Sory for typo
~~~~~~~~~~~~~~~~
Jason POV
Hari itu,
Aku selalu mengingatnya.
Hari dimana aku melihat matanya yang indah. Hari dimana aku merasakan debar jantungku yang tidak beraturan. Hari dimana aku hanya dapat berdiri terpaku sambil memandangnya yang bahkan tidak menyadari kehadiranku.
Ya, itu adalah hari dimana aku bertemu dengannya, Adelia Putri Guntoro.
Orang yang membuatku merasa nyaman bila berada didekatnya. Membuatku melupakan semua masalah yang kuhadapi selama ini.
Menyenangkan rasanya jika selalu berada di dekatnya.
'Perasaan apa ini? Mengapa jantungku selalu berdebar saat melihatnya? Mengapa aku selalu ingin berada disampingnya dan selalu menggenggam tangannya?'
Pikirannku masih melayang entah kemana hingga dering ponselku membuyarkan semua hayalanku.
Ku ambil ponsel yang berada di saku celana ku, melirik siapa yang menelpon ku disaat-saat seperti ini.
"Kemana kamu?"
Sebuah suara yang muncul ketika aku baru saja mengangkat telepon itu. Terdengar datar, seakan tidak perduli jika aku pulang ke rumah atau pun tidak.
"Kafe deket sekolah, Ma."
"Pulang sekarang."
Tanpa menunggu apa yang akan ku katakan, mama memutus sambungan begitu saja setelah mengucapkan perintah mutlak yang tak dapat dibantah.
Aku menghela napas panjang. Selalu seperti ini. Menelepon, memerintah lalu memutus sambungan. Jika aku tidak mengikuti perintahnya, maka aku akan mendapat hukuman. Entah itu tidak mendapat uang jajan, motor disita, dan yang lainnya.
Yahh walaupun begitu, aku masih bersyukur karena masih dapat bertahan hidup dan bersekolah hingga sekarang, walaupun harus diperlakukan seperti itu oleh mereka.
Aku melangkah menuju parkiran dan mengendarai motorku untuk pulang kerumah.
<{{●}}>
Sampai dirumah, aku langsung memasukkan motor ke garasi dan berjalan menuju ruang keluarga. Disana sudah ada mama, papa dan Rangga.
Rangga adalah adikku. Ia berusia 15 tahun dan masih kelas 3 SMP. Mama dan papa sangat menyayanginya. Berbeda dengan ku, mereka terkadang bahkan tidak menganggapku ada.
Ha ha. Konyol.
Tapi aku sudah tidak begitu memperdulikan itu lagi. Masa depan masih menungguku. Aku tidak punya waktu untuk mengurusi mereka yang bahkan tidak menganggap ku ada.
Aku berjalan menuju mereka yang terlihat sangat bahagia jika hanya berkumpul bertiga.
Tanpa aku.
Aku menguatkan diri dan tetap berjalan. Namun, ketika mereka merasakan ada seseorang yang datang, senyum yang tadi terpasang diwajah luntur seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Love
Fiksi RemajaKisah tentang Adelia Putri Guntoro, seorang gadis dengan paras yang rupawan serta otak yang cerdas tak lupa dengan suaranya yang indah mungkin akan membuat sebagian orang menginginkan posisi tersebut. Namun tidak dengan Lia, ia merasa tidak ada gun...