Tujuh

6 2 0
                                    

Author Pov
  Hujan deras menggunyur kota Bandung, yang seharusnya cerah dengan matahari kini digantikan dengan awan mendung dan hujan, suasana yang begitu dingin membuat semua orang malas untuk melakukan berbagai aktivitas, mungkim terbawa suasana dingin jadi ingin melanjutkan untuk tarik selimut dan tidur kembali. Berbeda dengan Tari, ia malah semangat bersekolah hari ini tidak ada kata malas dalam kamus Tari, apalagi hari ini datang hujan, Tari sangat menyukai hujan, menurutnya hujan itu indah di bandingkan dengan pelangi, tetaplah yang paling indah itu hujan, ia tidak menyukai pelangi, kenapa? sebab pelangi cuma indah sesaat, setelah itu ia pergi dengan perlahan.

Bughhhhh!!!!!

"Awwwwww.". Ringisnya. "Saha sih yang naro kulit pisang di tangga hah!". Bentaknya

"Aduh..ada apa sih pagi-pagi udah rame aja." Bunda nya yang selagi dari tadi di dapur berkutat dengan senjatanya untuk memasak terganggu.

"Ini nih bun, gara-gara kulit pisang ini Tari jadi kepeleset, kaki Tari sakit, bokong Tari kena lantai. Saha sih bun yang makan pisang tadi malem? Nyari ribut aja!!". Kesalnya

"Makanya kalau jalan hati-hati, gini kan jadinya. Kamu mau tahu siapa yang naro kulit pisang itu?". Godanya

"Iya bunnn"

"Yakinnn??? Okelah, yang naro kulit pisang itu si Ayah, jadi pas malem itu Ayah makan pisang terlalu banyak, mungkin ke- kenyangan nah sisanya tinggal sedikit, katanya sih mau dibawa ke kamar, eh pas mau masuk kamar malah disimpen di tangga. Jadi sekarang gimana? Mau ribut sama Ayah?". Jelasnya

"Ohhh ternyata si Ayah yang naro kulit pisang di tangga '-' ah gapapa deh Tari maafin, lagian masa anak nyari ribut sama Ayah nya sendiri hehehe."

"Yaudah sekarang kamu makan dulu sebelum berangkat ke sekolah". Titah bundanya.

Jika di kediaman Tari seperti itu suasana di pagi hari, bagaimana susana di kediaman Dio??

"Sebelum berangkat ke sekolah jangan lupa makan". Perintah mamanya.

''Iya ma". Jawabnya dengan lesu

"Eh kok kayak males gitu sih, kenapa?". Tanya mamanya dengan heran.

"Umm gapapa kok ma.."

  Sebenarnya ia malas untuk bangun pagi dan bersekolah, ia tidak semangat hari ini karena masih ngantuk semaleman begadang yang ia inginkan sekarang hanyalah maraton tidur Makan pun selesai dan saatnya Dio pamit pada mamanya.

"Ma, Dio berangkat sekarang , assalamu'alaikum". Pamitnya

"Iya, Waalaikumsalam, Hati-hati"

🍑🍑🍑

"Hai Matahari Ratuliu, selamat pagi". Sapa seorang lelaki yang tidak asing baginya sedang berdiri di tangga sesekali meletalan tangannya di pinggir tangga.

"Eh iya hai juga, dan selamat pagi juga". Balasnya singkat dan terburu-buru tanpa melirik sahabat nya itu.

"Eh bentar stop! kok lo kayak buru-buru gitu sih, santai aja kali belum juga bel, eh tinggal 10 menit lagi deng hehehe". Tahannya. Tari mengabaikannya ia memilih untuk lebih cepat masuk ke dalam kelas dari pada menjawab pertanyaan ga penting itu.

"Lah si Tari tumben ga ngelirik abang ketjeh ini, ah sudalah mending gue ke kelas aja, entar aja lah pas jam istirahat juga ketemu lagi". Lanjutnya

Hanya Ingin BersamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang