"Kapan-kapan liburan lagi ya ke Seoul?" pintaku pada Jungkook yang sedang membereskan barang-barang nya.
Jungkook tertawa menampakkan gigi kelincinya,"Kangen ya?"
"Idih pedenya," aku melempar snack yang aku makan ke arahnya. Kali ini snack jagung, bukan snack kacang yang biasa aku makan. Taehyung menyuruh ku untuk tak makan snack kacang lagi setelah aku jerawatan. Siapa yang peduli tentang jerawat?. Aku pencet juga kempes kok. Tapi ya karena Taehyung sudah heboh karena jerawat yang menghiasi dahiku, akhirnya aku menuruti ucapannya.
"Kita akan ketemu di akhir tahun. Aku ikut liburan tahun baru ke Belgia sama kalian," Jungkook berkata sambil menutup kopernya.
"Syukurlah kau ikut, suasananya akan lebih ramai, sudah siap? Aku yakin Taehyung sudah menunggu di mobil."
"Hmm, ayo berangkat,"
Aku membantu Jungkook dengan membawa tas ranselnya sedangkan ia mengangkat kopernya menuruni tangga.
Rasanya sedih sekali karena Jungkook harus balik ke Busan. Padahal ia baru 5 hari liburan di sini. Walaupun ia agak menjengkelkan karena ia sering meledekku tapi ia sangat asyik diajak ngobrol.
Jungkook mengucapkan terima kasih kepadaku karena telah membantunya membawakan ransel miliknya.
Aku masuk ke mobil lalu duduk di belakang. Menunggu Taehyung dan Jungkook selesai dengan bagasi di belakang.
Ponselku bergetar pelan ketika aku memakai seat belt.
Aku mengambil ponselku lalu mendadak semua persendianku terasa lemas.
Nak, pulanglah. Ayah minta maaf.
Ayah mengirimiku pesan.
-------
Haruskah aku pulang?
Aku terus memikirkan pesan ayah sejak tadi pagi. Pesan itu benar-benar menghantuiku.Walaupun aku membenci Ayahku tapi aku masih menyayangi nya. Dan juga, hanya ia keluargaku yang kumiliki saat ini.
Taehyung terus mengoceh tentang sikapku yang berubah tiba-tiba. Kemudian dia mengambil kesimpulan kalau aku kangen dengan Jungkook.
Aku tak mengiyakan dan juga tak mengatakan itu salah. Aku hanya diam. Makan siang ku dan makan malam ku tak kusentuh sama sekali. Aku kehilangan nafsu makanku.
Bibi Ahn pun juga bingung dengan tingkahku.
"Kau tidak menyukai menu yang Bibi buat hari ini?" tanyanya bingung."Maaf Bi," hanya itu yang aku ucapkan lalu aku bermenung diri di kamar.
Aku benar-benar tak tahu harus berbuat apa. Aku ingin pulang tapi aku takut disiksa lagi dan aku juga tak mau meninggalkan Taehyung. Aku sudah terlalu bahagia tinggal disini dengannya dan Bibi Ahn.
Tapi disisi lain aku merindukan ayahku. Merindukan sosok pria bertubuh kurus tinggi itu yang selalu membaca koran di pagi hari dengan secangkir teh hangat yang aku buatkan untuknya. Terlepas dari kebiasaan mabuknya dan memukulku di kala stres. Ia adalah Ayah yang baik. Ayah yang sangat menyayangi putri semata wayangnya ini. Ayah yang rela kerja lembur berhari-hari demi membelikan aku ponsel keluaran terbaru. Ayah yang rela menggendongku ke klinik saat aku jatuh sakit karena lelah mengikuti berbagai macam kompetisi tanpa memedulikan hujan lebat yang mengguyur tubuhnya. Aku merindukannya sungguh. Kebencian ku padanya lenyap entah kemana saat ini.
Kurasakan seseorang duduk di atas kasur. Aku mendongakkan kepalaku yang sedari tadi aku benamkan di lututku yang kutekuk. Mendapati Taehyung yang menatapku cemas.
"Sebenarnya ada apa? Kau hanya diam saja hari ini. Kau membuatku merasa tidak enak. Kalau ada masalah katakan saja. Jangan dipendam sendiri," ujar Taehyung. Tangannya menggenggam tanganku lembut. Ia sangat cemas denganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost ✔
Fanfiction[Complete] Im Yebin, gadis yang kabur dari rumahnya ini tanpa sadar datang ke rumah Kim Taehyung. Kim Taehyung yang lantas kesepian karena tidak punya teman meminta Yebin untuk tinggal bersamanya. Tapi Yebin tak bisa selalu bersamanya. Jauh di lubu...