Enam

12 2 0
                                    

Kring..Kring..Kring..

Bel berbunyi dengan terus menerus, pertanda semua murid harus sudah di bubarkan dan meninggalkan sekolah tersebut. Rencananya hari ini setelah pulang sekolah Dio dan Tari akan mengunjungi toko buku yang terletak di jalan Mawar, tetapi salah satu dari mereka yaitu Dio tidak bisa ikut ke toko buku bersama Tari dikarenakan dengan beberapa alasan. Dan sekarang terpaksalah hanya Tari seorang yang pergi ke toko buku tersebut dengan menggunakan kendaraan beroda empat.

"Mau turun dimana neng?." Ucap lelaki paruh baya itu yakni supir taxi yang di tumpangi Tari.

"Di jalan Mawar pak, sebelah kiri." Balasnya.

Cekittttttttt.......

Akhirnya, kendaraan beroda empat itu berhenti di jalan Mawar sesuai yang di sampaikan Tari tadi. Lalu Tari membayar ongkos taxi tersebut dengan satu lembar uang sebesar 200.00 ribu. Tari mulai memasuki toko buku tersebut dengan pelan sembari ia melihat-lihat buku yang tertera di rak. Tari mencoba berjalan ke arah kiri untuk mencari Novel , ia sangat tahu persis dimana letak berbagai Novel tersebut. Setelah berhasil mendapatkan Novel yang ia inginkan, segeralah ia berjalan ke arah kanan untuk mencari buku lainnya.

"Nah ini dia buku nya, akhirnya aku nemu juga, lumayan lah ada faedahnya aku beli buku Resep ini, siapa tahu aja jadi chef handalan gitu hahaha".

"Maaf mba, apa mba sudah selesai menemukan buku yang di inginkah?". Ucap salah satu petugas toko tersebut. Tari hanya menganggukan kepala saja.

"Kalo mba sudah menemukan buku yang di inginkan, mohon segeralah untuk di bayar di kasir, karena toko buku ini sebentar lagi akan tutup". Lanjutnya.

"Iya pak."

🍑🍑🍑

"Assalamu'alaikum, bunda Tari pulang.."

"............"

"Lah si bunda kemana sih kok kayak gaada orang gini?".

Drttt...Drttt...Drttt...

"Hallo bunn, bunda kemana sih, ini tari udah pulang sekolah, bunda gaada di rumah pantesan tadi tadi ngucapin salam gaada yang jawab, kan bikes mah, sebenernya bunsa di mana sih". Omelnya.

"..........."

"Oh iya bun gapapa, asalkan jaangan lama-lama ya, pokoknya bunda harus pulang, kalo ga pulang siap-siap Lee Min Ho diambil sama Tari."

"Iya Tar, bunda pasti pulang kok lagian ini bentar lagi acara arisannya selesai, jangan dong sayang, Lee Min Ho kan cuma bunda yang punya, kamu kan udah punya Sehun."

"Halah si bunda, ga cukup apa suami satu si Ayah, eh malah pengen Ahjussi rasa Oppa."

"............."

"Iya bun, Waalaikumsalam"

Emak anak sama aja :v

Tari menghempaskan tubuhnya di ranjang dengan masih menggunakan seragam sekolah, ia sangat malas jika untuk mengganti seragam dengan pakaian sehari-hari, menurutnya seragam sekolah itu memiliki rasa nyaman. Tiba-tiba ponsel Tari menyala dengan menampilkan notif dari LINE

Dio

P
P
P
P

Apaan?

Gajadi,-

Aku barpul dari TB

TB? Toko Bangunan?

Toko Buku -_-

Oh yaudah deh istirahat sanah

"Apaan cobak anak kutil nyepam-yepam gajelas, giliran di bales malah bilang gajadi, aku kan barpul di toko buku lagian dari tadi ponsel aku di silent. Ah sudalah mending aku tidur sore." Omelnya.

😴😴😴

"Tari, apa lo mau jadi pacar gue?". Tanya seorang lelaki di hadapannya

"Umm..aku mau ja-ja-jadi pa-car ka-ka-kamu." Jawabnya dengan terbata-bata.

"Yakin...???". Tanyanya. Tari hanya menganggukan kepalanya.

"Berarti mulai sekarang dan detik ini juga lo milik gue, dan sekarang tanggal 16 Juli dimana gue dan lo resmi pacaran????!!!!"

"Iya"

"Akhirnya setelah lama gue menunggu lo dan memendam perasaan ini, gue pacaran sama lo Tar, makasih gue seneng banget". Ucapnya girang.

"Iya, kembali kasih, aku juga seneng banget."

"Tar, gue boleh cium lo gak?". Pinta lelaki tersebut.

"Hah buat apa? Kamu cium aku dalam rangka apa?!". Kagetnya

"Ya gak buat apa-apa sih, cuma ya gue ingin sekali ini aja Tar, please."

"Umm..okedeh kamu boleh kok cium aku". Pasrahnya

"Bener ya?? Okelah sekarang lo tutup mata dulu". Saat laki-laki itu menyuruh Tari untuk menutup mata, bibir Tari sudah monyong-monyong sejak tadi. Siap ya..

"Tari bangunnnn!! Helehh ini anak dari tadi dibangunin malah gak bangun-bangun!!". Teriak bundanya di dalam kamar Tari.

"Astaga!! Bunnnnnnnn ini jam berapa?!!!".

"Pake acara nanya ini jam berapa lagi, cepet ganti baju, masih pake seragam sekolah kok malah tidur, terus itu tuh bibir kamu ngapain di monyong-monyongin, jangan-jangan kamu ----". Tegas bundanya sembari menujuk-nunjuk bibir Tari.

"Ih bunda apaan sih, tadi itu Tari capek pulang sekolah, yaudah Tari tidur aja".

"Kalo soal bibir Tari yang monyong itu...Tari cuma lagi pengen gaya-gaya buat selfie". Lanjutnya. Pintar sekali cari alasan Tar.

Bohong lu Tar :v

"Halahh, ngeles aja kamu, pasti lagi ngebayangin lagi adegan kiss kan sama bias kamu itu hahaha mimpi kau nak. Yasudah cepet ganti baju, terus makan malem".

🍴🍴🍴🍴🍴🍴

Sedari tadi di meja makan, Tari terus memikirkan mimpi tadi, ia berusaha untuk melupakan tetapi malah semakin terngiang, makanan yang dari tadi sudah di siapkan hanyalah dipandang kosong.

"Tar, kok makanannya malah di liat terus? kenapa ga dimakan? kamu juga dari tadi bunda perhatiin ngelamun terus, kayak lagi mikirin sesuatu." Herannya.

"Ummm..engga kok bun Tari ga mikirin apa-apa, Nih sekarang mau Tari makan kok makanannya." Jawabnya sembari mengangkat piring yang berisikan nasi beserta lauk pauknya.

"Yasudah makan yang banyak ya biar gendut hahahaha."

"Aishhhhh bundaaaaaaa kok gitu sih sama anak sendiri." kesalnya

Ceritanya makin absurd aja + pendek :v

Jangan lupa Vote&Comment yaa makasi ^^

Hanya Ingin BersamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang