cross our path

5.1K 872 84
                                    

"Lo gila, Ra?"

"Sedeng lo, Ra."

Gue menatap bingung wajah ketiga teman gue yang sekarang terpampang jelas di layar laptop gue.

"Loh bukannya kalian semua dukung kalo gue dekat sama Sehun? Dan sekarang adalah kesempatan gue buat dekat sama dia."

"Iya gue dukung elo sama Sehun, tapi dulu. Bukan sekarang yang di mana Sehun udah punya istri dan anak," kata Hyerin.

Gue langsung terdiam lalu menatap wajah gue yang kelihatan cengo di layar.

"Lo lupa, Ra?" kini Yoojung yang bertanya.

Gue memegang pelipis gue lalu memejamkan mata gue, "Oh iya, gue lupa."

Lalu gue meraih handphone gue untuk ngelihat instagram Sehun.

Setelah gue buka block-nya, dengan cepat gue stalk akunnya.

"Kemana aja gue selama ini?" gumam gue saat ngelihat foto Sehun bersama bayi dengan caption "Little Oh".

Lalu semua momen gue bersama Sehun akhir-akhir ini tiba-tiba terulang di otak gue.

Baru aja gue ngerasaiin betapa manisnya sisi dari elo, Hun. Eh gue baru ingat ternyata elo udah punya istri sama anak.

Gue baca komen-komen dari beberapa kerabatnya yang mengucapkan selamat kepada Sehun, dan gak tahu kenapa gue malah nangis bacanya.

"Gue tahu Sehun adalah cowok yang paling membekas banget di hati lo, Ra. Gue, Hyerin, dan Jihae udah bersama dengan lo dari kelas satu SMA dan kami tahu benar kalo lo suka banget sama Sehun. Tapi, jadi pelakor emang benar-benar hal yang salah, Ra."

"Yoojung!" pekik Hyejin dan Jihae bersamaan.

"Kan gue ngomong yang bener. Zaman sekarang nih pelakor itu banyak banget berkeliaran di luar sana, dan jangan sampai salah satu sahabat kita jadi orang laknat kek begitu."

Pandangan gue beralih ke layar laptop dan tangisan gue gak bisa dibendung lagi.

"G-g-gue b-b-bukan pelakor," kata gue sambil terisak.

"Arghh Yoojung, gimana sih lo? Malah tambah nangis kan," erang Jihae.

"Aduh, Ra. Maaf deh maaf, gue cuma ngomong fakta, Ra. Tapi gue gak nuduh elo pelakor kok, Ra. Gue tahu lo cewek yang baik, terus elo kan cantik, pasti banyak cowok di luar sana yang bersedia jadi pendamping hidup lo. Apaan tuh Oh Sehun? Sehun mah cuma secuil doang kalo dibandingin sama cowok-cowok di luar sana. Terus tuh ya, lo itu harus ingat kalo Sehun itu orangnya cuek banget, dan pernah ngabaiin perasaan lo dulu."

"Perkataan Yoojung emang ada benernya juga sih, Ra. Mending lo jauhin aja deh Sehun, gak baik kalo lo dekatin, nanti perasaan lo semakin menjadi-jadi."

Gue ngelap air mata gue dengan baju gue sambil ngomong, "I-i-iya, b-besok d-dia pu-pulang juga."

"Aduh, Ra. Jangan nangis dong, lo kan mau liburan. Relax, Ra," kata Hyerin nenangin gue.

___

"Kok Sehun gak keluar-keluar sih?" gumam gue sambil ngedekatin telinga gue ke pintu biar bisa dengar kalo Sehun keluar kamar.

Gue harus bisa ngehindarin dia hari ini. Easy peasy, sore ini dia juga balik lagi ke Korea.

"Udah satu jam gue nunggu," kata gue sambil ngelirik jam tangan yang gue pakai.

Karena gue udah nunggu lama banget dan lima menit lagi bakal ngumpul rombongan, jadi gue memutuskan untuk keluar.

Setelah gue menutup pintu kamar gue, dengan cepat gue jalan menuju lift biar gak ketemu sama Sehun.

UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang