Pendidikan Karakter Dalam Ruang Hampa

213 4 0
                                    

Di  negeri ini menyaksikan pelajar berseragam SMP atau SMA dengan berbagai  senjata di tangan leluasa berkelahi di area publik, adalah hal biasa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di negeri ini menyaksikan pelajar berseragam SMP atau SMA dengan berbagai senjata di tangan leluasa berkelahi di area publik, adalah hal biasa. Sebagian dari masyarakat bahkan sudah menganggap ini sebagai sesuatu yang lumrah. Sudah menjadi rahasia umum jika sebagian masyarakat juga mengetahui, sekolah mana dan kelompok mana yang sedang dan sering menunjukkan kedigdayaan ala preman tersebut. Tak ada tindakan untuk mencegah dari mereka, karena persoalan dapat menjadi tidak mudah. Alhasil tindakan tersebut pun terus berulang. Pihak berwenang, seolah pasrah dan tidak memiliki strategi kontinyu yang berdampak signifikan menekan terulangnya tindakan tawuran apalagi membuatnya menjadi nihil. Pembiaran dari masyarakat dan tidak 'berdayanya' aparat penegak hukum, membuat tawuran tumbuh subur dari masa ke masa.

Berbagai penelitian,menunjukkan bahwa sebagian besar pelajar yang berusia remaja baik di kota-kota besar, maupun kota-kota kecil di berbagai daerah di Indonesia, sudah berkenalan dengan seks bebas. Angkanya cukup mencengangkan meski mengenai sample dan metode masih bisa diperdebatkan. Namun hal Ini tetap dapat menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat memang mulai permisif dengan prilaku bebas remaja.

Kemajuan teknologi informasi, juga menarik pelajar remaja ke pusarannya. Sensasi narsis di kalangan mereka ternyata tidak selalu berbuah manis. Keterbatasan berpikir mereka untuk melihat dampak dari sebuah tindakan, tak jarang menimbulkan bencana bagi diri, keluarga dan tentu saja bangsanya. Dengan segala kemudahan merekam dan meng-up load gambar, remaja telah memanfaatkannya untuk menjadikam diri mereka 'terkenal'. Namun persoalan muncul saat apa yang mereka up load adalah konten pornografi dan kekerasan. Ada banyak kasus berkaitan dengan prilaku porno remaja yang di unggah ke dunia maya. Ironisnya beberapa diantaranya justru diunggah oleh pelakunya sendiri. Belum lagi berbagai video kekerasan yang dilakukan oleh remaja saat merekrut anggota baru gengnya.

Mencermati apa yang terjadi di kalangan pelajar usia remaja tersebut, berbagai pihak kemudian menunjuk muaranya adalah dunia pendidikan. Dunia pendidikan sudah kehilangan roh, karena semakin hari semakin berorientasi pada kepentingan akademik semata. Proporsinya menjadi tidak berimbang antara tanggungjawab sebagai lembaga pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai kehidupan dengan lembaga pencerdasan. Ini berarti lembaga pendidikan dalam hal ini persekolahan telah dianggap terlalu jauh bergeser dan tidak lagi membekali peserta didiknya dengan kecerdasan nurani, yaitu pendidikan bagaimana mengolah rasa. Intinya dunia pendidikan persekolahan tidak lagi mengembangkan pendidikan karakter. Fakta di lapangan dengan mudah menunjukkan, bahwa biang keladi kericuhan di jalanan dilakukan oleh para remaja berseragam.

Sepertinya para pemangku kepentingan di negeri ini sepakat dengan wacana tersebut. Sehingga pemerintah pun kemudian mengeluarkan kebijakan dengan menempatkan pendidikan karakter kembali sebagai ujung tombak bagi proses pendidikan. Dampaknya, sekolah harus berbenah, mengevaluasi berbagai hal yang berkaitan dengan apa yang harus dilakukan guna menjalankan kebijakan tersebut. Tidak terkecuali mengevaluasi kurikulum dan berbagai hal sebagai turunan atau penjabarannya. Guru pun mulai disibukkan dengan perubahan-perubahan tersebut, utamanya berkaitan dengan kepentingan administrasi pembelajaran.

Membangun Identitas Melalui PendidikanWhere stories live. Discover now