? Bukankah- bukankah aku ditusuk pedang?"

"Apa maksudmu? Kau ini sedang menghayal ya? Sudahlah antar ini keruang tengah. Mereka sudah menunggu lama"

Chanyeol semakin dibuat bingung oleh mereka. seingatnya hal yang terjadi sebelumnya adalah-

PRANG!

"PARK CHANYEOL!! KITA HARUS MENGGANTI BIAYA CANGKIR ITU KAU TAHU?!!"

Tapi Chanyeol tak mendengarkan omelan Lay itu. karna tiba-tiba saja telinganya menjadi tuli. Dan bola matanya hanya fokus pada seorang namja tinggi dengan alis tebal disana. Sedang duduk sambil menatapnya dengan begitu dalam dan lekat.

"Yifan hyung"

Suaranya sangat lirih, tapi tentu saja semuanya dapat mendengar suaranya. Seorang namja pemilik nama itu bangkit berdiri. Menghampiri Chanyeol dan menatapnya dengan lekat. Bahkan kepalanya sampai memiring saking seriusnya memperhatikan wajah Chanyeol yang tampak begitu menggemaskan dimatanya.

"Kau tahu namaku?"

PLAK!

"Ah!"

"CHANYEOL KAU GILA?! KENAPA KAU MENAMPARNYA!"

Chanyeol hanya mengerjapkan matanya cepat. "Apa ini, kau sungguhan nyata? Kau tidak mati? Ani-ani... kita harusnya mati bersama"

Yifan hanya dapat menggeleng tak mengerti. Ia kemudian kembali duduk diujung sofa.

"HOAH! SUHO! JONGIN! KE-KENAPA KALIAN DISINI?"

Namja yang berbeda tinggi itu saling melempar tatapan kemudian mengangkat bahu saling acuh.

"Sehun, sepertinya hyungmu baru saja meminum satu drum arak. Dia terlihat tidak baik"

Tangan Chanyeol mengepal. Kepalanya rasanya memutar, dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi disini.

Dan Lay yang menangkap hal itu segera membimbing Chanyeol untuk duduk dihadapan ketiga tamunya.

"Chanyeollie, mereka yang menyelamatkanmu dari Hutan. Kau terpeleset di depan pintu gudang belakang. Mereka yang memang kebetulan seorang pemburu membantumu dan membawamu kesini. Kau baik-baik saja kan? Apa saat kau jatuh terpeleset kepalamu terbentur dengan keras?"

Bola mata Chanyeol bergerak gelisah. Ia tak tahu apa yang terjadi. Jadi selama ini dia mengkhayal, atau sebenarnya apa yang sedang terjadi disini?!

Tanpa dapat Lay cegah, Chanyeol bangkit dari duduknya. Berjalan menuju dapur dan kembali dengan membawa sebuah pisau.

"kau mau apa?"

"Aku harus mengecek mereka itu manusia atau bukan"

Sontak saja Suho Jongin dan Yifan membolakan kedua mata mereka yang terkesan tajam. Chanyeol berjalan lebih dulu menghampiri Kris yang tentu saja bangkit berdiri dan berjalan menjauh.

"YAK WU YIFAN! KEMARI KAU! BIARKAN AKU MENGETESTMU! KAU MANUSIA ATAU BUKAN?!"

"Kau ini apa-apaan? Kau pikir aku apa? serigala?! Vampire?! Letakkan pisau itu dan kita bicara pelan-Akh! Ya! Ya! Ya!"

Kris menatap horror kearah Chanyeol yang semakin mendesaknya. Sehingga ia akhirnya membuka pintu kamar Chanyeol dan memasukinya.

"BIARKAN AKU MELIHATMU BERDARAH! YAK WU YI FAN"

"Berhenti, okeh oke. Aish!"

Chanyeol mencengkram kuat kerah kemeja Kris. menariknya sampai wajah mereka sangat dekat.

Jantungnya berdegup dengan gila. Selalu seperti ini. jantungnya akan mulai main drum setiap ia dekat dengan Kris.

"Kau-Akh!"

Kris membalik posisi. Memutar tubuhnya membuat Chanyeol berada diposisinya yang sebelumnya terpojok dengan kasur dan dinding. Tapi nyatanya, dia kehilangan keseimbangan dan jatuh menindih Chanyeol diatas kasur.

Pandangan mereka saling mengunci. Seolah saling mengenali, jantung keduanya mulai berdetak dengan tidak wajar.

"Aku adalah manusia Chanyeol. entah apa yang terjadi padamu, mungkin kau bermimpi sesuatu, tapi aku sungguhan manusia biasa. Aku tentu bisa berdarah. Aku bisa kesakitan, aku bisa melakukan semua yang manusia lakukan. Kau puas? Aku bukan vampire atau sejenisnya itu seperti apa yang kepalamu itu pikirkan. Jadi berhenti mengatakan kau ingin melihat darahku"

Pisau itu sudah jatuh terlepas begitu saja dari tangan Chanyeol.

Mungkin tepatnya ketika ia merasa nafas hangat menerpa wajahnya. dan saat ia mulai merasa begitu hangat dibawah kungkungan tubuh Kris.

Ia tak mendengarkan penjelasan apapun dari Kris. memilih semakin mencengkram kerah kemejanya, menariknya.. dan mempertemukan sepasang bibir mereka.

Bola mata Kris membulat terkejut. Ia bahkan belum empat jam mengenal Chanyeol, dan dia sudah mendapatkan ciuman?! SERIOUSLY?!! IM NOT GAY!!!

Tapi masa bodoh. Toh hubungan belok di beberapa negara sudah disahkan. Jadi apa masalahanya? Lagipula ciuman Chanyeol terasa manis untuk dilewatkan.

Dengan perlahan ia mulai membalas ciuman Chanyeol. membuat ciuman yang awalnya hanya ciuman biasa menjadi sebuah ciuman dengan pagutan bibir yang begitu rumit dan dalam.

Terasa sama..

Chanyeol sudah memejamkan matanya menikmati pergerakkan bibir Kris pada bibirnya. Begitu lembut namun tetap meninggalkan kesan menuntut.

Sebenarnya apa yang sedang terjadi?

Tanpa sadar satu titik air matanya jatuh. Membuat Kris menghentikan pagutan bibirnya dan menatap Chanyeol dengan mata tajamnya yang menyendu.

"Kenapa menangis?"

Suaranya sangat lembut, dan halus. Ibu jarinya bergerak menghapus sisa air mata pada pipi chubby lelaki yang masih berada dibawah kungkungannya itu.

"Aku merindukanmu"

Tangan Chanyeol bergerak untuk melepaskan cengkramannya pada kerah itu. berbalik untuk merayapkan tangannya pada bahu Kris dan memeluknya erat.

"Hiks.. aku sangat.. hiks, merindukanmu hyung... hiks"

Dan Kris, meskipun kebingungan.. dia tetap hanya diam. Mengelusi kepala Chanyeol dengan penuh rasa kasih sayang dan ketulusan.

Dirinya bahkan tidak yakin kenapa. Atas alasan apa...

Dirinya bisa tiba-tiba jatuh pada Chanyeol yang sudah sangat jelas tak pernah ditemuinya seumur hidupnya.

Tapi seakan hati kecilnya berkata. Hati kecilnya menyimpulkan sesuatu lebih dulu daripada otak cerdasnya.

"Aku tak akan pergi kemanapun Chanyeol.. jangan takut. Aku disini"

Krisyeol;Heart Of Hearts (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang