meet people

5.6K 886 14
                                    

"Gue bakalan pergi ke Paris!" pekik gue gembira.

"Hah? Beneran lo?" Sama siapa?"

"Gaya banget lo sok-sokan ke Paris. Ke pasar aja masih nyasar."

"Ra, kalo mau bercanda jangan jam segini juga dong. Mending lo cuci muka, cuci tangan, cuci kaki, lalu tidur."

Gue mendengus, "Kalian tuh ya, giliran gue ngomong serius malah dibilang bercanda. Gue beneran ke Paris, guys."

"Sama siapa?" tanya Hyerin melalui telepon group yang kami mulai.

"Sama tua bangka and friends," jawab gue sambil tertawa.

"Kalo jalan-jalan ke luar negeri terus kayak lo, lama-lama gue ikutan kerja jadi sekretaris juga lagi," timpal Jihae.

Gue tertawa, "Oh iya, gue juga diberi waktu dua hari buat liburan di sana. Baik banget kan si tua bangka?"

___

"Jadi, tanggal empat-belas nanti kita akan berangkat bersama CEO dari Airy, sekretarisnya, dua orang direktur, dan juga anak dari presiden direkturnya," jelas boss gue. "Saya harap kamu tidak melakukan hal-hal yang aneh di depan mereka."

"Anak dari presiden direktur?" tanya gue bingung.

"Dia yang akan mengawasi kita nanti. Sudah, jangan banyak tanya, sekarang tugas kamu adalah membeli tiket pesawat, booking hotelnya, susun agendanya dan jangan lupa catat pengeluaran biayanya."

"Siap, Pak."

Setelah gue keluar dari ruangan si tua bangka, gue turun ke lantai bawah untuk makan siang di cafeteria bersama staff yang lainnya.

"Widih, gue denger ada yang mau ke Paris nih," ucap Eunji-salah satu staff cewek yang lumayan gue kenal.

"Hehe, iya. Bersyukur banget gue bisa ke Paris, ya walaupun tetap masih harus kerja di sana, tapi lumayan lah buat nambahin cap di paspor," jawab gue sambil nyengir.

Gue gak berani bilang ke staff-staff yang lain kalo gue diberi dua hari liburan sama si tua bangka. Takutnya nanti banyak staff yang iri terus nuduh gue yang macam-macam.

"Tapi aneh deh," ucap gue sambil mengaduk makanan gue yang ada di piring.

"Apanya yang aneh?"

"Perjalanan-perjalanan kantor yang pernah gue ikutin selama ini, kayaknya cuma perjalanan ke Paris ini deh yang anak presiden direkturnya ikutan."

"Anak presiden direktur perusahaan kita?"

Gue menggeleng, "Dari perusahaan Airy."

Mulut Eunji seketika terbuka lebar sehingga makanan yang belum selesai ia kunyah terlihat secara jelas oleh gue.

"Di kunyah dulu dong, Ji. Jorok ih."

Eunji menggebrak meja, "Sumpah? Demi apa lo? Anak dari presiden direktur perusahaan Airy?!"

Orang-orang di sekitar pun menatap gue dan Eunji sinis karena keonaran yang telah dibuat oleh Eunji.

"Ji, orang-orang pada ngelihatin kita," gumam gue sambil cengar-cengir membalas tatapan dari staff lainnya yang merasa terganggu dengan kehadiran gue dan Eunji yang ada di sini.

"Jalan-jalan lo ke Paris bakalan jadi nightmare banget, Ra."

"Maksud lo apa, Ji?"

"Lo gak pernah dengar gosip tentang tuh anak presiden direktur?"

UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang