3 🍭 pelangi

142 73 63
                                    

•••

"Kamu adalah yang terbaik, daripada yang terbaik!"

•••

Alam berjalan menuju sebuah kamar yang berada disebelah kamarnya. Didepan pintu terpampang sebuah tulisan yang sangat menyinggung dirinya.

'ANJING DILARANG MASUK!!!'

"Xianying secara gak langsung dia telah melecehkan ku." ucapnya lalu membuka pintu itu tanpa permisi.

"Ngapain lo masuk kesini?" tanya Della melihat abangnya masuk tanpa permisi ke kamarnya.

"Jiah pelit banget!!!" tanpa berdosa Alam pun tidur di kasur Della.

"Buset! anak siapa sih lo! pergi lo! udah punya kamar sendiri juga. Masih aja nyelonong masuk kamar orang!" usir Della sambil menarik tangan Alam.

"Anaknya mpok Apipeh ngapa?!"

Della mulai geram dengan kelakuan Alam. "Hihhh!" Della menghentak hentakan kakinya kesal.

"Lo mau minjem bolpen lagi?" tanya Della to the point.

Alam bangkit dari kasur Della, lalu mendekatinya. "Pinternya ade gue." Alam mengusap puncak kepalanya.

"Kebiasaan! lain kali beli sendiri napa?" Della mengambil sebuah bolpen dari desgribnya lalu memberikannya pada Alam.

"Makasih!" Alam pun beranjak dari kamar Della.

Namun saat berada di depan pintu, "Secara tidak langsung lo ngelecehin gue!"

"Oiyaaa gue lupa, lo kan anjing yaa?" Della terkekeh.

"Adek durhaka lo!" Alam kembali masuk ke dalam kamar adiknya. Berniat ingin membalas perkataannya dengan menggelitiki badan Della.

Mengetahui itu Della langsung berlari menghindar. Della naik ke atas kasurnya lalu mengelilingi kamarnya karena Alam mengejarnya sangat cepat. Della berhasil keluar dari kamarnya, ia berlari ke lantai bawah.

"DELLA MAU LARI KEMANA LO?!" pekik Alam mengejar Della.

"AYAH?! tolongin Della!" Della berhambur kebelakang Ayahnya mencari perlindungan.

"Eh, kenapa nih?" Ayahnya kebingungan melihat gadis kecilnya yang berkeringat.

"Ituuu, Della di kejar kejar sama anjing! kan Della takut yah." keluhnya mengadu dengan Benua.

Benua menyipitkan matanya, melihat siapa yang menuruni tangga. "Huss, itu abang kamu sendiri!"

"Pa--yah lu Dell, min--ta per--lindungan Ayah segala!" Alam ngos ngosan. Alam menarik nafasnya, sambil mengumpulkan tenaganya untuk mengejar Della kembali.

"Ya gituu, kalo gapernah olahraga! lari dikit capek, cemen lo mah!" Della mengacungkan kelompoknya ke udara, lalu membalikkan jempolnya.

Mata Alam membulat melihat ejekan adiknya. Alam menahan kekesalannya, karena sedang ada ayahnya.

"Heh! sudah! bisanya berantem aja!" Della melipat tangannya di depan dada. "Kapan kalian akur? hah? kapan?"

"Selagi kubu korea selatan dan korea utara ga bersatu gue ga sudi! akur sama lo!" mata Della melotot seperti ingin keluar.

"Selagi bapaknya biskuit kong guan, belum pulang pulang. Gabakalan gue akur ama lo!" seru Alam.

Mendengar ungkapan ungkapan itu, Benua menepuk jidatnya sendiri. Harus sabar menghadapi kedua orang ini.

GOCCIOLINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang