Surat Pos : 11

3.4K 398 8
                                    

Pagi ini, Abi merasakan ada yang berbeda.
Emm ... karena nggak ada kiriman surat?

Abi mendengus pelan.

Atau ... Abi rindu pada si F?

Abi menggeleng cepat. Setelah itu, ia menaiki motor besarnya, melaju dengan kecepatan sedang menuju sekolah.

📬

"Woy, Nit!" panggil Deni pada Anita yang sedang duduk di meja guru.

Saat ini istirahat sedang berlangsung. Setelah dari kantin bersama Abi, mereka segera menghampiri Anita yang sedang duduk di meja guru sambil memainkan ponselnya. Bukan, bukan mereka berdua. Tetapi hanya Deni saja.

Abi tidak mempedulikan itu,

walau di lubuk hatinya yang paling dalam,

Abi penasaran.

Bahkan, sangat penasaran.

Kembali lagi pada Deni, Anita mendongakkan kepalanya saat Deni berada di hadapannya.

"Kenapa?" tanya Anita.

"Farah sama Feni, mereka izin apa?" Deni bertanya.

"Ngapain lo tanya-tanya? Suka?"

"Anjir. Gue cuma nanya, kali." Deni mendengus. "Udah sih tinggal jawab doang. Mereka izin apa?" tanya Deni lagi.

"Ke luar kota, ada acara keluarga. Kenapa emangnya?"

"Sama-sama izin di luar kota?"

Anita mengangguk sebagai jawaban.

"Kok, bisa?"

"Ya bisa, lah. Mereka kan saudara, namanya juga izin acara keluarga. Gimana sih, lo?!" Anita bangkit dari duduknya. "Udah ah, gue mau ke kantin!"

Pandangan Deni beralih pada Abi yang sedang menulis sesuatu di buku tugasnya.

"Abi!" panggil Deni berteriak.

Abi menoleh pada Deni yang masih berdiri di depan meja guru.

"Farah sama Feni saudara, mereka izin acara keluarga!"

Abi menepuk jidatnya pelan. Astaga, Deni.

"Bangsat," umpatnya.

Surat Pos [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang