9

11.9K 1.5K 138
                                    

Halooo! Update lagi. Di Karyakarsa udah end ya zeyengku 😘

###

“Terima kasih, Bin," ucap Kinara setelah tenang. Setelah Sheila pergi Kinara tak dapat menahan sedihnya, ia menangis kemudian Bian datang memeluk, menenangkannya. Lelaki itu membawanya keluar dari minimarket, membimbingnya masuk mobil yang terparkir di halaman minimarket.

"Sebenarnya apa yang terjadi, Kin? Aku tidak mengerti kenapa wanita itu mengatakan kamu membunuh saudara tirimu?"

Kinara menyandarkan kepalanya di jok mobil. Ia menggeleng kecil. "Entahlah, Bin. Aku bingung harus mulai bercerita dari mana. Intinya aku tidak membunuh Vina dan aku hanya membela diriku," jawab Kinara. Ia menoleh pada Bian. "Kamu tahu sendiri tahu aku bagaimana? Apa aku terlihat seperti orang suka menyakiti orang lain atau seperti pembunuh?" sambungnya. Matanya menerawang jauh ke depan.

"Aku tahu kalian memang tidak cocok. Tapi kalau kamu sampai membunuhnya … sulit dipercaya.” Bian memutar tubuhnya menghadap Kinara. Ia bisa melihat gurat kesedihan wajah Kinara.

"Kamu bisa bilang begitu karena tidak melihat langsung, Bin. Kalau kamu di sana mungkin kamu akan berpikiran sama dengan yang lainnya.”

"Mungkin bagi mereka yang belum mengenalmu, tapi tidak buatku, Kin," bantah Bian secara tegas.

"Semoga saja ucapanmu itu benar." Kinara memperhatikan sepasang suami-istri yang kebetulan lewat di depan mobil Bian. Ada dua balita dalam gendongan mereka. 
‘Apa aku bisa seperti mereka?’ Entah mengapa batinnya bertanya demikian padahal tak pernah terbersit sedikitpun angan tentang membangun rumah tangga di benaknya saat ini.

"Kin." Bian menggoyang-goyangkan tangannya di depan gadis itu.

Kinara terkejut lalu segera mengerjapkan matanya. "Ya?" tanya Kinara sambil menatap Bian.

"Aku tanya, apa karena hal ini kamu pergi dari rumah?" ulang Bian lagi.
Ia mengangguk. "Ya dan beberapa hal lainnya.” Kinara menatap sendu manik hitam kecokelatan Bian sebelum kembali menyambung kata-katanya.  "Sudah sore, ayo antar aku pulang,” pinta Kinara. 

Bian menjalankan mobilnya meninggalkan parkiran minimarket. Dalam perjalanan pulang Kinara akhirnya menceritakan secara singkat kejadian yang menimpa Vina pada Bian. Tidak ada tujuan khusus menceritakan hal tersebut, ia hanya ingin mengeluarkan gumpalan kebenaran yang menyesaki dada.

🌰🌰🌰

Kinara segera naik ke kamarnya di lantai dua. Ia meletakkan barang belanjaannya, menatanya di lemari kecil samping pintu kamar mandi. Tak lama kemudian ia mandi membersihkan tubuhnya. Setelah itu Kinara turun membantu Bi Nah memasak untuk makan malam. Hari ini mereka membuat sayur sop, kecap tahu tempe, ayam goreng, dan sambal terasi. Rasanya sangat cocok dengan cuaca di luar yang hujan.

Hidangan siap di meja. Bi Nah mengetuk pintu ruang kerja Gara, memberitahu jika makan malam sudah siap. Lelaki tampan itu tak lama keluar dari ruang kerjanya. Ketika ia sampai di ruang makan, Kinara sudah di sana. Wanita itu hanya melihatnya sekilas melanjutkan makannya tanpa menyapanya. 

Sejurus kemudian Bi Nah keluar dari dapur lalu kembali ke pondoknya. Gara duduk di hadapan Kinara lalu mulai mengisi piringnya. Semua gerakan laki-laki itu tidak luput dari pengamatan Kinara. Pria di depan matanya ini kenapa bisa setampan itu, membuat wanita tak berkedip menatapnya. 

Waiting For Love (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang