Dua tahun yang lalu saat Rena menginjak usia tujuh belas tahun dan masih duduk di bangku SMA kelas XII. Saat pulang sekolah Pamanya tepatnya adik kandung dari Ayahnya sendiri yang bernama Antonio Alexander membawanya pergi ke suatu tempat yang sepi yakni ke sebuah gudang. Rena diikat tangan dan kaki nya serta dibungkam mulutnya.
"Om.. Lepasin Rena!!" teriak Rena.
"Om, mau apain Rena? Om lepasin!" ucap Rena sambil menangis.
"Berisik! Diam kamu!!" bentak Anton lalu membungkam mulut Rena dengan kain.
Kemudian Anton menelpon Andi untuk datang ke tempat Rena disekap. Dengan alasan Rena diculik dan ditemukan oleh nya. Namun itu hanya rencana Anton agar Andi datang menemuinya dan menandatangani dan mengganti namanya sebagai penerima surat wasiat penyerahan Aset Perusahan dan semua kekayaan milik Andi yang kelak nanti diserahkan kepada Rena putri tunggal nya. Anton ingin memiliki semuanya karena ia iri dengan Kakak nya sendiri.
Tiba-tiba Andi sudah berada di ambang pintu dengan ditemani Istrinya yaitu Almira yakni Ibunya Rena. Almira menangis melihat putri nya di sekap begitu, ia berlari ingin menghampiri dan menolongnya namun tanganya dicekal oleh Anton. Kemudian Andi marah kepada Anton melihat tangan istrinya disakiti lalu dengan sigap Anton mengeluarkan pistol dari sakunya, diletakan dekat pelipis kepala Almira dan hendak membunuhnya. Rena yang melihat Ibu nya disakiti ia hanya menangis, ingin menjerit namun tak bisa. Sebisa mungkin Rena melepaskan ikatan tali ditanganya dan kakinya namun tetap ia tidak bisa.
"ANTON! LEPASKAN!" bentak Andi dengan suara meninggi penuh emosi.
"Aku tidak akan melepaskannya!"
"Mau kau apa? Sampai nekat begitu?" tanya Andi.
"Aku akan membunuh anak dan istri kau! Kalau kau tidak menandatangani dan mengganti namaku Antonio Alexander sebagai penerima surat wasiat penyerahan Aset perusahaan dan semua kekayaan kau yang hendak diberikan kepada Anak kau. Tidak segan-segan aku membunuh anak dan istri kau sekarang juga!!" seru Anton.
"Tidak akan pernah aku menyerahkan wasiat itu kepada kau!! Tidak akan pernah! Camkan itu!"
Kemudian Anton menembakkan pistolnya ke arah Rena, untungnya peluru pistol tersebut melesat ke arah bangku disamping Rena.
"Kau sudah gila Anton!" ucap Andi. Almira dan Rena hanya menangis melihat ini semua. Kemudian Almira membuka suara dan sebisa mungkin melepaskan genggaman Anton.
"Mas! Tanda tangani saja surat wasiat itu, aku tidak butuh harta melainkan aku butuh nyawa putriku Rena!" ucap Almira sambil menangis tersedu-sedu.
Kemudian Almira menghampiri Rena dan membantu melepaskan ikatan tali di tangan dan kakinya. Lagi-lagi pistol itu ditembakan oleh Anton ke arah Rena dan Almira dan untungnya peluru tersebut hanya melesat ke arah bangku di samping Rena.
"Ayah! Tanda tangani saja surat itu yah! Hiks.. Hiks.. Aku gak mau Ibu celaka gara-gara surat wasiat itu!" ucap Rena yang kini bersuara dan memeluk Ibunya sambil menangis.
"Bagaimana Andi Wiratman? Apa kau bersedia menandatangani surat itu? Tadi tembakkanku sebagai pemanasan saja dan sekarang untuk ketiga kali nya aku akan benar-benar melesatkan arah peluru pistolku ke arah istri dan anakmu! Aku akan membunuhnya! Mereka akan MATI! Hahahaha..." jelas Anton sambil tertawa jahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Rindu Ayah
Espiritual| ADA DI APLIKASI DREAME | "Kebodohanku selama ini adalah mengikuti egoku, yang tak kusadari telah banyak menyakiti perasaanmu. Maafkan aku Ayah.... Aku hanya ingin membuatmu bangga, meski yang terjadi tak selalu sama seperti yang engkau harapkan. K...