Sorry for typo~~~~~~~~~~~~~~~~
Selama di perjalanan tidak ada topik yang mereka bicarakan. Seolah-olah sibuk dengan pikirannya masing-masing. Berbeda dengan Tifani yang terlihat sudah tertidur lelap karena kelelahan.
Jason sibuk dengan pikiran tentang Lia dan Angel yang memang tidak terlalu suka banyak bicara. Ia merupakan tipe perempuan yang tidak banyak bicara sehingga suasana di dalam mobil itu sangat hening.
Sampai dirumah, Angel menggendong Tifani dan merebahkannya di tempat tidurnya. Baru setelah itu ia menemui Jason yang telah berada di ruang tamu.
"Maaf ya, kamu jadi repot nemenin Tifani jalan-jalan. Ngomong-ngomong kamu ngapain tadi ke rumah aku? Mau ngomong tentang apa?" Tanya Angel pada Jason mengingat ini pertemuan pertama mereka.
"Tadinya aku mau ngobrol sama kamu tapi karena tadi kamu mau pergi ya sekalian aja aku ikut. Sekarang bisa kita ngomong sebentar?"
"Aku mau bahas tentang perjodohan kita. Kamu uda tau kan kalo kamu dijodohin sama aku?"
"Iya, aku uda tau tentang itu. Tapi emangnya kenapa? Kamu nolak perjodohan ini?" Angel berjalan perlahan menuju kearah Jason dan dudul di sofa yang bersebrangan dengan Jason.
"Itu makanya aku mau ngomong ini sama kamu. Kamu terima perjodohan ini?"
"Kenapa enggak? Aku mau nurut aja apa kata orang tua. Mereka pasti ngelakuin apa yang terbaik buat aku. Jadi aku nurut aja. Lagian apa salahnya kita coba hubungan ini. Mungkin ini uda takdir Tuhan buat kita. Tapi kalo kamu ga mau terima perjodohan ini ya ga papa. Itu kan terserah kamu, keputusan ada di kamu sekarang,"
Jason menghela napas pelan sebelum berkata,
"Oke, aku terima perjodohan ini. Mungkin ini yang terbaik untuk sekarang. By the way makasih ya buat hari ini. Makasih juga buat saran kamu. Kayanya ini uda mulai malem. Kalo gitu aku pulang dulu ya. Kapan-kapan kita bisa ngobrol lagi." Ucap Jason sambil berdiri berniat untuk pulang ke rumahnya."Oke. Hati-hati dijalan yaa,"
"Sip." Jason berlalu pergi ke luar rumah untuk mengambil motornya kemudian menaikinya dan pulang ke rumah.
<{{●}}>
Jason P.O.V
Aku sampai di rumah dan jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Suasana rumahnya sangat sepi ketika ia sampai. Bahkan lampu juga dimatikan. Bertanya-tanya kemana semua orang, aku pergi ke arah gerbang dan bertanya pada Pak Joko, satpam di rumah ini.
"Pak, kok ga ada orang dirumah? Mama, papa sama kemana pak?" Tanyaku pada pak Joko.
"Ohh tadi nyonya, tuan sama den Rangga teh pergi keluar den. Kayanya makan malam bareng deh soalnya tuan nyuruh mbok asih ga masak apa-apa. Langsung pulang aja katanya,"
"Gitu ya pak. Makasih ya pak,"
"Sama-sama atuh den,"
Lagi.
Mereka meninggalkan aku seolah aku hanyalah orang asing yang menumpang di rumah mereka. Aku memang selalu ditinggal sendiri di rumah ini. Selalu dibedakan dan selalu dikucilkan oleh seluruh keluarga baik keluarga mama maupun papa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Love
Genç KurguKisah tentang Adelia Putri Guntoro, seorang gadis dengan paras yang rupawan serta otak yang cerdas tak lupa dengan suaranya yang indah mungkin akan membuat sebagian orang menginginkan posisi tersebut. Namun tidak dengan Lia, ia merasa tidak ada gun...